Pengendalian Kimia dan Ketahanan Colletotrichum spp. terhadap Fungisida Simoksanil pada Cabai Merah

https://doi.org/10.22146/jpti.15601

Niken Rasmi Paramita(1), Christanti Sumardiyono(2*), Sudarmadi Sudarmadi(3)

(1) Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(2) Jurusan Hama dan penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(3) Jurusan Hama dan penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Colletotrichum sp. is an important pathogen on pepper and caused losses up to 50-100% in rainy season. The objectives of this study is to examine the ability of Curxanil 8/64WP (mixed fungicides between cymoxanil and mancozeb 8/64) in controlling Colletotrichum sp., and to know the resistance of the pathogen against fungicides in vitro. Field experiment was arranged in Complete Randomized Block Design with five treatments i. e. 0, 0.1, 0.2, 0.3, and 0.4% of each tested fungicide, compared with 0.2% mancozeb, with four replications. Fungicides toxicity were tested in vitro using Poisoned Food Technique. This experiment was arranged in Complete Randomized Design with eight treatments i.e. 0, 50, 100, 200, 800, 1000, 1500, 2000 ppm of mancozeb, cymoxanil, and curxanil with four replications. Fungicides resistance assay of Colletotrichum sp. against Curxanil was tested using the same method with gradually increasing fungicide concentrations.The results showed that in the field, anthracnose disease of red pepper can be controlled with 0.2% Curxanil. In vitro test showed that mancozeb at 800 ppm inhibited 98.8% colony diameter of Colletotrichum sp., while cymoxanil at 2000 ppm only reduced 37.2%. Colletotrichum sp. treated with gradually increasing concentration of Curxanil showed that its colony diameter could not be reduced and still grew 52.6% compared with one time treatment. This showed that Colletotrichum sp. had a potency to be resistant against cymoxanil. This problem can be avoided by mixing cymoxanil and mancozeb fungicides.

 

 

Colletotrichum sp. adalah jamur patogen penting pada cabai merah. Kehilangan hasil mencapai 50-100% pada musim hujan. Pengendalian yang selama ini dilakukan adalah dengan fungisida. Penelitian dilakukan untuk menguji kemampuan fungisida Curxanil 8/64 WP (campuran simoksanil dengan mankozeb 8/64 WP) di lapangan dalam mengendalikan Colletotrichum spp. Penelitian lapangan disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan 5 perlakuan yaitu Curxanil dengan konsentrasi 0, 0,1, 0,2, 0,3, 0,4 %, dan mankozeb 0,2 % sebagai pembanding, dengan 4 ulangan. Percobaan di laboratorium bertujuan untuk menguji kemampuan fungisida Curxanil dengan mankozeb terhadap perkembangan koloni jamur patogen dan menguji ketahanan Colletotrichum spp. terhadap fungisida. Uji daya racun fungisida in vitro dirancang dengan Rancangan Acak Lengkap dengan 8 perlakuan yaitu 0, 50, 100, 200, 800, 1000, 1500, 2000 ppm dengan menggunakan Teknik Makanan Beracun. Uji ketahanan Colletotrichum spp. terhadap fungisida dilakukan dengan menumbuhkan patogen pada PDA dengan konsentrasi Curxanil yang dinaikkan secara bertahap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungisida Curxanil mampu mengendalikan patogen pada konsentrasi 0,2 % di lapangan. Mankozeb 800 ppm dapat menghambat perkembangan koloni Colletotrichum spp., 98,8%. Campuran simoksanil dengan mankozeb pada 50 ppm sudah dapat menghambat 100%, sedangkan simoksanil tidak dapat menghambat perkembangan koloni Collletotricum spp. Sampai dengan 2000 ppm diameter koloni hanya terhambat 32,7%. Jamur Colletotrichum spp. menunjukkan kecenderungan ketahanan terhadap simoksanil setelah diperlakukan berulang kali dan masih dapat tumbuh 52,6%. Hal ini menunjukkan bahwa kemunculan strain Colletotrichum spp. tahan simoksanil dapat dihambat dengan fungisida campuran simoksanil dengan mankozeb.

 


Keywords


Cabai merah; Colletotrichum sp.; cymoxanil; fungicide resistant; ketahanan terhadap fungisida; mancozeb; red pepper

Full Text:

PDF


References

Alexander, S.A. 2000. Pepper Diseases Anthracnose and Phytophthora Blight. File: //A: PEPPER DISEASES ANTHRACNOSE AND PHYTOPHTHORA BLIGHT. Html, modified 3/8/06.

Anonim. 2002a. Survei Pertanian Produksi Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

Anonim. 2002b. Pestisida untuk Pertanian dan Kehutanan. Direktorat Jenderal Bina Produksi Pertanian Departemen Pertanian, Jakarta.

Bailey, J.A. dan M.J. Jeger (eds.). 1992. Colletotrichum: Biology, Pathology and Control. CAB International, Wallingford.

Georgopoulos, S.G. 1982. Detection and Measurement of Fungicide resistance, p. 24-31. In J. Dekker & S.G. Georgopoulos (eds.), Fungicide Resistance in Crop Protection. Center for Agricultural Publishing and Documentation, Wageningen.

Kuswanto, H. 2000. Benih sebagai Sumber Penyakit. Agric 14: 32-36.

Martoredjo, T. 1984. Ilmu Penyakit Lepas Panen. Ghalia Indonesia, Jakarta. 96 p.

Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Cetakan ke-5. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Untung, K. 2001. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Cetakan ke-4. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Ware, G.W. 1986. Fundamentals of Pesticides – A Self Instruction Guide. 2nd ed. Thompson Publication, USA.

Williams, C.N., I.O. Uzo, & W.T.H. Peregrine. 1993. Produksi Sayuran di Daerah Tropika (Alih bahasa Soedharoedjian Ronoprawiro). Cetakan ke-1. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.



DOI: https://doi.org/10.22146/jpti.15601

Article Metrics

Abstract views : 4560 | views : 3226

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2014 Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia ISSN 1410-1637 (print)ISSN 2548-4788 (online) is published by the Department of Plant Protection, Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada, in collaboration with Indonesian Entomological Society (Perhimpunan Entomologi Indonesia, PEI) and Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, PFI). The content of this website is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.  

View website statistics