Optimasi Formula Flakes Umbi Garut (Maranta arundinacea L.) sebagai Pangan Sarapan Berenergi Tinggi

https://doi.org/10.22146/agritech.69049

Laela Mulyana(1), Eko Farida(2*)

(1) Program Studi Gizi, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Jl. Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
(2) Program Studi Gizi, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Jl. Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
(*) Corresponding Author

Abstract


Rutinitas yang padat membuat sebagian besar masyarakat mulai meninggalkan kebiasaan sarapan. Saat ini, banyak orang menggunakan produk sarapan instan seperti flakes untuk sarapan pagi.  Proses penyajiannya yang relatif singkat dan kandungan karbohidrat yang tinggi merupakan alasan sebagian masyarakat sangat gemar mengkonsumsi flakes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan formula flakes pangan lokal secara optimal secara uji organoleptik dan kemudian dianalisis uji kimiawi (proksimat). Jenis penelitian adalah eksperimen dengan rancangan faktorial dan menggunakan software Design Expert 8.0 untuk mendapatkan formula terbaik tepung flakes. Uji organoleptik dilakukan pada 16 sampel formula tepung dengan instrument lembar uji organoleptik. Analisis data menggunakan One-Way ANOVA dan uji lanjut Duncan. Formula tepung flakes yang optimal berdasarkan uji organoleptik dan uji linier adalah formula 1 (30% tepung umbi garut : 10% tepung kacang hijau : 15% tepung pisang ambon). Formula tepung tersebut kemudian dijadikan sebagai bahan baku pembuatan flakes umbi garut. Faktor-faktor yang mempengaruhi uji organoleptik tepung flakes adalah warna, aroma dan tekstur. Penentuan formula flakes didasarkan pada parameter rasa, aroma, warna, dan tekstur. Pada pembuatan formulasi flakes yang optimal dengan waktu singkat untuk meminimalisir adanya kesalahan (error), maka digunakan program Design expert version 8.0. Pada program Design expert akan membuat rancangan formula flakes terbaik yang sesuai dengan keinginan peneliti. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan fungsi pangan lokal sebagai alternatif pangan sarapan siap saji yang diperuntukan sebagai alternatif pangan sarapan keluarga. Parameter pemilihan formula flakes terdiri dari warna flakes yang kecoklatan namun tidak gosong; tekstur yang renyah dan tidak keras; serta rasa flakes yang sedikit manis dan gurih.


Keywords


Breakfast meal; design expert; flakes; diversifikasi pangan lokal

Full Text:

PDF


References

Agustia, F. C., Rosyidah, S., Subardjo, Y. P., Ratna, G. R., & Betaditya, D. (2019). Formulation of flakes made from mocaf-black rice-tapioca high in protein and dietary fiber by soy and jack bean flour addition. International Science and Environment, 255, 1–9.

Ambarsari, I., Endrasari, R., & Hidayah, R. (2020). Kandungan nutrisi dan kualitas sensoris produk minuman sereal sarapan berbasis flakes jagung, jali, dan sorgum. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian, 17 (2), 108. https://doi.org/10.21082/jpasca.v17n2.2020.108-116

Astuti, S., Suharyono, A. S., & Anayuka, S. T. A. (2018). Sifat fisik dan sensori flakes pati garut dan kacang merah dengan penambahan tiwul singkong. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 1(1), 1–12.

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. (2008). Deskripsi Varietas Unggul Kedelai. Jakarta: Balitkabi.

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. (2004). Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Dirga (2019). Analisis protein pada tepung kecambah kacang hijau (Phaseolus Aureus L.) yang dikecambahkan menggunakan air, air cucian beras, dan air kelapa. Journal of Science and Application Technology, 2 (1), 27–33. https://doi.org/10.35472/281412

Schoeder, D. G. (2010). Nutrition and health in developing countries. Journal of Nutrition Education and Behavior, 42 (1). https://doi.org/10.1016/j.jneb.2009.07.007

Djaafar, T. F. & Pustika, A. B. (2010). Pengembangan budi daya tanaman garut dan teknologi pengolahannya untuk mendukung ketahanan pangan.Jurnal Litbang Pertanian, 28, 25–33.

Gozaly, T. (2019). Optimasi formulasi flakes berbasis tepung ubi cilembu tepung tapioka serta tepung kacang hijau. Pasundan Food Technology Journal, 6(1), 40. https://doi.org/10.23969/pftj.v6i1.1510

Hidayat, I. R., Zuhrotun, A., & Sopyan, I. (2020). Design-expert software sebagai alat optimasi formulasi sediaan farmasi. Majalah Farmasetika, 6(1), 99–120. https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v6i1.27842

Koswara, S. (2013). Pengolahan Umbi Garut. Tropical Plant Curriculum (TPC) Project.

Larega, T. S. P. (2015). Effect of breakfast on the level of concentration in adolescents. J Majority, 4(2), 115–121.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2019). Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia. Peraturan Mentri Kesehatan RI No. 28 Tahun 2019 (Vol. 8, Issue 5).

Muchtadi, D. (2001). Sayuran sebagai sumber serat pangan untuk mencegah timbulnya penyakit degeneratif. JTIP, 9 (1).

Palupi, N. S., Zakaria, F. R., & Prangdimurti, E. (2007). Pengaruh pengolahan terhadap nilai gizi pangan. Modul e-learning ENBP.

Poerba, Y. S., Martanti, D., Handayani, T., Herlina, & Witjaksono. (2016). Katalog pisang-koleksi kebun plasma nutfah pisang. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 53 (9).

Pranata, M. J. & Karsiwi, R. R. M. (2020). Inovasi klepon berbahan dasar tepung biji kurma 2019. Proceedings, 6(1), 428–435.

Purnawinadi, I. G. & Lotulung, C. V. (2020). Kebiasaan sarapan dan konsentrasi belajar mahasiswa. Nutrix Journal, 4(1), 31. https://doi.org/10.37771/nj.vol4.iss1.429

Putra, A., Syafira, D. N., Maulyda, S., Afandi, A., & Wahyuni, S. (2018). Kebiasaan sarapan pada mahasiswa aktif. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 2(4), 577-586.

Putri, T. K., Veronika, D., Ismail, A., Karuniawan, A., Maxiselly, Y., Irwan, A. W., & Sutari, W. (2015). Pemanfaatan jenis-jenis pisang (banana dan plantain) lokal Jawa Barat berbasis produk sale dan tepung. Kultivasi, 14(2), 63–70. https://doi.org/10.24198/kltv.v14i2.12074

Saryono, R. H. (2015). Seduhan biji kurma (pheonix dhactylifera) memperkuat sel sperma untuk menurunkan kadar malondialdehid. Jurnal Ners, 6, 355–359.

Setyadi, D. A. (2016). Pengaruh jenis tepung pisang (Musa paradisiaca) dan waktu pemanggangan terhadap karakteristik banana flakes. Jurnal Teknologi Pangan. 123020431

Sukasih, E. & Setyadjit, N. (2017). Formulasi pembuatan flake berbasis talas untuk makanan sarapan (breakfast meal) energi tinggi dengan metode oven. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian, 9(2), 70. https://doi.org/10.21082/jpasca.v9n2.2012.70-76

Susanti, I., Loebis, E. H., & Meilidayani, S. (2017). Modifikasi flakes sarapan pagi berbasis mocaf dan tepung jagung. Warta Industri Hasil Pertanian, 34(1), 44. https://doi.org/10.32765/wartaihp.v34i1.4067

Taufik, Y. & Widiantara, T. (2018). Optimalisasi formulasi minuman jelly lidah buaya (Aloe vera L.) dan daun black mulberry (Morus nigra L.) menggunakan design expert metode mixture D-optimal. Pasundan Food Technology Journal, 4(3), 176. https://doi.org/10.23969/pftj.v4i3.669

Wulandari, R. T., Widyastuti, N., & Ardiaria, M. (2018). Perbedaan pemberian pisang raja dan pisang ambon terhadap Vo2max pada remaja di sekolah sepak bola. Journal of Nutrition College, 7(1), 8. https://doi.org/10.14710/jnc.v7i1.20773



DOI: https://doi.org/10.22146/agritech.69049

Article Metrics

Abstract views : 3984 | views : 5703

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2023 laela mulyana, eko farida

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

agriTECH has been Indexed by:


agriTECH (print ISSN 0216-0455; online ISSN 2527-3825) is published by Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada in colaboration with Indonesian Association of Food Technologies.


website statisticsView My Stats