Resusitasi Neonatus dan Pediatrik
Abstract
Diperkirakan 10% bayi baru lahir membutuhkan bantuanĀ untuk bernafas pada saat lahir dan 1 % saja yang membutuhkan resusitasi yang ekstensif. Penilaian awal saat lahir harus dilakukan pada semua bayi baru lahir. Dengan adanya faktor resiko yang dikenali sejak awal dapat membantu melakukan idenifikasi bayi baru lahir yang membutuhkan resusitasi, walaupun harus selalu dipersiapkan untuk resusitasi pada bayi tanpa faktor resiko. Depresi neonatus paling sering disebabkan oleh asfiksia intrauterin selama proses persalinan, yang dapat disebabkan hipotensi maupun hipoksia maternal, kompresi plasenta, insufisiensi uteroplasenta yang berujung pada hipoksia janin yang progresif dan asidosis laktat.
Kebutuhan akan resusitasi jantung paru pada kelompok umur pediatrik dikatakan jarang setelah periode neonates. Kejadian henti jantung pada pediatrik biasanya dikarenakan oleh kondisi hipoksemia yang
berhubungan dengan gagal nafas atau obstruksi jalan nafas. Tidak seperti Dewasa, penyebab henti jantung
pada infan dan anak biasanya bukan dari hasil suatu penyakit jantung primer.
Penilaian jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi pada resusitasi merupakan hal yang sederhana. Pastikan jalan nafas terbuka dan bersih. Pastikan pernafasan, dalam keadaan spontan atau dibantu dan sirkulasi darah yang teroksigenasi adekuat.
Copyright (c) 2021 Muhamad Randy Givano, Yunita Widyastuti, Djayanti Sari
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
The Contributor and the company/institution agree that all copies of the Final Published
Version or any part thereof distributed or posted by them in print or electronic format as permitted herein will include the notice of copyright as stipulated in the Journal and a full citation to the Journal.