Pelatihan Pembuatan Kompos Organik dengan Metode Takakura dan Cara Aplikasinya di Desa Punggur Kecil

  • Dwi Zulfita Vivi Program Studi Agroteknologi, Universitas Tanjungpura
  • Surachman Program Studi Agroteknologi, Universitas Tanjungpura
  • Setia Budi Program Studi Agroteknologi, Universitas Tanjungpura
  • Agus Hariyanti Program Studi Agroteknologi, Universitas Tanjungpura
  • Rahmidiyani Program Studi Agroteknologi, Universitas Tanjungpura
  • Siti Hadijah Program Studi Agroteknologi, Universitas Tanjungpura
Keywords: organic compost, Takakura, kompos organik

Abstract

The data and results of field observations show that Punggur Kecil Village is identical to the economically weak community and depends on agriculture for its livelihood which is to cultivate plants using inorganic fertilizers. Inorganic fertilizers are widely used by farmers, this is because they are more efficient and effective than organic fertilizers. Whereas the continuous use of chemical fertilizers causes the land to be damaged and cannot provide the carrying capacity for human life. This happens because the community does not have the knowledge and skills in processing household waste into organic fertilizer which is more environmentally friendly. Therefore, the abundance of natural resources in Bilayuk Village from the agricultural aspect cannot be utilized optimally due to limited human resources. The results showed that the material for processing household waste into organic compost using the Takakura method could be understood by 68% of the target audience, overall the participants liked the use of Takakura compost in the cultivation of vegetable crops produced by the distribution of 14% of participants who preferred inorganic fertilizers, 27 % prefer Takakura’s organic compost, and 59% like both.

====

Data dan hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa Desa Punggur Kecil identik dengan masyarakat ekonomi lemah dan menggantungkan hidupnya dari pertanian apa adanya, yang dalam melakukan budi daya tanamannya menggunakan pupuk anorganik. Pupuk anorganik banyak digunakan oleh petani karena lebih efektif dan efisien daripada pupuk organik. Padahal, penggunaan pupuk kimia yang terus-menerus dapat menyebabkan lahan menjadi rusak dan tidak dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia. Hal tersebut terjadi karena masyarakat tidak mempunyai pengetahuai dan keterampilan dalam mengolah limbah rumah tangga menjadi pupuk organik yang lebih ramah lingkungan. Oleh sebab itu, melimpahnya sumber daya alam di Desa Bilayuk dari aspek pertanian tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal karena keterbatasan sumber daya manusia. Hasil menunjukkan bahwa materi pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos organik dengan metode Takakura dapat dipahami oleh 68% dari khalayak sasaran. Secara keseluruhan peserta menyukai penggunaan kompos Takakura dalam budi daya tanaman sayur-sayuran yang dihasilkan dengan pembagian 14% peserta yang lebih menyukai pupuk anorganik, 27% lebih menyukai kompos organik Takakura, dan 59% menyukai keduanya.

References

Monografi Kecamatan. (2020). Profil Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.Kecamatan Sungai Kakap.
Hioloa, R dan R. Hiola. (2015). Teknologi pembuatan pupuk kompos dari sampah rumah tangga. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.
Prihandini, P.Wahyu dan T. Purwanto. (2007). Petunjuk Teknis Pembuatan Kompos Berbahan Kotoran Sapi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.
Rezagama, A., Samudro, G. (2015). Studi Optimasi Takakura dengan penambahan sekam dan bekatul. Jurnal Presipitasi 12 (2) : 66 – 70.
Rully, H. (1999). Rakitan Teknologi Penggunaan Mikroorganisme Efektif dan Bokasi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur. Surabaya.
Sastrawijaya, T. (2009). Pencemaran lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.
Wardhana, W.A. (2004). Dampak pencemaran lingkungan. Andi. Jakarta
Published
2022-10-31
How to Cite
Vivi, D. Z., Surachman, Setia Budi, Agus Hariyanti, Rahmidiyani, & Siti Hadijah. (2022). Pelatihan Pembuatan Kompos Organik dengan Metode Takakura dan Cara Aplikasinya di Desa Punggur Kecil. Bakti Budaya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(2), 158-165. https://doi.org/10.22146/bakti.4659
Section
Articles