Historisme Baru dan Kesadaran Dekonstruktif: Kajian Kritis terhadap Historiografi Indonesiasentris
Bambang Purwanto(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Ketika sastra dan sejarah dibicarakan secara bersama-sama, segera muncul pertanyaan, apakah ada fiksi di dalam sejarah dan apakah ada fakta di dalam sastra? Bagi sebagian orang, pertanyaan itu mungkin kedengaran agak aneh dan seolah-olah hanya dibuat-buat karena secara umum sastra selalu dikaitkan dengan fiksi, sedangkan sejarah tidak dapat dipisahkan dari fakta masa lalu.
Hal itu berarti bahwa pernyataan di atas tidak memerlukan jawaban. Akan tetapi, persoalan menjadi lain ketika perbincangan tentang sastra dan sejarah memasuki dunia wacana dekonstruktif di samping rekonstruktif. Sebagai sebuah realitas, sejarah dan sastra sering dianggap berada dalam tataran yang sama. Fiksi dan sejarah tidak dapat begitu saja secara kaku diasosiasikan hanya dengan salah satu di antara keduanya, yaitu hanya berkaitan dengan sastra atau hanya dengan sejarah.
Hal itu berarti bahwa pernyataan di atas tidak memerlukan jawaban. Akan tetapi, persoalan menjadi lain ketika perbincangan tentang sastra dan sejarah memasuki dunia wacana dekonstruktif di samping rekonstruktif. Sebagai sebuah realitas, sejarah dan sastra sering dianggap berada dalam tataran yang sama. Fiksi dan sejarah tidak dapat begitu saja secara kaku diasosiasikan hanya dengan salah satu di antara keduanya, yaitu hanya berkaitan dengan sastra atau hanya dengan sejarah.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/jh.709
Article Metrics
Abstract views : 7859 | views : 7501Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2012 Bambang Purwanto
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.