Menggali Pesona Kuliner Outdoor: Strategi Daya Tarik Wisata Yogyakarta

https://doi.org/10.22146/jpt.111214

Theresia Avila Rencidiptya Gitanati Firstantin(1*), Elisa Dwi Rohani(2)

(1) Department of Foreign Languages, Arts and Culture Management, Vocational College
(2) Department of Foreign Languages, Arts and Culture Management, Vocational College
(*) Corresponding Author

Abstract


Penelitian ini membahas fenomena berkembangnya tren wisata kuliner outdoor di Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu strategi daya tarik wisata yang efektif. Wisata kuliner saat ini tidak hanya dipandang sebagai aktivitas pelengkap dalam perjalanan, melainkan telah menjadi motivasi utama wisatawan dalam menentukan tujuan wisata. Dengan memanfaatkan kekayaan lanskap alam seperti Gunung Merapi di Sleman, perbukitan Menoreh di Kulon Progo, pantai selatan di Gunungkidul, hutan pinus di Bantul, hingga ikon kota seperti Tugu Jogja dan lintasan kereta api, destinasi kuliner outdoor di Yogyakarta menghadirkan perpaduan unik antara pengalaman kuliner dan panorama alam.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui observasi lapangan, wawancara dengan pengelola dan wisatawan, serta analisis data kunjungan wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lokasi, suasana, keunikan, dan cita rasa merupakan kunci utama yang membentuk daya tarik wisata kuliner outdoor. Suasana yang instagramable, penataan ruang yang nyaman, serta dukungan promosi digital melalui media sosial semakin memperkuat eksistensi kuliner outdoor sebagai produk unggulan pariwisata.Secara keseluruhan, tren wisata kuliner outdoor di Yogyakarta terbukti berperan penting dalam memperkuat branding destinasi dan meningkatkan daya saing pariwisata baik di tingkat nasional maupun internasional, sekaligus memberi manfaat ekonomi, sosial, dan budaya bagi masyarakat lokal.

Keywords


wisata kuliner outdoor; tren wisata; Yogyakarta; daya tarik wisata; strategi pariwisata

Full Text:

PDF


References

Badan Pusat Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta. (2023). Statistik pariwisata D.I. Yogyakarta. BPS.

BPS. (2022). Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tahun 2021. Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id/publication/2022/04/28/d79faad2c263388e94e160ee/statistik kunjungan-wisatawan-mancanegara-2021.html

Cohen, E., & Avieli, N. (2004). Food in tourism: Attraction and impediment. Annals of Tourism Research, 31(4), 755–778. https://doi.org/10.1016/j.annals.2004.02.003

Dinas Pariwisata D.I. Yogyakarta. (2022). Laporan kinerja pariwisata DIY. Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ginola, Febrian David. (2021). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Niat Berkunjung Kembali ke Chingu Café Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Hall, C. M. and Mitchell, R. (2001). Wine and food tourism. In Special Interest Tourism: Context and Cases (Douglas, N., Douglas, N. and Derrett,R., eds), pp. 307 329

Henderson, J. C. (2009). Food tourism reviewed. British Food Journal, 111(4), 317–326. https://doi.org/10.1108/00070700910951470

Kemenparekraf. (2021). Kemenparekraf.go.id. Tren Pariwisata Indonesia di Tengah Pandemi.

Okumus, B., Koseoglu, M. A., & Ma, F. (2018). Food and tourism research: A review. International Journal of Tourism Research, 20(2), 129–146. https://doi.org/10.1002/jtr.2174

Putra, R., & Haryanto, J. T. (2020). Strategi pengembangan wisata kuliner di Yogyakarta. Jurnal Pariwisata Terapan, 4(1), 45–56. https://doi.org/10.22146/jpt.57123

Quan, S., & Wang, N. (2004). Towards a structural model of tourist experience: An illustration from food experiences in tourism. Tourism Management, 25, 297±305.

Rahmawati, Andi A.D., (2020). Benarkah Konsep Restoran Indoor Jadi Solusi di Era New Normal? Detik.com. https://food.detik.com/info-kuliner/d-5040076/benarkah-konsep restoran-outdoor-jadi-solusi-di-era-new-normal

Rifan, Aditya. (2021). Mengenal Pengertian CHSE yang Menjadi Standar Baru Industri Pariwisata. Suara.com.

Sutisna, & Pawitra, T. A. (2001). Perilaku konsumen dan komunikasi pemasaran. Remaja Rosdakarya.

UNWTO. (2017). Second global report on gastronomy tourism. World Tourism Organization.

Widagdyo, K. (2015). Analisis motivasi wisatawan terhadap wisata kuliner di Indonesia. Jurnal Kepariwisataan Indonesia, 10(2), 77–89.

Wijayanti, A and Damanik, J. (2019). Analysis of the Tourist Experience of Management of a Heritage Tourism Product: Case Study of The Sultan Palace of Yogyakarta, Indonesia. Journal of Heritage Tourism. 14 (2), 166-177.

Wijayanti, Ani. (2020). Wisata Kuliner Sebagai Strategi Penguatan Pariwisata di Kota Yogyakarta, Indonesia. Khasanah Ilmu: Jurnal Pariwisata dan Budaya. 11(1), 74-82.

Wiley. Hall, M., & Sharples, L. (2003). The consumption experiences or the experience of consumption: An introduction to the tourism of taste. In by C. M. Hall, L. Sharples, R. Mitchell, N. Macionis, & B. Cambourne (Eds.), Food tourism around the world: Development, management and markets (pp. 1±24). Oxford, England: ButterworthHeinemann.

Wolf, E. (2002). Culinary Tourism: A Tasty Economic Proposition. International Culinary Tourism Task Force.

Yoeti, O. A. (2006). Pengantar ilmu pariwisata. Angkasa.

Yusuf, Mohamad. (2022). Maraknya Outdoor Culinary. Radar Jogja. https://radarjogja.jawapos.com/jogja-raya/2022/12/31/maraknya-outdoor-culinary/



DOI: https://doi.org/10.22146/jpt.111214

Article Metrics

Abstract views : 647 | views : 592

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Theresia Avila Rencidiptya Gitanati Firstantin, Elisa Dwi Rohani

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Pariwisata Terapan is published by Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia with registered number ISSN 2580-1031 (Print) and ISSN 2580-104x (Online). This website is licensed under a Creative Commons Attribute-ShareAlike 4.0 International License. Built on the Public Knowledge Project's OJS 2.4.8.1.


free
hit counter View My Stats =======