Efisiensi Energi dan Produksi pada Usahatani Padi di Lahan Sulfat Masam Potensial

https://doi.org/10.22146/agritech.9798

Sudirman Umar(1*), Linda Indrayati(2)

(1) Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Jalan Kebun Karet PO Box 31, Loktabat Utara, Banjarbaru 70712
(2) Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Jalan Kebun Karet PO Box 31, Loktabat Utara, Banjarbaru 70712
(*) Corresponding Author

Abstract


Tidal swamp land is a potential land to overcome in the future national food security as a result of land conversion.  Generally, in farming system, farmer labor in used from land preparation till postharvest.  Experiment was conducted at experimental station of Belandean, Barito Kuala regency, South Kalimantan in April until September 2009.  The object of experiment was to evaluate distribution and consumption of energy for managing farming system on acid sulphate soil potential with introduction technology at dry season.  Energy consumption was analyzed on all steps of production process.  Result of analysis showed that rice cultivation on potential acid sulphate soil utilized physical energy (man power) without tractor and power thresher as 253,116.80-195,170.55 k.cal ha-1.  Total energy for managing one hectare of that area was 274.858,90 k.cal ha-1 with introduction technology or 1.41 times more than by farmer technology.  Comparing with total of cost production, cost of man power with introduction technology was 56,92 %.  In production process, by applying input of physical and chemical cost, produced  energy output as 20,799,900 k.cal ha-1 and Rp 14,325,000 of cost output or increased as 48.15 %.  Based those input and output of energy was obtained production efficiency as 9,02% and 9,73 % for introduction and farmer technology. On farming system in potensial tidal swamp the energy input and production increased 1.54 and 1.15 times by addition introduction technology.  Result of evaluation showed that utilization production capital becoming more increase utilization of purun tikus (eleocharis dulcis), ameliorant and one way flow, production technology input increased as 54.31%.

ABSTRAK

Lahan rawa pasang surut merupakan lahan alternatif yang potensial untuk mengatasi kekurangan pangan akibat menciutnya lahan subur yang telah beralih fungsi ke penggunaan non pertanian sehingga petani pun semakin tidak menentu dalam mencari pekerjaan. Umumnya dalam usaha pertanian, tenaga kerja petani digunakan mulai dari persiapan lahan hingga kegiatan pascapanen. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Belandean, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan pada bulan April hingga September 2009. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi sebaran dan konsumsi energi dalam mengelola usahatani di lahan sulfat masam potensial dengan teknologi introduksi pada musim kemarau. Penelitian dilakukan dengan melakukan penanaman padi unggul dengan teknologi introduksi dan teknologi petani.  Analisis konsumsi energi dan biaya usahatani dilakukan untuk semua tahapan proses produksi dengan basis satuan luas (ha). Hasil analisis menunjukkan bahwa budidaya padi di sawah pasang surut lahan sulfat masam potensial secara keseluruhan menggunakan energi fisik (tenaga manusia) tanpa mesin traktor dan perontok sebanyak 253,116,80-195.170,55 k.kal ha-1. Kebutuhan energi total untuk mengelola lahan sulfat masam seluas satu hektar dengan teknologi introduksi sebesar 274.858,90 k.kal ha-1, 1,41 kali lebih besar daripada teknologi petani. Biaya tenaga kerja dengan teknologi introduksi sebesar 56,92 % dari total biaya produksi. Dengan masukan biaya dari energi fisik dan kimia dalam proses produksi, output energi yang dihasilkan sebesar 20.799.900 k.kal ha-1 dan output biaya sebesar Rp.14.325.000 atau kenaikan 48,15%. Berdasarkan masukan energi dan output energi diperoleh efisiensi produksi 9,02% (introduksi) dan 9,73% (petani). Dengan masuknya teknologi introduksi pada sistim usahatani di lahan sulfat masam potensial input energi meningkat 1,54 kali   dan produksi 1,15 kali. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pemakaian sarana produksi (berupa bahan kimia) semakin tinggi dan dengan pemanfaatan purun tikus (eleocharis dulcis) dan amelioran serta aliran air satu arah input energi dengan teknologi produksi meningkat 54,31%.


Keywords


Energy; acid sulphate land; rice

Full Text:

PDF



DOI: https://doi.org/10.22146/agritech.9798

Article Metrics

Abstract views : 2407 | views : 4156

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2016 Sudirman Umar, Linda Indrayati

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

agriTECH has been Indexed by:


agriTECH (print ISSN 0216-0455; online ISSN 2527-3825) is published by Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada in colaboration with Indonesian Association of Food Technologies.


website statisticsView My Stats