Main Article Content

Abstract

Latar belakang: propofol sebagai induksi tunggal dapat menyebabkan penurunan tekanan darah arteri dan curah jantung cukup bermakna, pemberian intravena secara cepat dapat mengakibatkan henti napas yang bersifat sementara akibat depresi ventilasi. Untuk mendapatkan efek samping minimal dan ringannya biaya, diperlukan auto ko-induksi.
Tujuan penelitian: untuk mengetahui bahwa daya guna auto ko-induksi propofol 0,25 mg/kgbb intravena sama dengan auto ko-induksi propofol 0,5 mg/kgbb intravena dalam mengurangi dosis induksi propofol pada operasi elektif dengan anestesi umum.
Metode penelitian: penelitian ini menggunakan rancangan uji klinis secara acak buta berganda (double blind randomized controlled trial/RCT). Subyek penelitian 90 pasien yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok A adalah kelompok yang mendapatkan auto ko-induksi propofol 0,25 mg/kgbb intravena dan kelompok B adalah kelompok yang mendapatkan auto ko-induksi propofol 0,5 mg/kgbb intravena yang masuk dalam kriteria inklusi. Pengukuran dilakukan terhadap data demografi pasien: umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, BMI (Body Mass Index), status fi sik (ASA) dan hemodinamik awal (tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, rata-rata tekanan darah arteri dan denyut jantung). Pencatatan selanjutnya adalah dosis induksi propofol, hemodinamik setelah induksi dan efek samping yang terjadi .
Data dianalisis dengan Independent t-test dan chi-square dengan derajat kemaknaan p<0,05.
Hasil Penelitian : Terdapat perbedaan bermakna pada dosis induksi yang dibutuhkan pada kedua
kelompok yaitu perbedaan sebesar 16,13 mg (p=0,001) dimana hasil kelompok A (119,5911 ± 12,24973) dan kelompok B (135,7222 ± 12,93408), sehingga pemberian auto ko-induksi propofol 0,25 mg/kgbb memiliki potensi yang lebih baik dibandingkan dosis 0,5 mg/kgbb dalam mengurangi dosis induksi propofol. Nilai IoC yang didapatkan setelah satu menit pemberian dosis auto ko-induksi menunjukkan nilai kelompok A (81,69 ± 2,26) dan kelompok B (80,84 ± 1,99) dimana hasil ini menunjukkan perbedaan
yang tidak bermakna (p=0,063). Perubahan hemodinamik diukur sebelum auto ko-induksi dan sesudah induksi propofol pada kedua kelompok masih dalam batas aman dan tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05)
Kesimpulan : Auto ko-induksi propofol 0,25 mg/kgbb intravena mempunyai daya guna yang lebih baik dibandingkan auto ko-induksi propofol 0,5 mg/kgbb intravena dalam mengurangi dosis total induksi propofol pada operasi elektif dengan anestesi umum dengan perbedaan kebutuhan dosis propofol sebesar 16,13 mg (p = 0,001).

Keywords

auto ko-induksi propofol dosis induksi propofol operasi elektif dengan anestesi umum

Article Details

Author Biographies

Nova Krisdiyantoro, Fakultas Kedokteran UGM

Residen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Pandit Sarosa, Fakultas Kedokteran UGM

  1. Staf Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fak. Kedokteran UGM Yogyakarta
  2. Konsultan Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran
    Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Bambang S, Fakultas Kedokteran UGM

  1. Staf Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fak. Kedokteran UGM Yogyakarta
  2. Konsultan Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran
    Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
How to Cite
Krisdiyantoro, N., Sarosa, P., & S, B. (2023). Perbandingan Daya Guna Auto Ko-Induksi Propofol 0,25 mg/kgbb dengan 0,5 mg/kgbb dalam Mengurangi Dosis Induksi Propofol pada Operasi Elektif dengan Anestesi Umum. Jurnal Komplikasi Anestesi, 2(1), 19-28. https://doi.org/10.22146/jka.v2i1.7192

Most read articles by the same author(s)