Makna pada Muqaddimah Thalāliyyah dalam Al-Mu’allaqāt Karya Imru`ul-Qays

(Analisis Semiotik Michael Riffaterre)

  • Habib Sudarmawan
Keywords: Muqaddimah thalāliyyah, Al-Mu’allaqāt, Semiotika, Riffaterre

Abstract

Al-Mu’allaqāt merupakan syair Arab yang paling terkenal pada masa Jahiliyah. Dalam muqaddimahnya, syair ini menggunakan muqaddimah thalāliyyah, yaitu permulaan syair yang menggunakan Ghazal untuk meratapi puing-puing peninggalan sang kekasih. Puisi Al-Mu’allaqāt karya Imru`ul-Qays adalah syair yang paling banyak menggunakan Ghazal di dalamnya. Syair jahiliyah sering kali dianggap sebagai syair yang sederhana, namun layaknya puisi yang lain, syair jahiliyah juga mengungkapkan makna dengan cara tidak langsung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna muqaddimah thalāliyyah dalam Al-Mu’allaqāt karya Imru`ul-Qays. Penelitian ini menggunakan teori semiotika dari Michael Riffaterre, sekaligus menggunakan metode yang digagas oleh Riffaterre yaitu pembacaan heuristik, pembacaan hermeneutik, mencari matriks, model, dan varian, serta hipogramnya. Sumber data berupa muqaddimah thalāliyyah yang ada di dalam syair Al-Mu’allaqāt karya Imru`ul-Qays. Hasil penelitian ini adalah bahwa muqaddimah thalāliyyah dalam syair ini mengadung makna kerinduan si aku terhadap kekasihnya, sehingga membuat si aku menderita sakit pada psikisnya. Kerinduan itu diungkapkan dengan menyebut-nyebut reruntuhan tempat tinggal sang kekasih yang tak lagi dihuni olehnya.

References

Al-‘Askar, Abd al Muhsin bin Abd al Azīz (2006). Syi’rul-Ghazal wa Nazhrah Sawā`. Riyadh: Maktabah Dār al-Minhāj.
Barker, Chris (2006). Cultural Studies: Teori dan Praktik (diindonesiakan Nurhadi). Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Buana, Cahya (2010). Citra Perempuan dalam Syair Jāhiliyyah. Yogyakarta: Mocopat Offset.
Husain, Thaha (1936). Min Chadīts asy-Syi’r wan-Natsr. Kairo: Dār al-Ma’ārif.
Ibrahim, Muhammad Abu al Fadhl (1969). Dīwān Imru` al-Qays. Kairo: Dār al-Mā’arif.
Kamil, Sukron (2009). Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Modern. Jakarta: Rajawali Press.
Ma’luf, Louis (2011). Al-Munjid fīl-Lughah wal-A'lām. Cetakan ke-44. Beirut: Dār al-Masyriq.
Al-Murtadhā, asy-Syarīf (1989). Tanzīh al-Anbiyā’. Cet. II. Beirut: Dār al-Adhwa’.
Panatapraja, Fathul H (2020). Al-Mu’allaqāt, Estetika, Kritik Seni dan Kapital Bahasa. Malang: Arah Baca.
Pradopo, Rachmat Djoko (2003). Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riffaterre, Michael (1978). Semiotics of Poetry. Bloomington: Indiana University Press.
Sallam, Muhammad Zaghlul (Tanpa Tahun). Tārīkh an-Naqd al-Adabiy wal-Balāghah. Mesir: Dār al Ma’ārif.
Syafethi, Ghaluh (2016). Semiotika Riffaterre: Kasih Sayang pada Puisi An Die Freude Karya Johann Christoph Friedrich Von Schiller. Skirpsi. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.
Asy-Syinqithiy, Ahmad al Amīn (Tanpa Tahun). Al-Mu’allaqāt al-‘Asyr wa Akhbār Syu’arā`ihā. Tanpa Tempat: Dār an-Nashr lith-Thibā’ah wan-Nashr.
Thibanah, Badawi (1965). Dirāsāt fin-Naqd al-Adabiy. Cetakan ke-4. Kairo: Maktabah Enjelo al-Mishriyyah.
Wargadinata, Wildana, dan Fitriani, Laily (2018). Sastra Arab Masa Jāhiliyyah dan Islam. Malang: UIN Press.
Zoest, Aart van (1991). Fiksi dan Non Fiksi dalam Kajian Semiotik. Jakarta: Intermasa.
Az-Zauzaniy, Abi Abdullah al Husain bin Ahmad (1992). Syarch Al-Mu’allaqāt As-Sab’. Beirut: ad-Dār al-‘Ālamiyah.
Az-Zauzaniy, Abi Abdullah al-Husain bin Ahmad (2011). Al-Mu’allaqāt as-Sab’u ma’al-Chawāsyi al-Mufīdah Liz-Zauzaniy. Tahqīq dari Muhammad Khair Abu al-Wafa`. Taschīch dari Mushthafa Qishash. Pakistan: Maktabah al-Busyra.
Published
2022-07-24
How to Cite
Sudarmawan, H. (2022). Makna pada Muqaddimah Thalāliyyah dalam Al-Mu’allaqāt Karya Imru`ul-Qays. Middle Eastern Culture & Religion Issues, 1(1), 9-28. https://doi.org/10.22146/mecri.v1(1).9-28