Pengaruh Metode Ekstraksi terhadap Karakteristik Crude Laminaran dari Sargassum duplicatum
Anies Chamidah(1*), Yustinus Marsono(2), Eni Harmayani(3), Haryadi Haryadi(4)
(1) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur
(2) Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jl. Flora No. 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
(3) Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jl. Flora No. 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
(4) Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jl. Flora No. 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
(*) Corresponding Author
Abstract
Laminaran is a natural polysaccharide extracted from brown algae, are usually used as human food, animal feed and drugs. Laminaran obtained by extracting brown algae powder, with acid solution (LAE) or with water (LWE) is done twice. Extraction by combining both methods were tested as well, that the first extraction using an acid solution further extracted residue re-use of water (LME). Extraction with acid and modification are more efficient than extraction with water, with a relatively higher yield (3.59 and 1.42 fold). With the acid extraction method (LAE), and modification (LME) showed the presence of compounds laminaran (β-(1,3)-D glukopiranosil), extraction using water (LWE) showed no laminaran. In general, the value of yield higher acid extracts, followed by modification extract and water extract. Acid extracts and modifications have moisture, ash and fat content lower than water extract but different levels of protein. The method of extraction with an acid solution and a modification is the best method.
ABSTRAK
Laminaran adalah polisakarida alami yang diekstraksi dari alga coklat yang banyak dimanfaatkan sebagai makanan manusia, pakan ternak dan obat-obatan. Laminaran diperoleh dengan cara mengekstraksi serbuk alga coklat, dengan larutan asam (LAE) atau dengan air (LWE) yang dilakukan sebanyak dua kali. Ekstraksi dengan mengkombinasikan kedua metode diuji juga, yaitu ekstraksi pertama menggunakan larutan asam selanjutnya residu diekstrak kembali menggunakan air (LME). Ekstraksi dengan asam maupun modifikasi lebih efisien daripada ekstraksi dengan air, dengan yield relatif lebih tinggi (3,59 dan 1,42 kali). Dengan metode ekstraksi asam (LAE), dan modifikasi (LME) menunjukkan hadirnya senyawa laminaran (β-(1,3)-D-glukopiranosil), sedangkan ekstraksi menggunakan air (LWE) tidak menunjukkan adanya laminaran. Secara umum nilai yield ekstrak asam lebih tinggi, diikuti ekstrak modifikasi dan ekstrak air. Ekstrak asam dan modifikasi mempunyai kadar air, abu dan kadar lemak yang lebih rendah daripada ekstrak air kecuali kadar protein yang tidak berbeda. Metode ekstraksi dengan larutan asam dan modifikasi merupakan metode yang terbaik.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/agritech.9545
Article Metrics
Abstract views : 2734 | views : 19130Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2013 Anies Chamidah, Yustinus Marsono, Eni Harmayani, Haryadi Haryadi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
agriTECH has been Indexed by:
agriTECH (print ISSN 0216-0455; online ISSN 2527-3825) is published by Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada in colaboration with Indonesian Association of Food Technologies.