
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Bakti Budaya: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat menerapkan Lisensi Internasional Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0, dengan hak cipta atas artikel yang diterbitkan dipegang oleh jurnal. Penulis diwajibkan untuk mengalihkan hak cipta kepada jurnal ini setelah artikel diterima. Jurnal ini memegang lisensi non-eksklusif untuk menerbitkan artikel sebagai penerbit asli, beserta hak komersial misalnya untuk menerbitkan edisi cetak untuk dijual.
Dengan menerbitkan artikel pada jurnal ini, pemegang hak cipta membagikan hak kepada publik untuk memanfaatkan artikel yang diterbitkannya dengan mengikuti seluruh persyaratan yang ditentukan dalam lisensi Internasional Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0.
Selanjutnya, setiap orang diizinkan untuk membagikan, mendistribusikan, memadukan, mengadaptasi, mengembangkan artikel yang diterbitkan, dan bahkan untuk tujuan komersial, selama mereka mencantumkan informasi atau atribusi yang layak dan sesuai (Judul, Penulis, Sumber, dan Lisensi karya), menyertakan tautan ke lisensi, menunjukkan jika ada perubahan yang dilakukan, dan mendistribusikan ulang hasil turunan di bawah lisensi yang sama (CC BY-SA 4.0).
Pelatihan Apresiasi Karya Sastra Jawa bagi Siswa SD Negeri Suryowijayan Yogyakarta
Corresponding Author(s) : Imam Prakoso
Bakti Budaya: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat,
Vol 6 No 2 (2023): 2023: Edisi 2
Abstract
It seems that geguritan still being one of the learning objects which rarely receive attention in school. This is because geguritan is stigmatized as a literature work that is difficult to understand because of its language, hence only certain people are able to appreciate it. Based on this problem, the Javanese Literature Program of UGM community service team attempted to reintroduce geguritan through literature appreciation activities to the students of Suryowijayan Elementary School. This program aims to remind them of the Javanese cultural identity which is implemented in geguritan and improve their social awareness. There were several activities including an introduction to the basic concept of geguritan, geguritan reading practice, geguritan writing practice about students’ hobbies and daily activities, and creating a wall magazine from their geguritan. At the end of the program, students read their geguritan which later turned into a compilation video as the outcome of this program.
===
Kiranya apresiasi karya sastra geguritan masih menjadi bentuk pendidikan yang belum mendapatkan perhatian di lingkungan sekolah. Hal ini karena masih adanya anggapan terhadap geguritan sebagai sebuah karya sastra yang sukar dipahami karena bahasanya sehingga hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu. Berangkat dari stigma tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat dari Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa UGM berupaya untuk mengenalkan kembali geguritan melalui kegiatan apresiasi karya sastra yang dilakukan terhadap siswa SD Negeri Suryowijayan. Kegiatan ini bertujuan mengingatkan kembali identitas budaya Jawa yang terwujud dalam geguritan serta meningkatkan kepedulian sosial akan berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan ini terdiri atas beberapa tahap, yaitu pengenalan konsep dasar geguritan, latihan membaca geguritan, latihan menulis geguritan tentang hobi serta keseharian siswa, dan pembuatan karya mading dari geguritan. Pada akhirnya, karya mading tersebut dibaca oleh siswa dan divisualisasikan menjadi sebuah video kompilasi sebagai bentuk luaran program pengabdian.
Keywords
Download Citation
Endnote/Zotero/Mendeley (RIS)BibTeX
-
Bohlin, K. E. (2005). Teaching Character Education Through Literature: Awakening the Moral Imagination in Secondary Classrooms. RoutledgeFalmer.
http://site.ebrary.com/id/10163217
Suryaman, M. (2010). Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Sastra. Jurnal Cakrawala
Pendidikan, 1(3).
Suwondo, T. (2001). Ihwal Pengajaran Sastra di Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional.