Resistensi Mycobacterium tuberculosis terhadap beberapa obat anti tuberculosis pilihan utama dan pilihan kedua di Laboratorium Mikrobiologi FK UGM Tahun 2000 - 2004



Ning Rintiswati Ning Rintiswati(1*)

(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Latar Belakang: Usaha penanggulangan tuberkulosis sering terhmbat oleh penyebaran strain Mycobacterium tuberculosa yang resisten multi obat. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penyampaian informasi mengenal data resistensi kuman secara berkala.Tujuan penelitian: Penelitian dilakukan dengan tujuan mengetahui pola resistensi Mycobacterium tuberculosa terhadap beberapa obat antituberkulosis, dalam rangka pemantauan strain bakteri resisten obat, terutama di Yogyakarta.
Bahan dan care: Penelitian dilaksanakan sejak Januari 2000 sampai Desember 2004 dengan menggunakan 99 isolat Mycobacterium tuberculosa di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran UGM. Resistensi isolat-isolat tersebut terhadap obat pilihan pertama dan pilihan kedua dievaluasi. Suspensi bakteri dengan kepadatan setara dengan standar Mac Farland 1 (108 cfu/ml) ditanam pada medium Lowenstein Jensen yang mengandung masing-masing obat antituberkulosis (OAT) pilihan pertama yaitu: lsoniazid/INH (1,Oug/ ml), Sreptomisin (2,Oug/mI), Rifampisin (1,Oug/m1), Ethambutol (2,Oug/m1), dan obat pilihan kedua, yaitu: Kanamisin (lug/mi), Siprofloksasin (1ug/m1), Ofloksasin (5ug/mI). Sebagai kontrol suspensi bakteri ditanam di medium yang sama tanpa obat.
Hasil: Pengamatan terhadap resistensi Mycobacterium tuberculosa menunjukkan bahwa sejumlah isolat telah resisten terhadap obat pilihan pertama yang diujikan, dengan kisaran 24,24% sampai 43,43%. Resistensi terendah adalah terhadap INH (24,24%) dan tertinggi Rifampisin (43,43%), sedangkan terhadap Streptomisin terdapat resistensi sebesar 33,33% dan terhadap Ethambutol 26,26%. Resistensi terhadap OAT pilihan kedua berkisar antara 14,29% sampai 49,50%. Resistensi tertinggi terhadap Kanamisin dan terendah terhadap Ofloksasin.
Simpulan: Terhadap obat pilihan pertama, 74,75% dari isolat uji telah resisten terhadap satu OAT atau Iebih, 15,15% telah resisten terhadap semua OAT, dan hanya 25,25% isolat masih peka terhadap obat yang diujikan. Sementara itu 4.04% isolat merupakan strain resisten multi-obat (MDR-TB) karena resistan terhadap INH dan Rifampisin.





Article Metrics

Abstract views : 1112 | views : 998




Copyright (c) 2015 Ning Rintiswati Ning Rintiswati

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

View My Stats

 

Creative Commons License
Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran) by  Universitas Gadjah Mada is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Based on a work at http://jurnal.ugm.ac.id/bik/.