STRATEGI PENGEMBANGAN INSTALASI FARMASI BERBASIS EVALUASI AKREDITASI MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT (MPO) RUMAH SAKIT

https://doi.org/10.22146/jmpf.344

Noval Noval(1*), R.A. Oetari(2), Gunawan Pamudji Widodo(3)

(1) Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi, Surakarta
(2) Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi, Surakarta
(3) Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi, Surakarta
(*) Corresponding Author

Abstract


Pelayanan farmasi merupakan pelayanan penunjang dan merupakan pendapatan utama rumah sakit, dengan kontribusi 90% pelayanan kesehatan merupakan perbekalan farmasi. Banyaknya kesalahan dalam pemberian obat menyebabkan kejadian tidak diharapkan, rumah sakit perlu memperhatikan akreditasi instalasi farmasi dari segi manajemen penggunaan obat (MPO). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesesuaian pelayanan farmasi terhadap tujuh standar akreditasi MPO dan strategi pengembangannya dengan metode hanlon berdasarkan standar akreditasi rumah sakit tentang MPO di Instalasi Farmasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian non eksperimental, data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilakukan pada bulan februari sampai bulan maret tahun 2016. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner penilaian diri sendiri dan wawancara kepada staf instalasi farmasi rumah sakit yang terlibat berdasarkan tujuh standar MPO. Strategi pengembangan untuk penyelesaian masalah elemen penilaian menggunakan analisis prioritas masalah dengan metode Hanlon. Hasil penelitian tingkat kesesuaian pelayanan farmasi terhadap standar akreditasi MPO adalah MPO1 organisasi dan manajemen sebesar 98,71%, MPO2 seleksi dan pengadaan 98,26%, MPO3 penyimpanan 98,37%, MPO4 pemesanan dan pencatatan 97,83%, MPO5 persiapan dan penyaluran 96,37%, MPO6 pemberian 98,82%, dan MPO7 pemantauan 94,10%. Dari 24 elemen penilaian standar MPO yang dilakukan ada 7 yang belum memenuhi standar maksimal dan memiliki kekurangan. Analisis prioritas masalah elemen penilaian menggunakan metode Hanlon, prioritas secara berturut-turut pertama elemen penilaian MPO6.P3 identifikasi petugas untuk memberikan obat, MPO7.P2 monitoring efek obat, MPO4.P2 identifikasi petugas kompeten, MPO1.P4 pelayanan penggunaan informasi obat, MPO3.P1 penyimpanan produk nutrisi, MPO5.P3 penyiapan produk steril, dan terakhir MPO7.P3 pencatatan atau pelaporan obat yang tidak diharapkan dalam status pasien.

Keywords


evaluasi akreditasi MPO, strategi pengembangan, metode Hanlon, MPO accreditation evaluation, development strategy, Hanlon method



References

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Pedoman Pemantauan Terapi Obat. Jakarta: Depkes RI.

Fosmari. 2003. The Business Case for Medication Safety. Hanlon and Hyman. Hanlon and Basic Priority Rating System (BPRS). Public Health: Administrasion and Practive (Hanlon and Hyman, Aspen Publishers).

Hasan, W.E. 1986. Hospital Pharmacy. Philadelphia: Fifth edition, Lea and Febiger.

Hasanuddin. 2014. Strategi Pengembangan Instalasi Farmasi Berbasis Evaluasi Akreditasi dengan Metode Matrik di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makasar.

Kozier. Erb. 2009. Buku Ajar Keperawatan Klinis. Kozier & Erb. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Larson Trisnantoro. 2008. Aspek strategis dalam Manajemen Rumah Sakit. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Leape LL, Bates DW, Cullen DJ, et al. 2008. Systems Analysis of Adverse Drug Events. JAMA. ;274: 35-43.

Nadeem, H., 2001. A Survey of Prescription Errors in General Practice. Pharm J: Vol 267, hal 55-60.

National Association of Country & City Health Officials (NACCHO), 2010. The National Connection for Local Public Health.

Ningrum, W.A. 2014. Strategi Pengembangan Instalasi Farmasi Berbasis Evaluasi Akreditasi dengan Metode Matrik di RSUD Kraton Pekalongan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Tentang Akreditasi Rumah Sakit No. 012 Tahun 2012. Depkes RI.

Poerwani SK dan Sopacua E. 2004. Upaya Pemerintah dalam Penataan Perumahsakitan di Indonesia Melalui Kegiatan Akreditasi. Makalah dalam Simposium I Badan Litbangkes. Jakarta.

Prodlove, N, C & Boaden. R. 2005. Using operational information and information systems to improve in- patient flow in hospitals. Journal of Health Organization and Management. Vol 19 (6): 466-477.

Shaw, C, D et al. 2014. The effect of certification and accreditation on quality manajement in 4 clinical services in 73 European hospitals, International Journal for Quality in Health Care. Vol (26): 100-107.

Sutapa, G. 2011. Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Yulistiani. Suharjono. Hasmono, D. Khotib, J. Sumarno. Rahmadi, M. Sidharta, B. 2008. Identifikasi Problema Obat dalam Pharmaceutical Care. Jurnal Farmasi Indonesia. Vol 4. No.1.



DOI: https://doi.org/10.22146/jmpf.344

Article Metrics

Abstract views : 4745 | views : 7995

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.

©Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi
Faculty of Pharmacy
Universitas Gadjah Mada
Creative Commons License
View My Stats