Main Article Content

Abstract

Telah dilakukan manajemen akhir hayat pada pada seorang perempuan usia 63 tahun, dengan diagnosis ROSC pascahenti jantung, edema serebri difus, asidosis metabolik, anemia, dan hipoalbumin yang dirawat di ICU. Keadaan akhir hayat ditunjukkan dengan adanya tanda-tanda kematian batang otak dan kegagalan fungsional berupa kegagalan usaha nafas yang menetap pada pasien yang dapat menyebabkan kematian pada hari ke-3 perawatan. Dokter menjelaskan tentang kondisi akhir hayat pasien berupa tanda-tanda kematian batang otak, prognosis dan kemungkinan yang akan terjadi dan keputusan yang harus diambil
keluarga mengenai keadaan akhir hayat pada pasien. Keluarga memutuskan menerima kondisi pasien, meminta untuk meneruskan bantuan yang sekarang diberikan namun tidak melakukan pertolongan lanjut jika kondisi memburuk. Rohaniwan melakukan pendampingan berupa bimbingan rohani, konseling
spiritual akhir hayat, bimbingan ibadah dan doa untuk pasien. Belum ada komunikasi yang intensif antara tim medis tentang kondisi akhir hayat pada pasien. Pendampingan dilakukan sampai saat kematian dengan mengundang keluarga, tidak melakukan resusitasi jantung paru sesuai permintaan keluarga dan menyatakan kematian pasien di hadapan keluarga. 

Keywords

akhir hayat pasien kritis ICU

Article Details

Author Biographies

Rifdhani Fakhrudin Nur, RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

Peserta Didik Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UGM/RSUP Dr. Sardjito

Bambang Suryono, RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

Konsultan Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UGM/RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Pandit Sarosa, RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

Konsultan Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UGM/RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

How to Cite
Nur, R. F., Suryono, B., & Sarosa, P. (2023). Manajemen Akhir Hayat pada Pasien Kritis dI ICU. Jurnal Komplikasi Anestesi, 2(2), 51-59. https://doi.org/10.22146/jka.v2i2.7209

Most read articles by the same author(s)