Main Article Content

Abstract





Latar Belakang. Fraktur cervical kira-kira terjadi ada 5-10% pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat dalam keadaan tidak sadar. Kebanyakan fraktur cervical tersebut terjadi pada 2 level. Sepertiga dari fraktur terjadi pada level C2 dan 2/3 lainnya terjadi pada level C6 atau C7.
Kasus. Dilaporkan penatalaksanaan anestesi pada operasi ORIF terhadap seorang laki-laki umur 22 tahun dengan fraktur terbuka bimaleoler dari ankle kiri, dengan oedem cerebri dan fraktur cervical IV.


Anestesi dilakuan dengan teknik blok saraf perifer yaitu kombinasi blok nervus femoralis dan blok nervus sciatik distal. Pada blok nerfus femoralis digunakan obat anetesi local berupa lidocaine 1% 20 cc dan pada blok nervus sciatik distal diberikan obat anestesi local berupa bupivacaine 0,5% isobaric 25 cc.
Operasi berlangsung selama 3 jam 20 menit. Durante operasi hemodinamik stabil. Tekanan darah sistolik berkisar 100-125 mmHg, diastolic 65-80 mmHg, frekuensi jantung 70-95 x/menit. Perdarahan sekitar 100 cc dan urine output 200 cc. Post operasi pasien kembali ke bangsal





Keywords

fraktur cervical blok nervus femoralis blok sciatik distal

Article Details

How to Cite
Zaenal Arifin, & IG Ngurah Rai Artika. (2023). Penatalaksanaan Anestesi pada Operasi Orif E.C Fraktur Ankle pada Pasien dengan Fraktur Servikal. Jurnal Komplikasi Anestesi, 1(2), 37-41. https://doi.org/10.22146/jka.v1i2.5538