Family planning programs improvement in the COVID-19 pandemic

  • Indah Kusuma Wardani Universitas Gadjah Mada
Keywords: keluarga berencana, pandemi COVID-19, pelayanan KB, family planning, COVID-19, family planning services

Abstract

This research aims to describe how the family planning program works during the COVID-19 pandemic and provide recommendations to strengthen policies for future program services. The family planning program delivers face-to-face socialization, counseling, and contraceptive services. During the COVID-19 pandemic, the program becomes difficult to access. In Yogyakarta province, Indonesia, the number of participants declined from 370,761 to 370,447 in the early days of the pandemic. The government anticipates increasing pregnancy and birth rates by controlling and increasing the supply of contraceptives and making online approaches and modifications to the public. In the Pacific Island countries, the government provides family planning training for health workers, telemedicine, counseling on the benefits of long-term contraceptive methods, and other essential health services. In Yogyakarta province, Indonesia, the family planning program innovates ball pick-up services and distributes contraceptives directly to the family planning participants per health protocols. Recommendations to keep the family planning program running during the pandemic are: to innovate, support, and facilitate equitable and comprehensive family planning services, utilize routine family planning program data to develop strategies to strengthen program implementation in reaching family planning acceptors and increase cadres and community leaders involvement for areas with difficulty in accessing the services.

 

Objective: Mendeskripsikan program KB selama pandemi covid-19 dan memberikan rekomendasi penguat kebijakan pelayanan program di masa mendatang.

Content: Dampak covid-19 di Indonesia sangatlah berpengaruh pada sektor kessehatan, salah satunya adalah pelaksanaan program KB. Pelaksanaan program KB yang umumnya kegiatan sosialisasi, penyuluhan dan pemberian pelayanan kontrasepsi dilakukan dengan tatap muka, tetapi terkendala akibat pandemi. Penurunan akses pelaksanaan program KB mengakibatkan penurunan jumlah kepesertaan KB dan pengguna kontrasepsi yang dapat menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. Jumlah peserta KB aktif di DIY mengalami penurunan pada masa awal pandemi covid-19 dari 370.761 menjadi 370.447 peserta. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengantisipasi peningkatan angka kehamilan dan kelahiran selama pandemi yaitu melakukan pengontrolan dan peningkatan pasokan alat kontrasepsi di setiap wilayah Indonesia, melakukan pendekatan dan modifikasi via online sebagai sarana media informasi kepada masyarakat. Sedangkan di Negara lain, seperti Negara kepulauan pasifik upaya yang dilakukan yaitu pelatihan KB bagi tenaga kesehatan, penggunaan telemedicine sebagai media konsultasi, meningkatkan konseling keuntungan MKJP dan pemberian pelayanan kesehatan essensial selama pandemic. Di DIY program keluarga berencana tetap dilakukan dengan inovasi pelayanan jemput bola dan membagikan alat kontrasepsi langsung ke rumah-rumah peserta KB sesuai dengan protokol kesehatan. Rekomendasi agar program KB tetap berjalan selama pandemi yaitu melakukan berbagai trobosan inovasi dalam pelayanan KB, memberikan layanan KB gratis selama pandemi, melakukan pemanfaatan data rutin program KB untuk menyusun strategi penguatan implementasi program dalam menjangkau akseptor KB, adanya dukungan dalam memfasilitasi pelayanan KB yang lengkap secara merata dan peningkatan keterlibatan kader dan tokoh masyarakat bagi daerah yang belum memiliki kemudahan akses pelayanan.

Published
2021-11-01
How to Cite
Kusuma Wardani, I. (2021). Family planning programs improvement in the COVID-19 pandemic. BKM Public Health and Community Medicine, 37(11 Suppl.), 39. Retrieved from https://jurnal.ugm.ac.id/v3/BKM/article/view/3279