Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Strategi Directly Observed Treatment Shortcourse sebagai Upaya Penanggulangan Tuberculosis di Puskesmas yang Berada dalam Lingkup Pembinaan Dinas Kesehatan Kabupaten Subang

https://doi.org/10.22146/jkki.v1i3.36019

Felix Kasim(1*), Mary Soen(2), Katrin Fitria Hendranata(3)

(1) Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung
(2) Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung
(3) Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung
(*) Corresponding Author

Abstract


Background: The implementation of the DOTS strategy in health centers aims to, among others, reduce morbidity rates and break the chain of transmission. Indonesia ranks third on the incidence of TB cases. In general, this research aimed to investigate the effort implementation, barriers, benefits and expectations in implementing the DOTS program in 40 health centers within the work area of Subang District Health Office. Methods: This was a qualitative study. Data collection technique was in-depth interviews to the head of health centers and P2TB officers, the DOTS corner participation observation and Focus Group Discussion of TB officers. The research instruments were recorder and camera. The number of population was 40 health centers taken with cluster random sampling technique and the number of samples was 10 health centers, represented by 10 heads of the health centers and 10 P2TB officers. Results: This study found out things such as efforts, barriers, benefits and expectations of the implementation of the DOTS strategy in the health centers of Subang District. The efforts made in 10 health centers were good enough, with some constraints such as lack of laboratory infrastructure, lack of human resources, intersectional collaboration, medication compliance, and the role of PMO personnel, economic factors and poor public education, drug distribution delays, difficulties in recording and reporting of patient transfer. Therefore, improvements should be done in cross-sectoral communication, completeness of lab infrastructure, empowerment of each village cadre for education and networking. Conclusion: In 10 health centers (Pagaden, Gunung sembung, Kalijati, Binong, Purwadadi, Palasari, Cisalak, Kasomalang, Sagalaherang, and Serang Panjang) DOTS program had been done in an effort to overcome tuberculosis in accordance with the 5 elements of DOTS.

 

Latar belakang: Pelaksanaan strategi DOTS di puskesmas salah satunya bertujuan mengurangi angka kesakitan dan memutus rantai penularan. Indonesia menduduki peringkat ketiga insidensi kasus TB. Secara umum penelitian ini bertujuan adalah untuk mengetahui upaya pelaksanaan, kendala-kendala, manfaat dan harapan dalam menjalankan program DOTS di 40 Puskesmas yang berada dalam lingkup pembinaan Dinas Kesehatan Kabupaten Subang. Metode: menggunakan metode kualitatif, teknik pengumpulan data wawancara mendalam Kepala Puskesmas dan Petugas P2TB Puskesmas, Observasi Partisipasi Pojok DOTS, serta Focus Group Discussion kader TB, instrumen penelitian berupa alat perekam dan kamera, jumlah populasi 40 Puskesmas, teknik pengambilan sampel Cluster Random Sampling, jumlah sampel 10 Puskesmas, diwakili 10 kepala Puskesmas, 10 petugas P2TB. Hasil: penelitian, didapatkan upaya, kendala, manfaat dan harapan pelaksanaan Strategi DOTS di Puskesmas Kabupaten Subang. Kesimpulan: upaya yang dilakukan di 10 Puskesmas sudah cukup, dengan beberapa kendala seperti ketiadaan sarana prasarana laboratorium, kurangnya SDM, kerja sama lintas sektoral, kepatuhan minum obat, peran dan tenaga PMO, faktor ekonomi dan rendahnya pendidikan masyarakat, keterlambatan pendistribusian obat, sulitnya pencatatan dan pelaporan pasien pindah dan pindahan. Sebaiknya dilakukan komunikasi lintas sektoral, mengusahakan kelengkapan sarana-prasarana lab, pemberdayaan kader tiap desa untuk penyuluhan dan penjaringan.

 


Keywords


Monitoring; DOTS strategy; TB control; Monitoring; Evaluasi; DOTS Strategy; Tuberculosis

Full Text:

PDF


References

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Nasional Penanggulangan Tubercu- losis. Cetakan ke-8, Depkes RI, Jakarta, 2002;1(56):105-111.

Misnadiarly. Mengenal, Mencegah, Menang- gulangi TBC Paru, Ekstra Paru, Anak, dan pada Kehamilan, Pustaka Populer Obor, Jakarta, 2006.

World Health Organization, Global Tuberculo- sis Control: The Global Burden of TB in WHO Report 2010, Geneva, http://www.who.int/tb/ publications/global_report/2010/en/index, (Diakses tanggal 14 Febuari 2011).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, http://www.depkes.go.id, (Diakses tanggal 22 Februari 2011).

Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, Cakupan dan Proporsi TB Kabupaten Subang Triwulan 2010, Dinkes Subang, Subang, 2010.

Tim Kelompok Kerja PPOK, Pedoman Diag- nosis dan Penatalaksanaan di Indonesia, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2001.

Gerdunas TB (Gerakan Terpadu Penanggulang- an TB Terpadu STOP TB Partnership Indone- sia), Situasi Epidemiologi TB di Indonesia. http:/

/tbindonesia.or.id, (Diakses tanggal 14 Febuari 2011).

Aditama TY, Kamso S, Basri C, Surya A, Pedo- man Nasional Penanggulangan Tuberculosis, Edisi 2, 2008;1-15.

Wijono D, Manajemen Mutu Pelayanan Kese- hatan. Teori, Strategi dan Aplikasi, Cetakan Ke- dua, Airlangga University Press, Surabaya, 2000.



DOI: https://doi.org/10.22146/jkki.v1i3.36019

Article Metrics

Abstract views : 4226 | views : 13750

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

The Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI [ISSN 2089 2624 (print); ISSN 2620 4703 (online)] is published by Center for Health Policy and Management (CHPM). This website is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Built on the Public Knowledge Project's OJS 2.4.8.1.
 Web
Analytics View My Stats