Keragaman makanan dan kejadian BBLR: analisis IFLS 5
Siti Maria Ulva(1*)
(1) Dinas Kesehatan Kabupaten Malinau
(*) Corresponding Author
Abstract
Permasalahan gizi dapat terjadi sepanjang siklus kehidupan manusia. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal (AKN). Penyebab paling banyak kematian pada kelompok neonatal adalah bayi dengan berat badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR menjadi masalah kesehatan masyarakat secara global dan memberikan efek kerugian dalam kesehatan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Berdasarkan data lebih dari 20 juta bayi di seluruh dunia mewakili 15% sampai dengan 20% dari jumlah total seluruh kelahiran merupakan bayi BBLR. Prevalensi BBLR di Indonesia berdasarkan RISKEDAS tahun 2013 sebesar 10,2 persen, berdasarkan data SDKI tahun 2012 sebesar 7,3 persen. Penelitian ini mengkaji hubungan antara pola makan dan anemia dengan kejadian BBLR di Indonesia dengan memanfaatkan data sekunder Indonesia Family Life Survey (IFLS 5) tahun 2014-2015 yang tersebar. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain penelitian Cross Sectional. Memanfaatkan data sekunder IFLS 5 kemudian dianalisis secara restrospective. Populasi penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur (WUS) 15-49 tahun sudah menikah, pernah melahirkan, anak terakhir dan lahir hidup serta memenuhi kriteria inklusi yaitu memiliki berat badan bayi ditimbang. Variabel bebas yaitu pola makan dan anemia sedangkan variabel terikatnya adalah BBLR. Variabel luar pada penelitian ini yaitu usia, paritas ibu, pendidikan, pekerjaan, komplikasi kehamilan, konsumsi TTD dan lokasi tempat tinggal. Total responden yang masuk dalam sampel penelitian adalah 2.368 dengan kejadian BBLR 8,66 persen. Persentase pola makan tidak beragam ada 72,25 persen lebih banyak daripada pola makan beragam. Ada hubungan yang signifikan antara pola makan beragam dengan BBLR. Tetapi tidak ada hubungan antara anemia dengan BBLR. Temuan pada analisis lanjutan untuk kelompok makanan ada dua kelompok makanan yang berhubungan signifikan dengan BBLR (p<0,05) yaitu kelompok kacang-kacangan serta kelompok daging dan ikan. Variabel lain pendidikan dan pekerjaan ibu berhubungan signifikan dengan BBLR dalam penelitian ini. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pola makan beragam memberikan resiko yang rendah dengan kejadian BBLR tetapi tidak dengan anemia. Perlu upaya perbaikan gizi masyarakat melalui pola makan beragam dan seimbang. Faktor sosial yang berhubungan signifikan dengan BBLR adalah pendidikan dan pekerjaan ibu.
Keywords
BBLR; pola makan
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/bkm.37711
Article Metrics
Abstract views : 2822 | views : 2317Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Berita Kedokteran Masyarakat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).