Hubungan Faktor Internal dengan Perilaku Seksual Berisiko pada Remaja (Analisis SKAP Provinsi Bengkulu 2019)
Betty Yosephin Simanjuntak(1*), Desri Suryani(2), Meriwati Mahyudin(3), Agus Supardi(4), Frensi Riastuti(5)
(1) Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Jurusan Gizi
(2) Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Jurusan Gizi
(3) Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Jurusan Gizi
(4) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Propinsi Bengkulu
(5) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Propinsi Bengkulu
(*) Corresponding Author
Abstract
Latar Belakang: Perilaku seksual berisiko pada remaja semakin mengkhawatirkan, biasanya diawali dengan meraba, berpegang tangan hingga berciuman. Ada beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku seksual ini baik internal maupun eksternal.
Tujuan: Menganalisis faktor internal yang berkaitan dengan perilaku seksual berisiko remaja di Provinsi Bengkulu.
Metode: Penelitian bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional pada 301 keluarga yang memiliki remaja berusia 10—24 tahun di wilayah Provinsi Bengkulu. Analisis data dilakukan secara deskriptif (univariat) dan bivariat dengan menggunakan uji chi square.
Hasil: Perilaku seksual berisiko pada remaja diawali dengan adanya perilaku berpegangan tangan (83,4%), berpelukan (34,2%), ciuman bibir (15,6%), dan meraba/merangsang (3,3%), sebagian besar berusia 15—19 tahun dengan tingkat pendidikan SLTA, serta mayoritas tinggal di pedesaan. Faktor risiko umur berpengaruh terhadap perilaku berpegangan tangan (p=0,018), berpelukan (p<0,001) dan ciuman bibir (p<0,001). Jenis kelamin berpengaruh terhadap perilaku berpelukan (p<0,001), ciuman bibir (p=0,010) dan meraba atau merangsang (p=0,008). Pendidikan berpengaruh terhadap perilaku berpegangan tangan (p<0,001) dan ciuman bibir (p=0,010), sedangkan faktor risiko tempat tinggal diketahui berpengaruh terhadap perilaku ciuman bibir (p=0,030).
Kesimpulan: Umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan serta tempat tinggal menjadi faktor risiko terjadinya perilaku seksual remaja khususnya berpegangan tangan, berciuman, berpelukan, dan meraba/merangsang. Oleh karena itu, perlu dikembangkan media informasi tentang pentingnya kesehatan reproduksi dan faktor risiko perilaku seksual kepada remaja.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
BKKBN. (2011). Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2011. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Direktorat Pelaporan dan Statistik.
BKKBN. (2013). Pemantauan Pasangan Usia Subur Melalui Mini Survei Indonesia.
BKKBN. (2019). Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program KKBPK (SKAP) Remaja. In Puslitbang KB dan KS Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Vol. 53, Issue 9). https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Etrawati, F., Martha, E., & Damayanti, R. (2017). Psychosocial Determinants of Risky Sexual Behavior among Senior High School Students in Merauke District. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal), 11(3), 127–132. https://doi.org/10.21109/KESMAS.V11I3.1163
Joshi, B., & Chauhan, S. (2011). Determinants of Youth Sexual Behaviour: Program Implications for India. Eastern Journal of Medicine, 16(2), 113–121.
Li, S., Chen, R., Cao, Y., Li, J., Zuo, D., & Yan, H. (2013). Sexual Knowledge, Attitudes and Practices of Female Undergraduate Students in Wuhan, China: The Only-Child versus Students with Siblings. PLoS ONE, 8(9). https://doi.org/10.1371/journal.pone.0073797
Masatu, M. C., Kazaura, M. R., Ndeki, S., & Mwampambe, R. (2009). Predictors of Risky Sexual Behavior among Adolescents in Tanzania. AIDS Behav, 13, 94–99. https://doi.org/10.1007/s10461-007-9292-x
Mekonen, M. T., Dagnew, H. A., Yimam, T. A., Yimam, H. N., & Reta, M. A. (2018). Adolescent-parent communication on sexual and reproductive health issues and associated factors among high school students in Woldia town, northeastern Ethiopia. Pan African Medical Journal, 31, 1–15. https://doi.org/10.11604/pamj.2018.31.35.13801
Nursal, D. G. (2008). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Murid SMU Negeri Di Kota Padang Tahun 2007. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 2(2), 175. https://doi.org/10.24893/jkma.2.2.175-180.2008
Rusmilawaty, R., Yuniarti, Y., & Tunggal, T. (2016). Communication of Parents , Sexual Content Intake and Teenage Sexual Behavior at Senior High School in Banjarmasin City. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol., 10(3), 113–119.
Sari, D. E., & Rokhanawati, D. (2018). The Correlation Between Age of First Dating and Sexual Behavior of Adolescents and Young Adults in Indonesia. Journal of Health Technology Assessment in Midwifery, 1(1), 23–28. https://doi.org/10.31101/jhtam.441
Setiawan, R., & Nurhidayah, S. (2008). Pengaruh pacaran terhadap perilaku seks pranikah. Jurnal Soul, 1(2), 59–72.
Soeroso, S. (2016). Masalah Kesehatan Remaja. Sari Pediatri, 3(3), 189. https://doi.org/10.14238/SP3.3.2001.189-97
Stevens, R., Gilliard-Matthews, S., Dunaev, J., Todhunter-Reid, A., Brawner, B., & Stewart, J. (2017). Social Media Use and Sexual Risk Reduction Behavior among Minority Youth: Seeking Safe Sex Information. Nursing Research, 66(5), 368–377. https://doi.org/10.1097/NNR.0000000000000237
Taylor-seehafer, M., & Rew, L. (2000). Risky Sexual Behavior Among Adolescent Women. JSPN, 5(1), 15–25.
Umaroh, A. K., Kusumawati, Y., & Kasjono, H. S. (2017). Hubungan Antara Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja Di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 10(1), 65. https://doi.org/10.24893/jkma.10.1.65-75.2015
DOI: https://doi.org/10.22146/jkesvo.65849
Article Metrics
Abstract views : 4682 | views : 3858Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Jurnal Kesehatan Vokasional
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Kesehatan Vokasional with registered number ISSN 2541-0644 (print), ISSN 2599-3275 (online) published by the Departement of Health Information Management and Services, Vocational College, Universitas Gadjah Mada