GAMBARAN PENGOBATAN DAN BIAYA MEDIS LANGSUNG PASIEN ISPA ANAK DI RS ‘X’ TAHUN 2015
Nurul Mar'atus Sholihah(1*), Ressi Susanti(2), Eka Kartika Untari(3)
(1) Program Studi Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura
(2) Program Studi Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura
(3) Program Studi Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura
(*) Corresponding Author
Abstract
Infeksi saluran pernafasan akut merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat, yang merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak- anak dan dewasa. Infeksi saluran pernafasan akut serta dampak yang ditimbulkannya membawa akibat pada tingginya konsumsi obat. Bervariasinya penggunaan obat pada pasien ISPA menyebabkan terjadinya pembebanan biaya yang bervariasi dari setiap pasien yang akhirnya akan berpengaruh terhadap beban biaya kesehatan yang harus ditanggung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengobatan dan biaya medis langsung pada pasien ISPA anak rawat jalan di RS ‘X’.Penelitian yang dilakukan dengan metode observasional dengan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional) dan pengumpulan data dilakukan secara retrospektif. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non probability sampling yaitu teknik purposive sampling pada 70 pasien anak yang menderita ISPA rawat jalan di RS ‘X’ pada tahun 2015. Hasil penelitian didapatkan bahwa antibiotik yang paling banyak digunakan pada pasien anak penderita ISPA adalah amoksiklav sebesar 21,42%. Sedangkan terapi suportif yang paling banyak digunakan untuk pasien anak ISPA adalah kombinasi golongan dekongestan dan antihistamin sebesar 21,42%. Biaya total rata-rata medis langsung pada pasien ISPA anak rawat jalan yaitu sebesar Rp. 250.407.00
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
1. Alburyhi MM, Siaf AA, Noman MA. Stability study of six brands of amoxicillin trihydrate and clavulanic acid oral suspension present in Yemen markets. J Chem Pharm Res. 2013;5(5):293-296.
2. Allen DB. Inhaled Corticosteroid Therapy for Asthma in Preschool Children: Growth Issues. Pediatrics. 2002;109(2):373-380. doi:10.1542/peds.109.2.SE1.373.
3. Almeman AA, Mohamed Ibrahim MI, Rasool S. Cost analysis of medications used in upper respiratory tract infections and prescribing patterns in university sans Malaysia, Penang, Malaysia. Trop J Pharm Res. 2014;13(4):621-626. doi:10.4314/tjpr.v13i4.21.
4. Anastasia HF. Evaluasi Penggunnaan Antibiotic Pada Penyakit ISPA Kelompok Pediatri di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli-September 2015. 2015.
5. Biaggioni I dan RD. Adrenoceptor Agonists & Sympathomimetic Drugs. In: Katzung, B., Trevor, A. J., Masters SB, ed. Basic and Clinical Pharmacology. New York: McGraw Hill; 2012.
6. De Sutter AI, Lemiengre M, Campbell H. Antihistamines for the common cold. Cochrane Database Syst Rev. 2009;(4):CD001267. doi:10.1002/14651858.CD001267.pub2.
7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Jakarta; 2009.
8. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pharmaceutical Care Untuk Infeksi Penyakit Saluran Pernafasan. Jakarta; 2005.
9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 Dalam Laporan Nasional 2013. Jakarta; 2013.
10. Diseases C on I. The use of systemic fluoroquinolones. Pediatrics. 2006;118(3):1287-1292. doi:10.1542/peds.2006-1722.
11. Dreshaj S, Doda-Ejupi T, Tolaj IQ, et al. Clinical role of Cefixime in community-acquired infections. Prilozi. 2011;32(2):143-155.
12. Ikawati Z. Pengantar Farmakologi Molekuler. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press; 2006.
13. Nelwan RHH. Pemakaian Antimikroba Secara Rasional Di Klinik. In: Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Samadibrata, M., Setiati S, ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta; 2010.
14. Pratter MR. Overview of common causes of chronic cough: ACCP evidence-based clinical practice guidelines. Chest. 2006;129(1 SUPPL.). doi:10.1378/chest.129.1_suppl.59S.
15. PT Dexa Medica. Dexa M. Prescription Products. 2009.
16. Roggeri A, Micheletto C, Roggeri DP. Inhalation errors due to device switch in patients with chronic obstructive pulmonary disease and asthma: Critical health and economic issues. Int J COPD. 2016;11(1):597-602. doi:10.2147/COPD.S103335.
17. Sriwulan Y. Analisis Biaya Pengobatan ISPA pada Balita Akibat Pencemaran Udara. 2003.
18. Sugiarti, T., Sidemen A. W. Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun di Instalasi Rawat Jalan Puskesmas Sumbersari Periode 1 Januari-31 Maret 2014. e-Jurnal Pustaka Kesehat. 2015;3(2):262-266.
19. Wilkinson M, Bulloch B, Garcia-Filion P, Keahey L. Efficacy of Racemic Albuterol versus Levalbuterol Used as a Continuous Nebulization for the Treatment of Acute Asthma Exacerbations: A Randomized, Double-Blind, Clinical Trial. J Asthma. 2011;48(2):188-193. doi:10.3109/02770903.2011.554939.
20. World Health Organization. Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Yang Cenderung Menjadi Epidemi Dan Pandemi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.; 2007.
DOI: https://doi.org/10.22146/jmpf.368
Article Metrics
Abstract views : 7723 | views : 19019Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.