EFEK TERAPI IRON DEXTRAN PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK HEMODIALISIS RUTIN DI RUMAH SAKIT
Tety Nuryanti(1*), Dhiyan Kusumawati(2), Tri Murti Andayani(3), Fredie Irijanto(4)
(1) 
(2) 
(3) 
(4) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Anemia berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan morbiditas yang signifikan pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis (PGK-HD). Anemia defisiensi besi terjadi pada sebagian besar pasien dengan PGK-HD. Anemia defisiensi besi dapat membatasi efikasi terapi epoetin (EPO) pada pasienPGK-HD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek terapi iron dextran pada pasien PGK-HD rutin ditinjau dari parameter perubahan nilai status besi (SI, TIBC, ST) dan kadar hemoglobin (Hb) pasien sebelum dan sesudah terapi iron dextran, dan kemungkinan muncul adverse drug event (ADE) selama terapi iron dextran.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan desain cross sectional retrospektif berdasarkan data rekam medis pasien PGK dengan HD rutin 2x/minggu, pasien dengan pemeliharaan EPO, nilai SI < 60 μg/dl, ST<50%, usia ≥ 18 tahun yang mendapat iron dextran selama 5 minggu dengan frekuensi pemberian 2x/minggu, pada periode Januari 2015-Desember 2015 di RS UGM Yogyakarta. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dilihat rata-rata perubahan nilai status besi dan kadar Hb setelah terapi iron dextran diberikan selama 5 minggu. Data dianalisis dengan uji statistik paired-t-test. Pasien juga dilihat kemungkinan muncul ADE dengan melihat perkembangan kondisi pasien yang tercatat di rekam medik pasien selama terapi iron dextran.
Hasil penelitian terhadap 33 pasien menunjukkan bahwa penggunaan iron dextran untuk terapi anemia pada pasien PGKHD memiliki efek dapat meningkatkan nilai SI dari 39 μg/dl menjadi 62 μg/dl(ΔSI 23 μg/dl), TIBC dari 148 μg/dl menjadi 170 μg/dl (ΔTIBC 22 μg/dl), ST dari 26,70 % menjadi 38,64% (ΔST 11,94 %) dan kadar Hb dari 10,13 g/dl menjadi 10,72 g/dl (ΔHb 0,59 g/dl) serta tidak ditemukan ADE selama penggunaan iron dextran. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap perubahan nilai status besi dan Hb (p < 0,05).
Kata kunci: anemia, defisiensi besi, iron dextran
Full Text:
UntitledReferences
Almeida, F.A.A., Machado, F.C., Moura, J.A., dan Guimarães, A.C., 2010. Global And Cardiovascular Mortality And Risk Factors in Patients Under Hemodialysis Treatment. Arquivos Brasileiros De Cardiologia, 94: 187–192, 201–206, 190–195.
Bailie, G.R., Clark, J.A., Lane, C.E., dan Lane, P.L., 2005. Hypersensitivity Reactions And Deaths Associated with Intravenous Iron Preparations. Nephrology Dialysis Transplantation, 20: 1443–1449.
Besarab, A., Amin, N., Ahsan, M., Vogel, S.E., Zazuwa, G., Frinak, S., dkk., 2000. Optimization of epoetin therapy with intravenous iron therapy in hemodialysis patients. Journal of the American Society of Nephrology, 11: 530–538.
Hall, J.E. dan Guyton, A.C., 2007. Guyton dan Hall buku ajar fisiologi kedokteran.
Horl, W.H., 2007. Clinical Aspects of Iron Use in the Anemia of Kidney Disease. Journal of the American Society of Nephrology, 18: 382–393.
Ineck, B.A., Mason, B.J., dan Lyons, L.., 2008. Anemia, dalam: Dipiro J.T. (Ed.) Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach. McGraw Hill Professional, USA, hal. 1639–1664.
KDIGO, 2013. KDIGO 2012 Clinical Practice Guideline for the Evaluation and Management of Chronic Kidney Disease. Kidney Int, 2: 1.
Lippincott, W.& W., 2012. Koda-Kimble & Young’s Applied Therapeutics, The Clinical Use of Drugs, 10th ed. Lippincott Williams & Wilkins.
Litton, E., Xiao, J., dan Ho, K.M., 2013. Safety and efficacy of intravenous iron therapy in reducing requirement for allogeneic blood transfusion: systematic review and meta-analysis of randomised clinical trials. BMJ, 347: f4822–f4822.
Malyszko J, Malyszko JS, Pawlak K et al. Hepcidin, iron status, and renal function in chronic renal failure, kidney transplantation and hemodiafsis-Am J Hematol2006; 81: 832-837.
Miskulin, D.C., Tangri, N., Bandeen-Roche, K., Zhou, J., McDermott, A., Meyer, K.B., dkk., 2014. Intravenous iron exposure and mortality in patients on hemodialysis. Clinical journal of the American Society of Nephrology: CJASN, 9: 1930–1939.
Nicolas G. The gene encoding the iron regulatory peptide hepcidin is regulated by anemia, hypoxia, and inflammation. J Clin lnvest 2002;11O:1037-1444.
NKF-K/DOQI, 2006. KDOQI Clinical Practice Guidelines and Clinical Practice Recommendations for Anemia in Chronic Kidney Disease. American Journal of Kidney Diseases: The Official Journal of the National Kidney Foundation, 47: S11–145.
O’Hare, A.M., Choi, A.I., Bertenthal, D., Bacchetti, P., Garg, A.X., Kaufman, J.S., dkk., 2007. Age Affects Outcomes in Chronic Kidney Disease. Journal of the American Society of Nephrology: JASN, 18: 2758–2765.
Pollock, P.S., Swinkels, D.W., Wanner, C., Weiss, G., dan Glenn, M., 2014. Iron Management in Chronic Kidney Disease: Report from a Kidney Disease: Improving Global Outcomes (KDIGO) Controversies Conference.
Suwitra, K., 2009. Penyakit Ginjal Kronik, dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. hal. 1035–40.
Vanasse, G.J. dan Berliner, N., 2010. Anemia in Elderly Patients: an Emerging Problem for The 21st Century. ASH Education Program Book, 2010: 271–275.
Walters, B.A.J. dan van Wyck, D.B., 2005. Benchmarking Iron Dextran Sensitivity: Reactions Requiring Resuscitative Medication in Incident and Prevalent Patients. Nephrology Dialysis Transplantation, 20: 1438–1442.
Weiss, G., Goodnough LT. Anemia sf chronic disease, N Engl J Med 2005;352:1011-1023.
Zaritsky J, Young B, Wang HJ et al. Hepcidin a potential novel biomarker for iron status in chronic kidney disease. Clin J Am Soc Nephrol 2009;4:1051 - 1056.DOI: https://doi.org/10.22146/jmpf.264
Article Metrics
Abstract views : 2270 | views : 9379Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.