Ajaran Moral dalam Fabel Prancis

https://doi.org/10.22146/jh.2049

R.A. Siti Hariti Sastriyani(1*)

(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Semua bangsa di dunia ini mengenal cerita atau dongeng sejak orang mengadakan hubungan antara satu dengan lainnya. Cerita-cerita tersebut disebarkan dari mulut ke mulut. Hal ini dilakukan karena manusia sebagai mahkluk sosial ingin berkomunikasi dengan lainnya sehingga menimbulkan cerita yang beraneka ragam. Di antara cerita-centa atau dongeng, fabellah yang dikenal, baik di kalangan anak-anak maupun orang tua. Cerita binatang adalah cerita yang pelaku-pelakunya diberi jiwa seperti manusia. Kalau orang membaca fabel, seolah-olah dibawa ke satu masyarakat yang tak ada bedanya
dengan masyarakat manusia, hanya pelaku-pelakunya binatang (Dipodjojo, 1966:14). Fabel adalah jenis karya sastra. Cara memahaminya, teks fabel ditempatkan dalam orientasi yang saling berkaitan dan mempunyai hubungan dengan konteks, yaitu pengarang, pembaca, dan dunia nyata. Dalam fabel, salah satu hUbungan itu dominan, yaitu hUbungan pengarang dengan pembaca, tempat pengarang ingin menyampaikan pesannya. Teks fabel merupakan teks persuasif. Melalui tokoh binatang, pengarang ingin mempengaruhi pembaca agar mencontoh yang baik dan tidak mencontoh yang tidak baik (Sugihastuti, 1996:21).

Keywords


ajaran, dongeng, fabel, moral, Prancis

Full Text:

PDF



DOI: https://doi.org/10.22146/jh.2049

Article Metrics

Abstract views : 2026 | views : 2080

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2013 R.A. Siti Hariti Sastriyani

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.