Dominasi Maskulin dalam Akronim Pornografis

  • Aditya Wicaksono Linguistics Master Program, Universitas Gadjah Mada
  • Sailal Arimi Linguistics Master Program, Universitas Gadjah Mada
Keywords: akronim, pornografi, dominasi, maskulinitas, gender

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, makna, dan dominasi maskulin dalam akronim pornografis. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik, khususnya kajian bahasa dan gender. Data penelitian diperoleh di dalam media sosial twitter. Hasil penelitian ini adalah (1) bentuk akronim pornografis di twitter antara lain berupa, akronim tiga kata, akronim suku kata awal dengan suku kata awal, akronim suku kata awal dengan suku kata akhir, dan akronim dengan kata metatesis, campur kode ke dalam (bahasa Indonesia dengan bahasa daerah), campur kode ke luar (bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris), bahasa prokem, dan bahasa Inggris. (2) Makna akronim pornografis mengalami perluasan dari makna-makna leksikal yang menjadi unsur pembentuk akronim. Hal tersebut disebabkan oleh faktor-faktor di luar bahasa yang menjadi konteks pornografi, seperti foto dan video. (3) Dominasi maskulin dalam akronim pornografi dapat dilihat dari gender maskulin menciptakan dan mengembangkan pembentukan akronim pornografis, yang dapat dilihat berdasarkan frekuensi laki-laki membicarakan topik pornografi lebih besar dibandingkan perempuan. Lalu, terdapat pula kekerasan simbolik terhadap gender feminin karena berdasarkan referen akronim pornografi, feminin memiliki presentase lebih besar dibandingkan dengan maskulin, sehingga feminin dijadikan sebagai objektivikasi dalam pembentukan akronim pornografis.

References

Bourdieu, Pierre. 2010. Dominasi Maskulin. Diterjemahkan oleh Stephanus Aswar Herwinarko. Yogyakarta: Jala Sutra.
Ensiklopedi nasional Indonesia. 1990. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka.
Fine, Marlene G., dan Fern L. Johnson. 1984. “Female and Male Motives for Using Obscenity.” Journal of Language and Social Psychology 3 (1). SAGE Publications Inc: 59–74. doi:10.1177/0261927X8431004.
Holmes, Janet. 2012. An Introduction to Sociolinguistics. Learning about Language. New York: Routledge.
Johnson, Sally, dan Ulrike Hanna Meinhof. 1997. Language and Masculinity. Oxford: Blackwell.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lakoff, Robin T. 1975. Language and Woman’s Place. Harper Colophon Books. New York; London: Harper and Row.
Mahsun. 2012. Metode penelitian bahasa: tahap strategi, metode, dan tekniknya. Jakarta: Rajawali Press.
Mesthrie, Rajend. 2009. Introducing Sociolinguistics. Edinburgh: Edinburgh Univ. Press.
Spender, Dale. 1980. Man Made Language. 2nd ed. London: Routledge & Kegan Paul.
Sugihastuti, dan Siti Hariti Sastriyani. 2007. Glosarium seks dan gender. Sleman, Yogyakarta: ÇarasvatiBooks. http://books.google.com/books?id=op9kAAAAMAAJ.
Suwito. 1985. Sosiolinguistik: Pengantar awal. Surakarta: Henary Offset Solo. http://opac.lib.ugm.ac.id/index.php?mod=book_detail&sub=BookDetail&act=view&typ=htmlext&buku_id=698992&obyek_id=1.
Talbot, Mary M. 2003. Language and Gender. Cambridge: Polity Press.
Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran morfologi. Bandung: Angkasa.
Wardhaugh, Ronald. 2006. An Introduction to Sociolinguistics. Oxford: Blackwell.
Published
2020-10-31
How to Cite
Wicaksono, A., & Arimi, S. (2020). Dominasi Maskulin dalam Akronim Pornografis. Deskripsi Bahasa, 3(2), 127-136. https://doi.org/10.22146/db.v3i2.4087