Pengelolaan Anestesi pada Pasien dengan Sindrom Brugada Tipe II
Abstract
Pendahuluan: Sindrom Brugada suatu kelainan genetika autosomal dominan yang jarang, dimana kelainannya terletak pada saluran ion natrium di sistem konduksi jantung yang manifestasinya berupa kelainan pada gambaran EKG di sadapan prekordial jantung, pasien – pasien dengan kelainan ini beresiko tinggi mengalami aritmia ventrikular maligna dan kematian tiba – tiba. Prevalensi tertinggi di negara – negara Asia dan Asia Tenggara. insiden pada laki – laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan.
Kasus: Seorang laki – laki, 56 tahun, 72 kg, 168 cm. Di diagnosa dengan adenokarsinoma sigmoid, metastase hepar dan sindrom Brugada tipe II. Menjalani pembedahan lower anterior resection. Dilakukan anestesi umum, premedikasi dengan midazolam, induksi anestesi dengan propofol, fentanyl dan atrakurium. Rumatan anestesia menggunakan
sevofluran, oksigen dan N2O. Reversal dengan neostigmin dan sulfas atropin Analgetika pasca bedah menggunakan morfin melalui epidural dan paracetamol intravena. Selama masa intra operatif tidak terjadi perubahan gambaran ekg yang mengancam nyawa pasien.
Ringkasan: Penting untuk menjaga pasien agar tidak terpapar dengan obat – obatan atau faktor – faktor lain yang dapat memicu terjadinya aritmia maligna serta dapat melakukan pengelolaan yang baik dan tepat bila terjadi komplikasi selama masa perioperatif.
Copyright (c) 2017 Hendrik Abraham, Ronggo Prakoso
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
The Contributor and the company/institution agree that all copies of the Final Published
Version or any part thereof distributed or posted by them in print or electronic format as permitted herein will include the notice of copyright as stipulated in the Journal and a full citation to the Journal.