Date Log
ARNAWA publishes articles under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License, with the copyright held by the journal. It means that authors who publish their work in this journal agree to follow the journal's copyright policy.
Internalisasi Wacana Pemberadaban Kolonial Hindia-Belanda dan Kebangkitan Ajaran Tasawuf di Jawa Abad 19: Sebuah Studi Kasus pada Dongeng Jaka Sakbar
Corresponding Author(s) : Muhamad Fahrizal Leo Pratama
Arnawa,
Vol 1 No 2 (2023): Edisi 2
Abstract
The development of Sufism studies in Java has been carried out by the palace poets in Surakarta in the 19th century. Various works resulting from the Islamization of classical Javanese literature indicate the efforts to transition from Hindu-Buddhist tradition. Along with the Islamization process in Java, in the early 19th to 20th century, Western Orientalists came with a mission to civilize the natives through the Gospel. This article discusses the teachings of Sufism in a Javanese fairy tale entitled Jaka Sakbar and its correlation to the evangelization process in Java in the 19th century. The Jaka Sakbar fairy tale is one of the story fragments in the collection of fairy tales in the Kěmpalan Dongeng Manuscript Collection of the Widyapustaka Library, Pura Pakualaman, Yogyakarta. Fairy tales are often characterized as mere fictional stories that serve only as entertainment. However, fairy tales do not rule out the possibility of becoming a means of social and religious teaching by adding elements of knowledge in a story. In addition, Sufism teachings were quite popular in Java in the 19th century, along with the growth of tarekat in the Nusantara, especially the reconciliation between Sunni Sufism and philosophical Sufism. The intention to include Sufism teachings in manuscripts in Java is a symbolic resistance by the Islamic Mataram Kingdom and Javanese poets due to colonial domination (missionaries) in the 19th century.
===
Perkembangan studi tasawuf di Jawa, setidaknya telah dilakukan oleh para pujangga Istana di Surakarta pada abad ke-18 hingga 19. Berbagai macam karya hasil Islamisasi terhadap karya Sastra Jawa periode klasik menujukkan terjadinya upaya peralihan dari tradisi Hindu-Budha. Bersamaan dengan proses Islamisasi di Jawa, pada rentang awal abad ke 19 hingga 20an, para Orientalis Barat datang dengan misi pemberadaban melalui kitab injil kepada kaum bumiputera. Artikel ini membahas mengenai ajaran tasawuf dalam sebuah Dongeng Jawa berjudul Jaka Sakbar dan korelasinya terhadap proses internalisasi wacana pemberadaban di Jawa pada abad ke-19. Dongeng Jaka Sakbar merupakan salah satu fragmen cerita dari kumpulan dongeng dalam Naskah Kěmpalan Dongeng Koleksi Perpustakaan Widyapustaka Pura Pakualaman Yogyakarta. Dongeng seringkali dicirikan sebagai sebuah cerita karangan belaka yang berfungsi sebagai hiburan fiktif. Akan tetapi, dongeng tidak menutup kemungkinan menjadi sebuah sarana pengajaran sosial dan agama dengan menambahkan unsur-unsur pengetahuan dalam sebuah cerita. Selain itu, ajaran tasawuf cukup digemari di Jawa pada abad ke-19 bebarengan dengan pertumbuhan tarekat di Nusantara khususnya rekonsiliasi antara tasawuf sunni dan tasawuf falsafi. Adanya intensi untuk memasukkan ajaran tasawuf dalam manuskrip di Jawa, merupakan salah satu bentuk perlawanan simbolik oleh Kerajaan Mataram Islam dan pujangga Jawa akibat dominasi kolonial (misionaris) pada abad ke-19.
Keywords
Download Citation
Endnote/Zotero/Mendeley (RIS)BibTeX
- Ahmad, A. F. S. (2005). “Tasawuf Antara Al-Ghazali r Ibnu Taimiyah / Abdul Fattah Sayyid Ahmad, Pen.Muhammad Muchson AnasyEd.H.Muhammad Ihsan. Khalifa.
- Ayuningtyas, Sekar Arum. (2022). “Kisah Tiga Kesatria Dalam Naskah Jaka Kusnun Pupuh I-IV Koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta Suntingan Teks Terjemahan dan Analisis Isi”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
- Baried, Siti Baroroh dkk. (1997).” Kamus Itilah Filologi (Laporan Penyusunan Oleh Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta)”. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah.
- Behrend, T.E. (1990). Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 1 Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Jakarta: Penerbit Djambatan.
- Behrend, T.E. dan Titik Pudjiastuti. (1997). “Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 3-A Fakultas Sastra Universitas Indonesia”. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia- Ecole Francaise d’Extrême-Orient.
- Bratakesawa, Raden. (1980). Keterangan Candrasengkala. Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.
- Catford, J. C. (1965). A Linguistic Theory of Translation. London: Oxford University Press.
- Danandjaja, James. (1991). “Folklore Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain (cetakan ke-tiga). Jakarta: Yayasan Pustaka Grafiti.
- Darusuprapta, dkk. (1986–1987). “Simbolisme Dalam Sastra Suluk (Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan)”. Yogyakarta: Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada.
- Departemen Pendidikan Nasional. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat (cetakan ke-7). Jakarta: Kompas Gramedia.
- Fathurahman, Oman. (2017). “Filologi Indonesia Teori dan Metode”. Jakarta: Kencana.
- Hidayati, Vara Armina. (2018). “Dongeng Pak Beja Suntingan teks dan Terjemahan”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
- Hoed, Benny. (2010). Henri Chambert-Loir (ed.), Sadur; Sejarah terjemahan di Indonesia dan Malaysia. Jakarta/Bandung: Kepustakaan Populer Gramedia, École franςaise d’Extrême-Orient, Forum Jakarta-Paris, Pusat Bahasa, Universitas Padjadjaran. Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia.
- Hooker, M.B. (1983). “Islam in Southeast Asia”. Leiden. EJ Brill Publisher.
- Hooykaas, C. (1931). Tantri Kamandaka: Een Oudjavaanasche Pantjatantra-Bewerking in tekst en vertailing uitgegeven. Bandoeng: A.C. NIX &Co.
- Kurniawan, Heru. (2016). Kreatif Mendongeng untuk Kecerdasan Jamak Anak. Jakarta: Prenada Media.
- Madyarinda, Aulia. (2020). “Dongeng Ki Jaka Dalam Naskah Kěmpalan Dongeng Suntingan dan Terjemahan”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
- Marsono. (2019). “Akulturasi Islam dalam Budaya Jawa”. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
- Moelong, Lexy J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
- Nafawi, Ahmad Yuzki Faridian. (2020). “Titik Temu Mistisme Islam dan Mistisme Jawa: Studi Analitis Terhadap Persinggungan Ajaran Tasawuf dan Kejawen”. Jurnal Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman. Vol.10. No.2.
- Padmosoekotjo, S. (1960). Ngerengan Kasusastran Djawa Djilid I (cetakan keempat). Yogyakarta: Hien Hoo Sing.
- ________________. (1960). Ngerengan Kasusastran Djawa Djilid II (cetakan ketiga). Yogyakarta: Hien Hoo Sing.
- Poerwadarminta, W.J.S. (1939). Baoesastra Djawa. Batavia (Jakarta): J.B. Wolters Uitgevers Maatschappij n.v.
- Prakoso, Suprayitno Fitra Bagus. (2018). “Teks Jaka Kusnun Dalam Kěmpalan Dongeng Suntingan Teks dan Terjemahan”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
- Prastowo, Galang. (2017). “Teks Kyai Prělambang Dalam Naskah Kěmpalan Dongeng: Suntingan Teks, Terjemahan Teks, dan Pemaknaan Semiotik”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
- Pratama, Muhamad Fahrizal Leo. (2022). “Jaka Sakbar Dalam Naskah Kěmpalan Dongeng Koleksi Perpustakaan Widyapustaka Puro Pakualaman Yogyakarta: Suntingan Teks dan Terjemahan”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
- Prawiroatmodjo, S. (1981).” Bausastra Jawa-Indonesia Jilid I Abjad A-Ny”. (cetakan kedua). Jakarta: Gunung Agung.
- Riyadi, Abdul. (2014). “Antropologi Tasawuf Wacana Manusia Spiritual dan Pengetahuan”. (cetakan kedua). Jakarta: Pustaka LP3ES.
- Riyadi, Slamet dkk. (1989). Macapat Dalam Bahasa Jawa. Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa.
- Riyadi, Slamet. (1997). Sastra Jawa Masa Transisi 1840-1917. Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
- Robson, S.O. (1994). “Prinsip-prinsip Filologi Indonesia” (penerjemah Kentjanawati Gunawan). Jakarta: RUL.
- Rokhmawan, Tristan. (2019). Penelitian, Transformasi, & Pengkajian Folklor. Medan: Yayasan Kita Menulis.
- Saktimulya, Sri Ratna dkk. (2005). “Katalog Naskah-naskah Perpustakaan Pura (cetakan ke-satu) Pakualaman”. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia-The Toyota Foundation.
- Simuh. (1995). ”Sufisme Jawa Transformasi Tasawuf Islam ke Mistik Jawa”. (cetakan pertama). Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
- Shiraishi, Takashi; Hilmar Farid; Eka N. Pertiwi. (1997). Zaman bergerak : radikalisme rakyat di Jawa 1912–1926 Takashi Shiraishi ; penerjemah, Hilmar Farid, editor, Eka N. Pertiwi. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.
- Steenbrink, Karel. (1995). “Kawan dalam Pertikaian: Kaum Kolonial Belanda dan Islam di Indonesia (1596–1942)”. Yogyakarta: Mizan.
- Sudibyo. (2007). ”Kembali ke Filologi: Filologi Indonesia dan Tradisi Orielntalisme”. Humaniora. Vol.19. No.2. Hlm. 107–118.
- Swellengrebel, J.L. (2006). “Mengikuti Jejak Leijdecker: Satu Setengah Abad Penerjemahan Alkitab dan Penelitian Bahasa dalam Bahasa-Bahasa Nusantara”. Jakarta. Lembaga Alkitab Indonesia.
- Syajaroh, Wiwi Siti. (2017). “Adaptasi Ajaran Tasawuf di Jawa: Perspekstif Personal dan Kultural”. Indo-Islamika. Vol.7. No. 2.
- Wiryamartana, Ignatius Kuntara. (1990). Arjunawiwāha: Transformasi Teks Jawa Kuna Lewat Tanggapan dan Penciptaan di Lingkungan Sastra Jawa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
- Zoetmulder, P.J. (bekerja sama dengan S.O. Robson). (2011). Kamus Jawa Kuna-Indonesia (cetakan keenam). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.