Memotret Peran Keberfungsian Keluarga Terhadap Regulasi Emosi Remaja yang Diasuh Oleh Ibu Tunggal

Wanda Erza Widyaswara, Latipun Latipun, Nandy Agustin Syakarofath
(Submitted 31 August 2021)
(Published 28 October 2022)

Abstract


Memasuki usia remaja, kemampuan regulasi emosi sangat dibutuhkan dalam menghadapi berbagai stresor yang muncul. Kemampuan meregulasi emosi tersebut menurut berbagai studi sangat bergantung kepada kondisi keluarga dimana remaja tersebut tumbuh dan berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan keberfungsian keluarga dalam memprediksi regulasi emosi remaja yang dibesarkan oleh ibu tunggal. Terdapat 116 responden (49 laki-laki dan 67 perempuan) yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Pengambilan data menggunakan skala The McMaster Family Assessment Device (FAD) untuk mengukur keberfungsian keluarga dan skala Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) untuk mengukur regulasi emosi remaja. Berdasarkan analisis regresi linear berganda diperoleh hasil bahwa aspek keberfungsian keluarga secara signifikan berperan terhadap regulasi emosi pada remaja yang dibesarkan oleh ibu tunggal (p < 0,05 dan R² = 0.12). Berdasarkan analisis regresi linear berganda pada masing-masing aspek FAD, roles (p = 0,04) dan behavior control (p = 0,02) merupakan aspek yang paling signifikan dibandingkan dengan aspek lainnya pada regulasi remaja yang diasuh oleh ibu tunggal. Artinya adanya peran dan kontrol perilaku dari ibu dapat membantu remaja untuk belajar mengelola emosi mereka dengan lebih baik.

Keywords


Ibu tunggal; keberfungsian keluarga, regulasi emosi, remaja

Full Text: PDF

DOI: 10.22146/gamajop.68791

References


Adzania, D., & Masykur, A. (2013). Hubungan antara persepsi terhadap peran ayah dengan regulasi emosi pada siswa kelas XI Man Kendal. Jurnal Empati, 2(4),135-143

Amanda, S. R., Sulistyaningsih, W., & Yusuf, E. A. (2018). The involvement of father , emotion regulation, and aggressive behavior on adolescents. International Research Journal of Advanced Engineering and Science, 3(3), 145–147. https://doi.org/doi.org/10.1037/a0022546

Amato, P. R., & Anthony, C. J. (2014). Estimating the effects of parental divorce and death with fixed effects models. Journal of Marriage and The Family, 76(2), 370–386. https://doi.org/10.1111/jomf.12100

Bone, D., & Astuti, K. (2019). Perilaku cyberbullying pada remaja ditinjau dari faktor regulasi emosi dan persepsi terhadap iklim sekolah cyberbullying. The 9th University Research Colloqium 2019 Universitas Muhammadiyah Purworejo, 9(3), 97–109.

Dwityaputri, Y., & Sakti, H. (2015). Hubungan antara regulasi emosi dengan forgiveness pada siswa di SMA Islam Cikal Harapan BSD-Tangerang Selatan. Empati: Jurnal Karya Ilmiah S1 Undip, 4(2), 20–25.

Endaryani, V. S., Yuniardi, M. S., & Syakarofath, N. A. (2020). Pelatihan Antecedent-focused & response-focused untuk meningkatkan regulasi emosi pada remaja panti asuhan. Gadjah Mada Journal of Psychology,, 6(1), 18-29. https://doi.org/10.22146/gamajpp.55232

Epstein, N. B., Baldwin, L. M., & Bishop, D. S. (1983). The mcmaster family assessment device. Journal of Marital and Family Therapy, 9(2), 171–180. https://doi.org/10.1111/j.1752-0606.1983.tb01497.x

Fauzan, F., & Mudiantono. (2015). Analisis pengaruh nilai pelanggan dan lokasi terhadap minat terus sebagai pelanggan dengan kepuasan pelanggan sebagai variabel intervening pada kost sekitar tembalang dalam empat wilayah. Diponegoro Journal of Management, 4(1), 1–13. Diakses dari https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/djom/article/view/13013

Fosco, G. M., & Grych, J. H. (2013). Capturing the family context of emotion regulation: A family systems model comparison approach. Journal of Family Issues, 34(4), 557–578. https://doi.org/10.1177/0192513X12445889

Gross, J. J. (2002). Emotion regulation: Affective, cognitive, and social consequences. Psychophysiology, 39(3), 281–291. https://doi.org/10.1017/S0048577201393198

Gross, J. J., & Jazaieri, H. (2014). Emotion, emotion regulation, and psychopathology: An affective science perspective. Clinical Psychological Science, 2(4), 387–401. https://doi.org/10.1177/2167702614536164

Ningrum, P. R. (2013). Perceraian orang tua dan penyesuaian diri remaja (studi pada remaja sekolah menengah atas/kejuruan di kota samarinda). EJournal Psikologi, 1(1), 39–44.

Retnowati, S., Widhiarso, W., & Rohmani, K. W. (2003). Peranan keberfungsian keluarga pada pemahaman dan pengungkapan emosi. Jurnal Psikologi, 30(2), 91–104. https://doi.org/10.22146/JPSI.7028

Sabatier, C., Restrepo Cervantes, D., Moreno Torres, M., Hoyos De los Rios, O., & Palacio Sañudo, J. (2017). Emotion regulation in children and adolescents: concepts, processes and influences. Psicología Desde El Caribe, 34(1), 101–110. Diakses dari http://www.scielo.org.co/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S0123-417X2017000100101&lang=pt%0Ahttp://www.scielo.org.co/pdf/psdc/v34n1/2011-7485-psdc-34-01-00101.pdf

Saputra, S. (2017). Hubungan regulasi emosi dengan hasil belajar siswa. Konselor, 6(3), 96. https://doi.org/10.24036/02017637698-0-00

Septiani, D., & Nasution, I. N. (2017). Perkembangan regulasi emosi anak dilihat dari peran keterlibatan ayah dalam pengasuhan. Psychopolitan (Jurnal Psikologi), 1(1), 23–30.

Siddiqah, L. (2015). Pencegahan dan penanganan perilaku agresif remaja melalui pengelolaan amarah (anger management). Jurnal Psikologi, 37(1), 50–64. https://doi.org/10.22146/jpsi.7692

Silaen, A. C., & Dewi, K. S. (2015). Hubungan antara regulasi emosi dengan asertivitas (studi korelasi pada siswa di SMA Negeri 9 Semarang). Empati, 4(2), 175–181.

Siswandi, W., Caninsti, R., & Kunci, K. (2020). Peran dukungan sosial teman sebaya terhadap regulasi emosi mahasiswa perantau tahun pertama di Jakarta. Jurnal Psikogenesis, 8(2).

Swastika, G. M., & Prastuti, E. (2021). Perbedaan regulasi emosi berdasarkan jenis kelamin dan rentang usia pada remaja dengan orangtua bercerai. Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 26(1), 19–34. https://doi.org/10.20885/psikologika.vol26.iss1.art2

Syakarofath, N.A & Subandi. (2019). Faktor ayah dan ibu yang berkontribusi terhadap munculnya gejala perilaku disruptif remaja. Jurnal Psikologi Undip, 18(2), 230-244. https://doi.org/10.14710/jp.18.2.230-244

Tan, J. H. P., Tsamparli, A., & Adamis, D. (2019) Is the behavioral component in the Family Assessment Device uni- or multidimensional? Psych J, 9(3), 417-419. https://doi.org/10.1002/pchj.326

Wardardani C. D. M. & Setyawan I. (2020). Hubungan antara persepsi terhadap keberfungsian keluarga dengan penyesuaian diri pada remaja di SMAegeri 1 Batang. Empati, 10(2), 64–73. Diakses dari https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/view/27702

Yasa, R. B., & Fatmawati. (2018). Persepsi keberfungsian keluarga bagi anak dari keluarga single parent. Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling, 4(2), 167–180.

Zonya, O. L & Sano, A. (2019). Differences in the emotional regulation of male and female students. Jurnal Neo Konseling, 1(3), 1–5. https://doi.org/10.24036/00128kons2019

Zulkifli, W. N. B., Ishak, N. A. B., & Saad, S. B. M., (2017). The reliability of McMaster Family Assessment Device (FAD) instruments among delinquent teenagers. IOSR Journal Of Humanities And Social Science (IOSR-JHSS), 22(7), 40-43. https://doi.org/10.9790/0837-2207054043


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Gadjah Mada Journal of Psychology (GamaJoP)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.