LEGITIMASI KEKUASAAN DAN HUBUNGAN PENGUASA-RAKYAT DALAM PEMIKIRAN POLITIK SUKU DAYAK MA’ANYAN
Kisno Hadi(1*)
(1) Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Kristen Palangka Raya
(*) Corresponding Author
Abstract
This article is a result of research on power legitimation and relation of rulers and people in political thought of Dayak Ma’anyan context. This Political thought was practiced by Nan Sarunai at the past centuries and inherited by some of people but the rest is disappeared. By the time of decentralization and the beginning of democration era at 1998, some of the concept was adopted like as on legitimating of power and relation between ruler and people in power. The implementation of the concept is seen in many ways e.g. in development of East Barito Regency which is believed as a continuation of Nan Sarunai Kingdom, the bestowal of past adat leader titles for regents or governors (dudus) and this ceremonial creating dependency relation between ruler and people which is people as the object. The aims of this research are to find out the thought and practice of power legitimation in the past and the implementation of power legitimation at present. Research use explanatory descriptive method and the data will analyze by interpretative descriptive. Research was held from April, 2014 to March, 2017 in community Dayak Ma’anyan in East Barito Regency, especially in Paju Epat District i.e Balawa, Murutuwu, Siong, and Telang. These villages believed still pratice and preserve adat of Nan Sarunai completely. Writer conduct deep interview with local adat leader i.e. Mantir, Damang, Pangulu Adat, and Pamakal. Use oral data likes Taliwakas (stories on leader), Hiyang Wadian (sacred song of priest which is sing in adat ritual), Sorosilah (histories of leader), and customary law of Dayak Ma’anyan. Data interpretation use Legitimacy Theory or religious legitimating of Franz Magnis Susesno and theory of relation between rulers – people from Soemarsaid Moertono.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Agun, A, dkk. 2016. Kiaen Wadian Hintek Ijambe (Perjalanan Wadian Saat Upacara Ijambe). Siong: Naskah tidak diterbitkan.
Alkim, Z. 2004. Meniti Buih dari Magantis ke Tamiang Layang. Tamiang Layang: Pemda Barito Timur.
Bae, S. U., G. B. Djanang, dan Martinus. 1995. “Sejarah Suku Dayak Ma’anyan, Banjar dan Merina di Madagaskar”. Hasil Penelitian. Jakarta: Museum Nasional RI. Naskah tidak diterbitkan.
Banggert, C. 1860. Verslag Der Reis In De Binnenwaarts Gelegene Streken Van Doessoen Ilir. (Indische Taal Land Volkenkunde IX), hal. 161-163.
Borneo Institut. 2013. “Hapakat Manggatang Utus, Dari Kalimantan Tengah Mencari Identitas”. Palangka Raya: Borneo Institut.
Budiardjo, M. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia.
Gentong, D. dan S. Dusau. 2004. “Hukum Adat Dayak Ma’anyan”. Buntok: Pemerintah Kabupaten Barito Selatan. Naskah tidak diterbitkan.
Goethals, P. R. 2007. “Rarak: A Swidden Village of West Sumbawa”, dalam Koentjaraningrat (Ed.)., Villages in Indonesia. Jakarta-Kuala Lumpur: Equinox Publishing.
Hechter, M. dan L. Margaret. 1979. “The Comparative Analysis of Ethno-regional Movements”. Ethnic and Racial Studies. 2 (3).
Keloso. 1999. “Kemungkinan-Kemungkinan Kristologi Dalam Konteks Budaya Agama Hindu Kaharingan”. Tesis, Jakarta: Sekolah Tinggi Teologi Jakarta.
King, V. T. 2013. Kalimantan Tempoe Doeloe. Depok: Komunitas Bambu.
Klinken, Gerry van. 2010. “Kembalinya Para Sultan: Pentas Gerakan Komunitarian Dalam Politik Lokal”, dalam Jamie S. Davidson dkk. (Peny.). Adat Dalam Politik Indonesia. Jakarta: Buku Obor dan KITLV-Jakarta.
Koentjaraningrat. 1984. “Kepemimpinan dan Kekuasaan: Tradisional, Masa Kini, Resmi dan Tak Resmi”, dalam Miriam Budiardjo (Peny.). Aneka Pemikiran Tentang Kuasa dan Wibawa. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.
Kusumohamidjojo, B. 2014. Filsafat Politik dan Kotak Pandora Abad 21. Yogyakarta: Jalasutra.
Liddle, R. W. 1997. Islam, Politik dan Modernisasi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Magenda, B. D. 2010. East Kalimantan, The Decline of a Commercial Aristocracy. Singapore: Equinox Publishing.
Magnis-Suseno, F. 2003. Etika Politik: Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern. Jakarta: PT. Gramedia.
Mallinckrodt, J. 1974. Gerakan Nyuli Di Kalangan Suku Dayak Lawangan. Jakarta: Penerbit Bhratara.
Mangkujati, A. 2003. “Wadian Perempuan: Mencari Identitas Dayak Ma’anyan (Masa Kini)”, dalam Budi Susanto, SJ (Ed.). Politik dan Postkolonialitas di Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Mattulada. 1985. Latoa, Satu Lukisan Analisis Terhadap Antropologi Politik Orang Bugis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Miter, H. S. 2015. Amirue dan Roh Kudus: Sejarah Perjumpaan Ulun Ma’anyan dengan Kekristenan. Sendawar, Kutai Barat: YRSKLR dan Araska Publisher.
Moertono, S. 1985. Negara dan Usaha Bina-Negara di Jawa Masa Lampau: Studi Tentang Masa Mataram II, Abad XVI sampai XIX. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Nordholt, H. S. 2007. “Bali: Sebuah Benteng Terbuka”, dalam Henk Schulte Nordholt dan Gerry van Klinken (Ed.). Politik Lokal di Indonesia. Jakarta: KITLV-Jakarta dan Yayasan Obor.
Noer, D. 1983. Pengantar ke Pemikiran Politik. Jakarta: CV. Rajawali.
Pasande, D. 2011. “Politik Nasional dan Penguasa Lokal di Tana Toraja”, dalam dalam Sita van Bemmelen dan Remco Raben (Peny.). Antara Daerah dan Negara, Indonesia Tahun 1950an. Jakarta: Yayasan Obor dan KITLV-Jakarta.
Pilakoanu, R. T. 2010. “Agama Sebagai Identitas Sosial: Studi Sosiologi Agama Terhadap Komunitas Ma’anyan”. Disertasi, Salatiga: Kajian Sosiologi Agama, Program Pascasarjana Sosiologi Agama Universitas Kristen Satya Wacana,
Somantri, G. R. 2005. “Memahami Metode Kualitatif”. Jurnal Sosial Humaniora “Makara”.9 (2): 64.
Sorosilah Nan Sarunai (riwayat kerajaan Nan Sarunai). Naskah tidak diterbitkan. Tanpa tahun.
Suyanto, I. 2002. “Faham Kekuasaan Jawa: Pandangan Elit Kraton Surakarta dan Yogyakarta”. Disertasi, Depok: Bidang Studi Ilmu Politik, Program Pascasarjana, FISIP, Universitas Indonesia.
Taliwakas Ma’anyan (cerita tentang kepemimpinan suku Ma’anyan). Tanpa tahun. Naskah tidak diterbitkan.
Ukur, F. 1974. “Ijambe, Upacara Pembakaran Tulang di Kalangan Suku Dayak Ma’anyan di Kalimantan Tengah”, Majalah Paninjau, Lembaga Penelitian dan Studi Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI), Tahun I Nomor 1, 1974, hal. 3-46.
Usop, KMA. M. dkk. 1978. “Sejarah Daerah Kalimantan Tengah: Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah”. Hasil Penelitian, Palangka Raya: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Tengah.
Usop. KMA. M. 1994. Rapat Damai Tumbang Anoi 1894. Palangka Raya: Setdaprov Kalteng.
Waren, C. 2010. “Adat dalam Praktik dan Wacana Orang Bali: Memposisikan Prinsip Kewargaan dan Kesejahteraan Bersama (Commonweal)”, dalam Jamie S. Davidson, David Hanley, Sandra Moniaga (Pany.)., Adat Dalam Politik Indonesia. Jakarta: KITLV-Jakarta dan Yayasan Obor.
Wada, M. 2003 “Adat, Hukum Adat dan Budaya Dayak Ma’anyan Paju Sapuluh”. Tamiang Layang, Naskah tidak diterbitkan.
Widen, N . 1995. “Orang Ma’anyan: Dipersatukan oleh Darah”, dalam Darius Dubut, dkk (Peny.). Kurban yang Berbau Harum. Jakarta: Balitbang PGI dan Majelis Sinode GKE.
Hasil Wawancara:
Bhaterius. 2017. Wawancara.
Dalios. 2017. Wawancara.
Dandan, K. A. 2017. Wawancara.
Ngepek, A. 2014. Wawancara.
Suban, K. 2017. Wawancara.
Syahran. 2017. Wawancara.
Udir, R. 2017. Wawancara.
Usop, KMA. M. 2014. Wawancara.DOI: https://doi.org/10.22146/kawistara.28082
Article Metrics
Abstract views : 25277 | views : 9534Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Jurnal Kawistara
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Kawistara is published by the Graduate School, Universitas Gadjah Mada.