MODEL TEORETIK GAYA KELEKATAN, ATRIBUSI, RESPON EMOSI, DAN PERILAKU MARAH

Avin Fadilla Helmi
(Submitted 29 September 2015)
(Published 29 September 2015)

Abstract


Teori kelekatan pertama kali digunakan untuk menjelaskan hubungan antara bayi dan pengasuh utama (Bretherthon dalam Buren & Cooley, 2002). Dalam perkembangannya, teori kelekatan dari John Bolbwy yang dibangun pada 1973 digunakan
sebagai landasan berfikir untuk menjelaskan hubungan gaya kelekatan pada masa dewasa dan berbagai bentuk hubungan interpersonal (Helmi, 1999). Dekade 1980an, penelitian kelekatan diaplikasikan untuk menjelaskan hubungan romantis orang
dewasa. Pada tahun 1987 hasil penelitian Hazan dan Shaver dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology, yaitu mengenai hubungan romantis yang dikonsepsikan sebagai proses kelekatan dengan menggunakan dasar teori
kelekatan dari Bowlby. Publikasi tersebut merupakan tonggak dari perjalanan teori gaya kelekatan, yang selanjutnya peneliti-peneliti lain mengikuti langkahnya dengan memperluas topik penelitian yaitu mengkaitkan gaya kelekatan dengan berbagai macam kehidupan sosial dan interaksi sosial. Beberapa contoh penelitian tersebut
adalah gaya kelekatan berkaitan dengan representasi mental dari self (Mikulincer, 1995), trust (Mikulincer, 1998), daya tarik dan interaksi sosial (Tidwell dkk., 1996), gaya penjelasan dan emosi (Collins, 1996), regulasi emosi dan penyesuaian pada
remaja (Cooper dkk., 1998), social support (Collins dan Feeney, 2004), dan depresi (Simpson dkk., 2003; Simonelli, 2004). Pada umumnya hasil berbagai penelitian tersebut mendukung konsep tersebut.


Full Text: PDF

DOI: 10.22146/bpsi.7472

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2015 Buletin Psikologi