Stabilitas Hemodinamik Total Intravenous Anesthesia (TIVA) Kontinyu pada Metode Operasi Wanita (MOW)
Abstract
Latar belakang: Teknik TIVA kontinyu menggunakan kombinasi propofol dan fentanyl sering digunakan di RSUP dr. Sardjito. Teknik tersebut memberikan anestesi yang adekuat, namun dapat menyebabkan perubahan hemodinamik intraoperatif yang bervariasi. Kombinasi propofol dan ketamin diharapkan dapat memberikan anestesi yang nyaman untuk pembedahan dengan hemodinamik yang lebih stabil.
Metode: Desain penelitian percobaan acak terkontrol. Ruang lingkup penelitian adalah pasien wanita yang menjalani operasi sterilisasi ligasi tuba dengan Metode Operasi Wanita (MOW) di Instalasi Kontrasepsi Mantap (Kontap) RS. Dr. Sardjito Yogyakarta dengan teknik anestesi TIVA kontinyu. Subyek berjumlah 70 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, dibagi menjadi dua kelompok yang masingmasing terdiri dari 35 pasien. Kelompok PK adalah pasien yang menggunakan kombinasi propofol 2 mg/kgbb dan ketamin 0,5 mg/kgbb dilanjutkan pemeliharaan propofol 2 mg/kgbb/jam dan ketamin 0,5 mg/kgbb/jam intravena, sedangkan kelompok PF adalah pasien yang menggunakan kombinasi induksi propofol 2 mg/kgbb dan fentanyl 1 mcg/kgbb dilanjutkan pemeliharaan propofol 2
mg/kgbb/jam dan fentanyl 1 mcg/kgbb/jam intravena. Penilaian parameter perubahan hemodinamik tekanan darah sistolik (TDS), tekanan darah diastolik (TDD), tekanan arteri rerata (TAR) dan laju denyut jantung (DJ) dinilai pada saat induksi, insisi dan selama operasi hingga selesai.
Hasil: Penurunan parameter hemodinamik lebih dari 10 % terjadi pada kelompok PF pada saat induksi, insisi, dan menit ke-5, dimana tekanan darah sistolik (TDS) menurun sebesar 15,5% (7,26), tekanan darah diastolik (TDD) menurun sebesar 14,9% (9,39), tekanan arteri rerata (TAR) menurun sebesar 14,0% (8,34) dan laju denyut jantung (DJ) sebesar 14,2% (6,52) sedangkan pada kelompok PK terjadi penurunan TDS sebesar 4,3% (2,72) (p = 0,000), TDD sebesar 5,6% (3,18) (p = 0,000), TAR of 4,6% (3,18) (p =0,000) dan DJ sebesar 3,5% (2,63) (p = 0,000) saat induksi. Saat pemeliharaan, stabilitas hemodinamik kedua kombinasi obat tidak berbeda bermakna.
Simpulan: Stabilitas hemodinamik kelompok PK lebih baik daripada kelompok PF.
Copyright (c) 2014 Sandie Prasetya, Sudadi, Sri Rahardjo
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
The Contributor and the company/institution agree that all copies of the Final Published
Version or any part thereof distributed or posted by them in print or electronic format as permitted herein will include the notice of copyright as stipulated in the Journal and a full citation to the Journal.