Mengukur Kinerja Manajemen Irigasi dengan Pendekatan Teori Himpunan Kekaburan: Kajian Kasus di Daerah Irigasi Van Der Wijck
Sigit Supadmo Arif(1*), Murtiningrum Murtiningrum(2), Rochmad Basuki(3)
(1) Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jl. Sosio Yustisia, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
(2) Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jl. Sosio Yustisia, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
(3) Pasca Sarjana Program Teknik Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
This paper aims to make a comparation between the performance of irrigation system in early irrigation policy reform and that of the recent condition. Van der Wijck Irrigation System in Yogyakarta was chosen as case study. Early data was collected through questioner and participatory method. Fuzzy set theory was employed to determine the most unsustainable aspect for the irrigation system. It revealed that economic aspect was the most threaten aspect. Because of abundant water, farmers in the upper area of Van der Wijck grow rice in the entire year. However, farmers received very small amount income from their land. Recently most of them convert their rice fields into shrimp ponds because it financially gives more benefit. On the other hand this sectoral development created upper-lower conflicts among water users within the system. This policy change would affected technology and management in the system.
ABSTRAK
Paper ini bertujuan untuk membandingkan kinerja sistem irigasi pada awal pemberlakuan reformasi kebijakan irigasi dengan kinerja saat ini. Daerah Irigasi Van der Wijck di Yogyakarta dipilih sebagai kajian kasus. Data awal dikumpulkan dengan kuesioner maupun secara partisipatif. Teori himpunan kekaburan digunakan untuk mengetahui aspek yang paling tidak berlanjut dalam sistem irigasi. Hasilnya menunjukkan bahwa aspek ekonomi merupakan aspek yang paling terancam. Karena banyaknya air, petani di daerah hulu Daerah Irigasi Van der Wijck membudidayakan padi sepanjang tahun, namun petani tidak menerima banyak keuntungan dari budidaya ini. Beberapa tahun terakhir ini, banyak petani mengkonversi sawahnya menjadi tambak udang yang secara ekonomis memberikan banyak keuntungan. Meskipun demikian, pengembangan secara sektoral ini menimbulkan konflik hulu-hilir antar pengguna air dalam sistyem irigasi. Perubahan kebijakan ini dapat berpengaruh pada teknologi dan manajemen di dalam sistem irigasi.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/agritech.9494
Article Metrics
Abstract views : 1810 | views : 5946Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2014 Sigit Supadmo Arif, Murtiningrum Murtiningrum, Rochmad Basuki
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
agriTECH has been Indexed by:
agriTECH (print ISSN 0216-0455; online ISSN 2527-3825) is published by Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada in colaboration with Indonesian Association of Food Technologies.