Berbagai Ketentuan Baru dalam Ta'rib: Pembahasan Seputar Perkembangan Mutakhir Dalam Bahasa Arab Seri IV
Syamsul Hadi(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Tulisan ini membahas fenomena kebahasaan mutakhir dalam bahasa Arab, yakni berbagai ketentuan baru dalam ta’rib (arabization). Adapun yang dimaksud ta’rib adalah penyerapan unsurunsur asing, baik berupa kata maupun istilah. Disebut sebagai fenomena baru karena gejala ini kira-kira terjadi pada perempat terakhir abad ke-20. Akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa Arab selalu diperkaya dengan kosakata baru dari bahasa asing.
Pembentukan kata dan istilah asing tersebut dilakukan oleh ahli-ahli bahasa, baik perorangan maupun ahli-ahli bahasa dari berbagai lembaga bahasa. Lembaga bahasa yang ada sering merupakan bagian dari sebuah institut atau universitas maupun lembaga bahasa yang tidak berafiliasi kepada keduanya.
Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa ta’rib kata dan istilah asing dilakukan dengan tiga cara, yakni penyerapan, penerjemahan, dan pembentukan istilah baru. Penyerapan kata dan istilah biasanya dilakukan oleh para leksikograf. Penerjemahan dan pembentukan istilah lebih banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga bahasa.
Dari proses ta’rib diketahui ada berbagai ketentuan yang selalu dilakukan. Di sini sengaja disebut sebagai “ketentuan” bukan “kaidah” karena sering merupakan pemikiran cenderung menyerap kata maupun istilah asing, sedangkan para ahli bahasa cenderung menerjemahkan dan membentuk istilah baru.
Pembentukan kata dan istilah asing tersebut dilakukan oleh ahli-ahli bahasa, baik perorangan maupun ahli-ahli bahasa dari berbagai lembaga bahasa. Lembaga bahasa yang ada sering merupakan bagian dari sebuah institut atau universitas maupun lembaga bahasa yang tidak berafiliasi kepada keduanya.
Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa ta’rib kata dan istilah asing dilakukan dengan tiga cara, yakni penyerapan, penerjemahan, dan pembentukan istilah baru. Penyerapan kata dan istilah biasanya dilakukan oleh para leksikograf. Penerjemahan dan pembentukan istilah lebih banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga bahasa.
Dari proses ta’rib diketahui ada berbagai ketentuan yang selalu dilakukan. Di sini sengaja disebut sebagai “ketentuan” bukan “kaidah” karena sering merupakan pemikiran cenderung menyerap kata maupun istilah asing, sedangkan para ahli bahasa cenderung menerjemahkan dan membentuk istilah baru.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/jh.748
Article Metrics
Abstract views : 2910 | views : 3036Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2012 Syamsul Hadi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.