Gratitude Cognitive Behavior Therapy Untuk Meningkatkan Harga Diri Remaja Korban Perceraian

Dian Sartika Sari, Muhana Sofiati Utami
(Submitted 8 September 2020)
(Published 31 May 2022)

Abstract


Penelitian menyebutkan bahwa anak dari orang tua yang bercerai memiliki harga diri yang lebih rendah dari pada orang tua yang tidak bercerai. Terapi kebersyukuran diprediksikan dapat membantu mengubah persepsi negatif remaja tentang dirinya menjadi persepsi yang positif sehingga evaluasi dirinya menjadi baik, dengan demikian harga dirinya akan meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan terapi kebersyukuran dengan pendekatan cognitive behavior therapy (G-CBT) untuk meningkatkan harga diri pada remaja korban perceraian. Metode pada penelitian ini adalah menggunakan kuasi eksperimen dengan desain penelitian single case A-B-A-B Penelitian ini menggunakan metode analisis data secara kuantitatif dengan melihat perubahan skor hasil pengukuran berdasarkan waktu pengukuran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa skor harga diri partisipan meningkat setelah diberikan terapi Gratitude Cognitive Behavior Therapy (G-CBT) dan pengaruh dari terapi ini masih berdampak selama 2 minggu setelah diberi perlakuan. Setelah terapi dihentikan skor harga diri tidak mengalami penurunan atau kembali seperti pada pengukuran awal.

Keywords


gratitude cognitive behavior therapy; harga diri; perceraian; remaja

Full Text: PDF

DOI: 10.22146/gamajpp.59591

References


Anshar, M. (2017). Pelatihan kebersyukuran untuk meningkatkan harga diri pada penyandang disabilitas fisik di BBRSBD Prof Dr. Soeharso Surakarta (Tesis tidak terpublikasi). Universitas Muhammadiyah Surakarta

Besthari, L. (2018). Harga diri dan kesepian dalam memprediksi kecenderungan menjadi pelaku perundungan-siber pada remaja (Tesis tidak terpublikasi). Universitas Gadjah Mada.

Captari, L. E., Hook, J. N., Hoyt, W., Davis, D. E., McElroy-Heltzel, S. E., & Worthington, E. L., Jr (2018). Integrating clients' religion and spirituality within psychotherapy: A comprehensive meta-analysis. Journal of Clinical Psychology, 74(11), 1938–1951. https://doi.org/10.1002/jclp.22681

Cole, K. (2004). Mendampingi anak menghadapi perceraian orang tua. PT Prestasi Pustakarya

Coopersmith, S. (1967). The antecedents of self esteem. Freeman and Company.

Corey, G. (2012). Theory and practice of group counseling (Edisi kedelapan). Cengage Learning.

Curwen, B., Stephen, P., & Rudder, P. (2008). Brief cognition behavior Therapy. SAGE Publication Inc.

Emmons, R. A., McCullough, M. E., & Tsang, J. (2007). Thanks! How the new science of gratitude can make you happier. Houghton-Mifflin.

Emmons, R. A & & Stern, R. (2013). Gratitude as a psychotherapeutic intervention. Journal of Clinical Psychology, 69(8), 846–855. https://doi.org/10.1002/jclp.22020

Islamiah, N., Daengsari, D., & Hartiani, F. (2015). Cognitive behavior therapy untuk meningkatkan self esteem pada anak usia sekolah. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen, 6(3), 142-152.

Listiyandani, R. A. , Nathania, A., Syahniar, D., Sonia, L., & Nadya, R. (2015). Mengukur rasa syukur: Pengembangan model. Psikologi Ulayat, 2(2), 473 -496.

Marwati, E., Prihantanti, N., & Hertinjung, W. S. (2018). Pelatihan berpikir positif untuk meningkatkan harga diri remaja panti asuhan (Tesis tidak terpublikasi). Universitas Muhammadiyah Surakarta

Martin, G. & Pear, J. (2003). Behavior modification. What it is and how to do it. Prentice-Hall.

Murk, C. (2006). Self esteem research, theory and practice toward a Positive psychology of self esteem. Springer Publishing Company.

Mutia, E. (2010). Terapi kognitif perilaku bersyukur untuk menurunkan depresi pada remaja. Jurnal Intervensi Psikologi, 1(5), 10-15.

Prawitasari, J. E. (2011). Psikologi klinis: Pengantar terapan mikro dan makro.Penerbit Erlangga.

Putri, P. (2010). Pengaruh pelatihan ketrampilan berpikir positif pada harga diri remaja (Tesis tidak terpublikasi). Universitas Indonesia.

Steinberg, L.(2002). Adolesecence (Edisi keenam). McGraw-Hill.

Trzesniewski, K. H. Donnellan, M. B., Moffitt, T. E., Robins, R. W., Poulton, R., & Caspi, A. (2006). Low self-esteem during adolescence predicts poor health, criminal behavior, and limited economic prospects during adulthood. Developmental Psychology, 42(2), 381–390. https://doi.org/10.1037/0012-1649.42.2.381

Ningrum, W. K. (2018). Grattitude Cognitive Behavior Therapy untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang diabetes militus tipe 2. (Tesis tidak terpublikasi). Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada.

Wangge, B. D. (2013). Hubungan antara penerimaan diri dengan harga diri. Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial, 1, 1-10.

Yusuf, M. (2014). Dampak perceraian orang tua terhadap anak. Jurnal Al Bayan, 1(3), 20-29.

Zimmerman, M. Copeland, L. A., Shope, J. T., & Dielman, T. E. (1997). A longitudinal study of self-esteem: Implications for adolescent development. Journal of Youth and Adolescence, 26(2), 117–141. https://doi.org/10.1023/A:1024596313925


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Gadjah Mada Journal of Professional Psychology (GamaJPP)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.