Karakteristik Minyak Ikan dari Limbah Pengolahan Filet Ikan Patin Siam (Pangasius hypopthalmus) dan Patin Jambal (Pangasius djambal)
Ema Hastarini(1*), Dedi Fardiaz(2), Hari Eko Irianto(3), Slamet Budhijanto(4)
(1) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Jl. KS. Tubun, Petamburan VI, Slipi, Jakarta
(2) Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Ciampea, Bogor
(3) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Jl. KS. Tubun, Petamburan VI, Slipi, Jakarta
(4) Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Ciampea, Bogor
(*) Corresponding Author
Abstract
Patin (Pangasius sp) with the common name is catfish, has been well-known as a highly economic freshwater fish in Indonesia. Its high lipid content is considered as source of unsaturated fatty acids including omega-3 which brings advantages for human health. This research project aimed to obtain characteristics of the purified oil derived from the waste of Siam (Pangasius hypothalamus) and Jambal (Pangasius djambal) catfish fillet production, particularly on its fatty acids profile. During the catfish fillet processing, besides of getting the flesh-fillet as the main product, it leaves the other parts of fish (waste) that can be classified into 6 components i.e. head, spin-fin, skin, belly flap, trimmed flesh, and viscera. Fish oil extraction is conducted by using a modified wet rendering method. The head, belly flap, and viscera are considered to be the potential parts used for raw material in fish oil production that could yield the crude oil of 9.84%, 28.52%, and 20.34%, respectively derived from Siam, while 9.54%, 25.60% dan 30.05% derived from Jambal catfish. Fatty acids profile derived from both Siam and Jambal catfish showed that the palmitic and oleic acids were the major components. The percentage of unsaturated fatty acid showed a higher amount as againts saturated fatty acid from the total amount of fatty acids, that were 53.24%, 54.38%, 52.74% respectively derived from head, belly flap, and viscera of Siam, and 62.70%, 62.92%, 61.97% derived from Jambal catfish. Even though in small amount, omega-3 fatty acids i.e. linoleic, EPA and DHA were detected in this experiment from both species. DSC results demonstrated the 3 zones of melting point of Siam catfish oil, i.e range of -30 to-16°C, range of -16 to 25°C, and range of 25 – 46°C. While in Jambal catfish oil, it was earlier detected, i.e. at -34°C at the range up to 42°C.
ABSTRAK
Ikan Patin merupakan salah satu ikan air tawar ekonomis penting di Indonesia yang dikenal dengan sebutan catfish. Ikan patin memiliki kandungan lemak yang tinggi dan merupakan sumber asam lemak tidak jenuh termasuk asam lemak omega 3 yang memiliki fungsi positif bagi kesehatan manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan data karakteristik minyak ikan dari limbah pengolahan fillet ikan patin jenis Siam (Pangasius hypopthalmus) dan Jambal (Pangasius djambal) terutama mengenai profil asam lemaknya. Proses pengolahan filet menghasilkan filet sebagai produk utama dan sisanya berupa 6 komponen limbah yang terdiri dari kepala, tulang-ekor, kulit, daging trimm (sisa perapian fillet), daging belly flap (daging bagian perut) dan isi perut. Ekstraksi minyak ikan dilakukan menggunakan metode wet rendering yang dimodifikasi. Bagian kepala, daging belly flap dan isi perut merupakan bagian yang potensial digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak ikan dengan rendemen minyak ikan kasar yang dihasilkan berturut – turut sebesar 9,84%, 28,52% dan 20,34% untuk ikan patin Siam dan 9,54%, 25,60% dan 30,05% untuk ikan patin Jambal. Profil asam lemak dari minyak ikan patin Siam maupun Jambal menunjukkan bahwa asam lemak palmitat dan oleat merupakan komponen utama. Persentase asam lemak tak jenuh memiliki jumlah yang lebih tinggi dibandingkan asam lemak jenuh dari total asam lemak secara keseluruhan yaitu sebesar 53,24%, 54,38%, 52,74% dan 62,70%, 62,92%, 61,97% berturut–turut untuk ikan patin jenis Siam dan Jambal bagian kepala, daging belly flap dan isi perut. Asam lemak omega 3 yaitu linolenat, EPA dan DHA terdeteksi pada kedua jenis minyak ikan patin dengan jumlah yang relatif kecil. Hasil analisis DSC minyak ikan patin Siam menunjukkan tiga kisaran zona pencairan minyak yang terdeteksi, yaitu pada kisaran suhu – 30 sampai – 16 oC, kisaran suhu – 16 sampai 25 oC, dan kisaran suhu 25 sampai 46 oC. Pada patin Jambal pencairan minyak terdeteksi lebih awal yaitu pada suhu -34 oC dengan kisaran suhu sampai dengan 42 oC.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/agritech.9584
Article Metrics
Abstract views : 32364 | views : 37458Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2013 Ema Hastarini, Dedi Fardiaz, Hari Eko Irianto, Slamet Budhijanto
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
agriTECH has been Indexed by:
agriTECH (print ISSN 0216-0455; online ISSN 2527-3825) is published by Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada in colaboration with Indonesian Association of Food Technologies.