Date Log
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
ARNAWA publishes articles under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License, with the copyright held by the journal. It means that authors who publish their work in this journal agree to follow the journal's copyright policy.
Penyorasi Kosa Kata Jawa Kuno dalam Bahasa Bali
Corresponding Author(s) : Ida Bagus Made Gesram Dwi Jayana
Arnawa,
Vol 2 No 2 (2024): Edisi 2
Abstract
Balinese is one of the regional languages in the Indonesian archipelago. In its use, Balinese requires speakers to select words based on a complex system of linguistic levels. Over time, the Balinese language has inherited numerous words from other languages, primarily Old Javanese and Sanskrit. This study aims to examine linguistic phenomena, specifically pejoration or the process of semantic degradation, occurring in the vocabulary of Old Javanese that has been inherited into Balinese. Pejoration refers to the semantic shift of a term, wherein its meaning, initially refined or neutral, deteriorates into a coarser or less favorable connotation. The data for this research were derived from the Adiparwa text. Primary data were obtained from the Adiparwa Lontar manuscript in the collection of Griya Srama Tegallantang, Ubud, while secondary data consisted of research books, edited versions of the Adiparwa text, as well as Balinese and Old Javanese dictionaries. The results reveal that at least five words from the Adiparwa vocabulary have undergone pejoration. These words are /gawe/, /kurǝn, /mati/, /milu/, /mulih/. Analysis indicates that the causes of pejoration in the inheritance of Old Javanese into Balinese are attributed to two factors: changes in sociocultural contexts and differing interpretations among speakers of Old Javanese and Balinese regarding the usage of these words within the Balinese language.
===
Bahasa Bali merupakan salah satu bahasa daerah di Nusantara, dalam komunikasinya bahasa Bali menuntut pengunaan untuk mengunakan kata berdasarkan sistem tingkatan bahasa yang kompleks. Seiring perjalanan waktu bahasa Bali banyak mewarisi kata-kata dari bahasa lainya, utamanya bahasa Jawa Kuno dan Sanskerta. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti terjadinya gejala linguistik berupa penyorasi atau pengasaran makna yang terjadi dalam kosa kata bahasa Jawa Kuno yang terwaris ke dalam bahasa Bali. Penyorasi merpakan proses perubahan makna sebuah ujaran, yang awalnya bersifat halus atau umum kemudian terjadi degradasi makna cenderung kasar. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber teks Adiparwa. Data primer berupa Naskah Lontar Adiparwa koleksi Griya Srama Tegallantang Ubud, dan data sekunder berupa buku-buku penelitian serta suntingan naskah Adiparwa serta kamus bahasa Bali dan bahasa Jawa kuno. Hasil yang didapat yaitu, dari kosa kata Adiparwa yang diambil, setidaknya telah terjadi proses penyorasi pada lima kata. Kelima kata tersebut yaitu /gawe/, /kurǝn, /mati/, /ilu/, /ulih/. Melalui pembahasan yang dilakukan, di dapat pula penyebab terjadinya penyorasi pada proses pewarisan bahasa Jawa Kuno ke dalam bahasa Bali disebabkan oleh dua faktor yaitu perubahan sosial budaya dan perbedaan tanggapan dalam masyarakat penutur bahasa Jawa Kuno dan Bali, terhadap pemakaian kata tersebut dalam bahasa Bali.
Keywords
Download Citation
Endnote/Zotero/Mendeley (RIS)BibTeX
-
Abdul Chaer. (2009). Pengantar semantik bahasa Indonesia. Rineka Cipta.
Astika, I. N. D., Jayanti, I. G. N., & Denpasar, B. (2010). BENTUK CERITA JARATKARU DALAM’IRADISI MESATWA PA\DA KEHIDUPAN MASYARAKAT BALI.
Erawati, N. K. R. (2015). Eksistensi dan Dinamika Kosa Kata Bahasa Jawa Kuna pada Masyarakat Bali Masa Kini. 05.
Guna Yasa, P. E., Mbete, A. M., & Dhanawaty, N. M. (2018). EVOLUSI FONOLOGIS LEKSIKON DALAM SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA BALI. Linguistika: Buletin Ilmiah Program Magister Linguistik Universitas Udayana, 25(2), 165. https://doi.org/10.24843/ling.2018.v25.i02.p10
Juynboll, Dr. H. H. (1906). ÂDIPARWA Oudjavaansch prozageschrift. Martinus Nijhoff.
Kurniawan, Putu Widhi & Tangkas, Made Reland Udayana. (2023). “GURU SUSRUSA”; NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TEKS ADI PARWA BAGIAN CERITA BHAGAWAN DOMYA. Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali E-ISSN: 2723-42741 Edisi Mei 2023, Vol 4 No, 1–10.
Mahsun. (2017). Metode penelitian bahasa tahapan, strategi, Metode, dan tekniknya (Cet. 8). RAJAWALI PERS.
Molen, W. van der, Rahayu, Y. A., Puspitorini, D., & Griffiths, A. (2024). Pengantar Bahasa Jawa Kuno (Revisi). Kursus Internasional Intensif Bahasa Jawa Kuno, Cangkriman, Kaliurang, DIY.
Nasrah, Harun, M., & Ramli. (2023). Analisis Perubahan Makna Dalam Novel Kura-Kura Berjanggut Karya Azhari Aiyub. Journal of Educational Research and Humaniora (JERH), 23–39. https://doi.org/10.51178/jerh.v1i3.1542
Nasution, Y. A. (2022). Perubahan Makna ((Tinjauan deskriptif buku Abdul Chaer (1989), Abdul Chaer (2007), Abdul Chaer (2009), Abdu Chaer (2012) ). 4(1).
Puspitorini, D. (2015). Afiks Verbal Bahasa Jawa Kuno (Disertasi) (Universitas Indonesia). Universitas Indonesia.
Puspitorini, D. (2022). Menyoal Kembali Partikel Ta dalam Bahasa Jawa Kuno. Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara, 13(2), 167–179. https://doi.org/10.37014/jumantara.v13i2.1074
Ratna, N. K. (2008). Teori, metode, dan teknik penelitian sastra (Cet. 4). Pustaka Pelajar.
Suwija, I. (2019). TINGKAT-TINGKATAN BICARA BAHASA BALI (DAMPAK ANGGAH-UNGGUH KRUNA). Sosiohumaniora, 21(1), 90. https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v21i1.19507
Tarigan, H. G. (2014). Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa (Edisi revisi). Penerbit Angkasa.
Widiantana, I. K., & Putrayasa, I. B. (2023). TELAAH DIAKRONIK BAHASA BALI. Linguistik Indonesia, 41(1), 133–146. https://doi.org/10.26499/li.v41i1.433
Zoetmulder, P. J. (1983). Kalangwan Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Djambatan.