DINAMIKA PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PERSUSUAN DI KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH
Riyuni Asih(1*), Tridjoko Wisnu Murti(2), F. Trisakti Haryadi(3)
(1) 
(2) 
(3) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika pengembangan klaster industri persusuan di Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Dinamika pengembangan klaster industri persusuan dianalisis melalui kekuatankekuatan yang ada pada setiap elemen-elemen klaster, yaitu pemasok bahan baku susu, industri inti, industri terkait, industri pendukung, pembeli, dan lembaga pendukung. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah pihakpihak yang terkait (stakeholders) dalam klaster industri persusuan di Kabupaten Semarang, terdiri dari peternak sapi perah, koperasi susu, Industri Pengolahan Susu, industri terkait, dan lembaga pendukung. Alat bantu yang digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan data primer dan sekunder. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pada tingkat pemasok, rata-rata kepemilikan ternak sebanyak 6,58 ekor, rata-rata produksi susu sebesar 8,30±2,54 l/ekor/hari, dan rata-rata tingkat adopsi sebesar 57,57%. Produksi susu di tingkat koperasi sebesar 77.300 kg/hari. Rata-rata kualitas susu adalah 6,78 (pH), 11,23% (total solid), 3,55% (lemak), 7,68% (SNF), 2,68% (protein), dan 4,45% (laktosa). Kuota pembelian dari industri pengolahan susu yaitu 212.000 kg/hari. Bank sebagai industri pendukung telah memberikan pinjaman modal pada pengusaha persusuan sebesar Rp24.892.000.000,00. Institusi pendukung telah melakukan peran masing-masing.
(Kata kunci: Dinamika, Klaster, Industri persusuan)
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.21059/buletinpeternak.v37i1.1960
Article Metrics
Abstract views : 3423 | views : 6219Refbacks
- There are currently no refbacks.
Buletin Peternakan (Bulletin of Animal Science) Indexed by:
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.