Pemakaian Bentuk-bentuk Kebahasaan secara "Opsional" dan Pemakaian Kata Mubazir
![](/public/site/images/admin/icons/icon-doi.png)
Sukamti Suratidjo(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Pemakaian bahasa secara "opsional" adalah pemakaian yang
artinya bisa dipakai bisa tidak (Kridalaksana 1983:212).
Istilah "opsional" dipakai untuk menamai tagmem yang hanya
muncul pada beberapa kontruksi (Cook, 1969:17). Kehadiran
suatu bentuk kebahasaan tidak menambah kejelasan dalam
pemakaian bahasa secara opsional, sebaliknya ketidakhadiran
suatu bentuk kebahasaan tidak mengurangi kejelasan informasi.
artinya bisa dipakai bisa tidak (Kridalaksana 1983:212).
Istilah "opsional" dipakai untuk menamai tagmem yang hanya
muncul pada beberapa kontruksi (Cook, 1969:17). Kehadiran
suatu bentuk kebahasaan tidak menambah kejelasan dalam
pemakaian bahasa secara opsional, sebaliknya ketidakhadiran
suatu bentuk kebahasaan tidak mengurangi kejelasan informasi.
Keywords
bahasa, bentuk bahasa, kata, mubazir, opsional
Full Text:
PDF![](/public/site/images/admin/icons/icon-doi.png)
Article Metrics
![](/public/site/images/admin/icons/icon-graph.png)
![](/public/site/images/admin/icons/icon-pdf.png)
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2013 Sukamti Suratidjo
![Creative Commons License](http://i.creativecommons.org/l/by-sa/4.0/88x31.png)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.