EKSISTENSI PEREMPUAN DALAM OPERA BATAK: STUDI KASUS ZULKAIDAH HARAHAP

https://doi.org/10.22146/kawistara.13121

Jayanti Mandasari Sagala(1*)

(1) Program Studi Seni Musik
(*) Corresponding Author

Abstract


The art, that is identical with the domination of masculinity or masculine art that happens the Batak Opera musically, cannot be separated with the concept constructed by the patriarchal ideology in the communal. This fact had been challenged by the existence of a woman. Formerly Batak Opera was more masculine art musically, after the existence of Zulkaidah Harahap, Batak Opera now has different path. This study purposes to examine attentively the existence and the importance of Zulkaidah Harahap as a woman in the performing art of Batak Opera in the Batak Toba. This study had been done in two months in Tiga Dolok and Pematang Siantar, North Sumatera, the place where Batak Opera and Zulkaidah Harahap came from. This study uses feminist perspective. It is used to see the women’s problems in the performing art of Batak Opera through the case study and individual life history of a prominent firgure from woman’s tradition of Zulkaidah Harahap with using historical reconstruction method and interview. In this case, the existence of women is seen as a ‘creativity’ in traditional art perspective which is put forward by the theory of George Herzog in his writings “The creativity of tradition music artist”. The other perspective used ini this article is existentialist feminist perspective by Simone de Beauvoir’s theory “The process of women transcendence”. The existence of Zulkaidah Harahap is very important in Batak Opera which is defined as a ‘creativity’ in the performing art of Batak Toba. The creativity of Zulkaidah Harahap in the performing art of Batak Opera can be seen in two things: first, as the one and only woman leader ever to lead a Batak Opera group, second, as the first woman of parmusik (musician) who can play musical instruments to become parmusik which is parallel to men. Through her deeds, she had proved that women, as well as men, are exist for themselves and the self who have the right to be seen as a cultural subject. Through Zulkaidah Harahap, now it is not taboo for Batak women to be parmusik and can be seen in art as subject. 


Keywords


Batak Opera; Existence; Women; Zulkaidah Harahap



References

Barker, Chris. 2013. Antiesensialisme, Feminisme dan Politik Identitas. Dalam Cultural Studies; Teori dan Praktek. Terjemahan Nurhadi. Kreasi Wacana. Yogyakarta.

Beauvoir, Simone de. 2003. The Second Sex; Fakta dan Mitos. Terjemahan Toni B Febriantono. Pustaka Promethea. Surabaya.

_________________. 2004. Eksistensialisme untuk Perempuan. Dalam Rosemarie Putnam Tong. Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis. Terjemahan Aquarini Priyatna Prabasmoro. Jalasutra. Yogyakarta.

_________________. 2004. Kehidupan Perempuan Kini. Dalam Rosemarie Putnam Tong. Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis. Terjemahan Aquarini Priyatna Prabasmoro. Jalasutra. Yogyakarta.

_________________. 2004. Takdir dan Sejarah Perempuan. Dalam Rosemarie Putnam Tong. Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis. Terjemahan Aquarini Priyatna Prabasmoro. Jalasutra. Yogyakarta.

Carle, Rainer. 1990. Opera Batak; The traveling theater of the Toba Batak in North Sumatra - Spectacles maintain cultural identity in the national context of Indonesian. http://www.adtractive.de/operabatak. 17 September 2013 (19:35).

_________________. 1998. Tenggara: Jurnal of Southeast Asian Literature. Papers from the Sixth European Colluquium on Malay and Indonesia Studies. ISSN 0126-6373. Dewan Bahasa dan Pustaka Lot, Kuala Lumpur.

Dewi, Maya. 2008. Zulkaidah, Seniman Opera Batak Tiga Zaman. Harian Medan Bisnis. 26 Oktober 2008. Medan.

Engles, Friedrich. 2004. Takdir dan Sejarah Perempuan. Dalam Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis. Rosemarie Putnam Tong. Terjemahan Aquarini Priyatna Prabasmoro. Jalasutra. Yogyakarta.

Furchon, H. Ariefdan, dan H. Agus Maimun. 2005. Studi Tokoh; Metode Penelitian Mengenai Tokoh. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Gilligan, Carol. 2004. Feminisme Gender: In a Different Voice. Dalam Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis. Rosemarie Putnam Tong. Terjemahan Aquarini Priyatna Prabasmoro. Jalasutra. Yogyakarta.

Gultom, Gustafa. 1976. Setengah Abad Opera Batak yang kini bernama Serindo. Medan. Dalam Opera Batak Tilhang Serindo: Pengikat Budaya Masyarakat Batak Toba di Jakarta. Krismus Purba. Kalika. Yogyakarta.

Harahap, Basyral H. dan Hotman M. Siahaan. 2002. Orientasi Nilai-nilai Budaya Batak. Dalam Opera Batak Tilhang Serindo: Pengikat Budaya Masyarakat Batak Toba di Jakarta. Krismus Purba. Kalika. Yogyakarta

Herzog, George. 1988. Folk Musician. Dalam The Study of Folk Music in the Modern World. Philip V. Bohlman. Indiana University Press. Bloomington and Indianapolis.

Hutasoit, Thompson. 2007. Alister Nainggolan dan Zulkaidah Harahap: Penerima Tunjangan MAESTRO 2007. http://thompsonhs.wordpress.com. 17 September 2013 (21:30).

______________. 2009. Alister Nainggolan dan Zulkaidah boru Harahap: Dua Maestro Opera Batak. http://tokohbatak.wordpress.com. 17 September 2013(21:33).

Indriasari, Lusiana. 2012. Zulkaidah Harahap: Warisan Terakhir’ Opera Batak. Dalam Sosok. Harian Kompas. Jumat, 27 April 2012. Halaman. Pematangsiantar.

Kitzinger, Celia. 2009. Fundamentally Female. Dalam New Internationalist, issue 210 – Agustus 1990. Jurnal Perempuan; Perempuan dan Seni Pertunjukan.

Lindsay, Jenifer. 2009. Perempuan dalam Seni di Indonesia. Jurnal Perempuan; Perempuan dan Seni Pertunjukan. (62)

Moser, Christian. 2013. The Batak people and the Classical Opera Batak. http://www.adtractive.de/operabatak. 17 September 2013(21:33).

Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Nettl, Bruno. 2005. The Study of Ethnomusicology: Thirty-one Issues and Concepts. University of Illinois Press. Urbana and Chicago.

Nurhan, Kenedi. Ratu Opera Batak dari Tiga Dolok. Dalam Sosok. Harian Kompas. 18 Desember 2007. Medan.

Purba, Krismus. 2002. Opera Batak Tilhang Serindo: Pengikat budaya masyarakat Batak Toba di Jakarta. Kalika. Yogyakarta.

Rachmat, Ismet. 2003. Pesinden Titim Fatimah: dari pentas hingga penolakan gender. Dalam Lokalitas, Gender dan Seni Pertunjukan di Jawa Barat. Editor Endang Caturwati. Aksara Indonesia. Yogyakarta.

Ris. 2007. Dua Mantan Artis Opera Batak Serindo Peroleh Penghargaan Maestro 2007. Harian Batak Pos. 20 Agustus 2007. Medan.

Saptari, Ratna dan Brigitte Holzner. 1997. Perempuan Kerja dan Perubahan Sosial. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta.

Siahaan, E. K. 1982. Tilhang Oberlin Gultom; Hasil Karya dan Pengabdiannya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventaris dan Dokumentasi Sejarah Nasional. Jakarta

Sartre, Jean Paul. 2004. Being and Nothingness Sartre: Sumbangan terhadap The Second Sex. Dalam Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis. Rosemarie Putnam Tong. Terjemahan Aquarini Priyatna Prabasmoro. Jalasutra. Yogyakarta.

Stanford, Michael. 2008. Nature of Historical Knowledge. Dalam Penjelasan Sejarah (Historical Explanation). Kuntowijoyo. Tiara Wacana. Yogyakarta.

Sudira Bambang Oka, Made. 2010. Ilmu Seni, Teori dan Praktik. Inti Prima. Jakarta.

Swastika, Alia. 2009. Kepemimpinan Perempuan dalam Seni Pertunjukan; Ruang Personal dan Negosiasinya. Jurnal Perempuan; Perempuan dan Seni Pertunjukan. (62)

Tambunan, Anggur P. 2002. Kamus Bahasa Batak Toba-Indonesia. Dalam Opera Batak Tilhang Serindo: Pengikat Budaya Masyarakat Batak Toba di Jakarta. Krismus Purba. Kalika. Yogyakarta.

Tong, Rosemarie Putnam. 2004. Feminisme Gender: In a Different Voice. Dalam Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis. Rosemarie Putnam Tong. Terjemahan Aquarini Priyatna Prabasmoro. Jalasutra. Yogyakarta.

Vergouwen, J. C. 2004. Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba. Terjemahan T. O. Ihromi Simatupang. PT. LkiS Pelangi Aksara. Yogyakarta

Walsh, W. H. 2008. Philosophy of History: An Introduction. Dalam Penjelasan Sejarah (Historical Explanation). Kuntowijoyo. Tiara Wacana. Yogyakarta.

WSI. 2008. Bantuan Maestro Tradisi Terhenti. Harian Kompas. 25 Oktober 2008. Medan.

Wulandari, Ririn Ayu. 2008. Zulkaidah Harahap. Majalah Kartini. Jakarta.

Wthnow, Robert (Ed). 1998. Encyclopedia of Politics and Religien, 2 vol. Congressional Quaterly, Inc. Washington D.C.

Zanten, Wim Van. 1989. Sundanese Music In Cianjuran Style: Anthropological dan Musicological Aspects of Tembang Sunda. Foris Publications. Dordrecht - Holand.



DOI: https://doi.org/10.22146/kawistara.13121

Article Metrics

Abstract views : 2686 | views : 2617

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2017 jayanti mandasari sagala

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Kawistara is published by the Graduate School, Universitas Gadjah Mada.