Tekanan Metarhizium anisopliae dan Feromon terhadap Populasi dan Tingkat Kerusakan oleh Oryctes rhinoceros
Wtjaksono Witjaksono(1*), Arman Wijonarko(2), Tri Harjaka(3), Irma Harahap(4), Wahyu Budi Sampurno(5)
(1) Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jln. Flora 1, Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta 55281
(2) Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jln. Flora 1, Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta 55281
(3) Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jln. Flora 1, Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta 55281
(4) Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jln. Flora 1, Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta 55281
(5) Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jln. Flora 1, Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta 55281
(*) Corresponding Author
Abstract
Oryctes rhinoceros is one of the most serious pests in coconut palm tree. Biological control for controlling the pest is done by applying fungal entomopathogen Metarhizium anisopliae on its breeding sites to infect the larvae. Recent development for controlling Oryctes beetle was including the use of pheromone trap baited with ethyl-4-methyl octanoic which attract both male and female of the Oryctes beetle. This research was aimed to determine the effect of combination of both entomopathogen and pheromone application on the population dynamics of rhinoceros beetle, and the intensity of leaf damage on coconut tree. For this purpose, a research was conducted in local farmer coconut tree in the Bojong Village, Panjatan District, Kulon Progo from June 2009−January 2010. Observation including leaf damage intensity before and after application, the number of adult beetle trapped by pheromone, and the number infected larvae in the breeding site. The result showed that there were significant differences among all treatments in term of intensity of leaf damage, the number of trapped adult beetle, and the number of larvae at the breeding site. Leaf damage on control, pheromone application, and combined treatment were: 4.73%; 1.08% and 0.65%. The number of trapped Rhinoceros beetle by ferotrap was 101; in combined treatment was 52. The number of M. anisopliae infected grub were 265 out of 281 total observed grub.
INTISARI
Kerusakan tanaman kelapa akibat serangan Oryctes rhinoceros terjadi mulai pada tanaman muda. Mengingat besarnya kerugian yang ditimbulkan, maka perlu diupayakan cara pengendalian yang efisien, efektif dan aman bagi sumber daya alam dan lingkungan. Salah satu cara pengendalian secara hayati adalah dengan menggunakan cendawan patogenik Metarhizium anisopliae. Selain menggunakan cendawan, upaya terkini dalam mengendalikan kumbang badak adalah dengan menggunakan perangkap berferomon. Feromon dengan bahan aktif Etil-4-metil oktanoat dapat memikat kumbang Oryctes jantan maupun betina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gabungan feromon dan Metarhizium anisopliae terhadap dinamika populasi O. rhinoceros dan intensitas kerusakan pada tanaman kelapa. Penelitian ini dilaksanakan di kebun kelapa rakyat di Desa Bojong, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, dari bulan Juni 2009 sampai dengan Januari 2010. Parameter yang diamati adalah intensitas kerusakan sebelum dan setelah perlakuan, jumlah imago yang terperangkap oleh feromon, dan jumlah larva yang berada di breeding site. Analisis data menggunakan analisis varian dan dilanjutkan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beda nyata pada intensitas serangan, jumlah imago dan jumlah larva pada semua perlakuan. Intensitas serangan baru, yakni serangan yang terjadi setelah dilakukan pengendalian, secara berurut dari yang tertinggi adalah perlakuan kontrol, perlakuan perangkap berferomon, dan perlakuan gabungan yakni sebesar 4,73%; 1,08%; dan 0,65%. Jumlah imago yang terperangkap sebesar 101 ekor pada perlakuan ferotrap dan 52 ekor pada perlakuan gabungan. Larva yang terinfeksi M.anisopliae sebanyak 265 ekor dari total 281 ekor.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alouw, J.C. 2007. Feromon dan Pemanfaatannya dalam Pengendalian Hama Kumbang Kelapa Oryctes rhinoceros (Coleoptera: Scarabaeidae). Buletin Palma 32: 12−21.
Anonim. 1993. Baku Operasional Pengendalian Terpadu Hama Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros L). Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.
Anonim, 2005. Coconut Integrated Pest Management. Annual Report. Asian and Pacific Coconut Community, Jakarta, Indonesia. 195 p.
Anonim. 2008. Budidaya Tanaman Kelapa. http:// lc.bppt.go.id/iptek/index/php?, diakses 30 /9/09.
Anonim. 2009. Pengendalian Oryctes rhinoceros yang Ramah Lingkungan Menggunakan Feromonas dan Metari. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Medan.
Bedford, G .O. 1980. Biology, Ecology, and Control of Palm Rhinoceros Beetles. Annual Review of Entomology. 25: 309−339.
Darwis, M. 2003. Oryctes rhinoceros L. dan Usaha Pengendalianya dengan M. anisopliae. Perspektif 2: 31−44.
Effendi, D.S. 2008. Strategi Kebijakan Peremajaan Kelapa Rakyat. Pengembangan Inovasi Pertanian 1: 288−297.
Susanto, A. Dongoran, A.P. Fahridayanti. A.F Lubis, & A. Prasetyo. 2005. Pengurangan Populasi Larva Oryctes rhinoceros Pada Sistem Lubang Tanam Besar. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit 13:1−9.
Tarmadja, S. 2007. Aplikasi Feromonas sebagai Tekhnologi Novel untuk Pengendalian Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros). Prosiding Inovasi Tekhnologi dan Kelembagaan Pertanian dalam Upaya Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat. Balai Besar Pengkajian Tekhnologi Pertanian (BPTP). Yogyakarta.
DOI: https://doi.org/10.22146/jpti.17260
Article Metrics
Abstract views : 4274 | views : 10471Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia ISSN 1410-1637 (print), ISSN 2548-4788 (online) is published by the Department of Plant Protection, Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada, in collaboration with Indonesian Entomological Society (Perhimpunan Entomologi Indonesia, PEI) and Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, PFI). The content of this website is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View website statistics