ASPEK INTERTEKSTUAL DALAM CERITA RAKYAT DATA: CERITA SI MISKIN DENGAN RAJA BAYAN"
Imran T. Abdullah(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Cerita prose daJam tradisi sastra Aceh disebut haba (Arab: khabar). Haba dipandang sebagai jenis cerita yang tidak serius sebab biasanya disampaikan dalam suasana santai, sebagai cerita perintang waktu. Karena sifat penyampaiannya yang demikian, maka haba umumnya pendek-pendek dan hampir selalu merupakan cerita yang penuh dengan unsur-unsur kejenakaan. Haba selalu disampaikan secara lisan, dan diwarisi seeara turun temurun dari mulut ke mulut. Karya-karya haba dapat dikatakan tidak pernah diturunkan ke dalam bentuk tertulis. Naskah-naskah haba yang kini tersimpan di Universiteir Bibliotheek Leiden (UBL) bukanlah naskah budaya (naskah yang terpakai di dalam masyarakat), melainkan ditulis atas permintaan kolektor-kolektor Belanda pada masa itu. Naskah ditulis dalam huruf Jawoe (Melayu: Jaw ) dan Latin dengan memakai kertas folio bergaris yang bersih dari bekas-bekas keringat.
Keywords
Aceh, cerita rakyat, Haba, intertekstual, sastra
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/jh.2081
Article Metrics
Abstract views : 2666 | views : 2044Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2013 Imran T. Abdullah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.