Kuasa Dan Ideologi Kepolisian Republik Indonesia terhadap Anarko-Sindikalis: Analisis Wacana Kritis

  • Adif Setiyoko Linguistics Master Program, Universitas Gadjah Mada
  • B.R. Suryo Baskoro Linguistics Master Program, Universitas Gadjah Mada
Keywords: ideologi, kuasa, representasi

Abstract

Ideologi dan kuasa dipandang sebagai dua konsep sentral dalam kajian-kajian Analisis Wacana Kritis. Keduanya memiliki kaitan erat dengan upaya melanggengkan, mempertahankan, serta menetapkan dominasi pihak-pihak yang berkuasa melalui praktik produksi wacana. Penelitian ini berupaya menyingkap struktur kuasa serta mengidentifikasi ideologi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang terefleksikan melalui penggunaan bahasa dalam mengonstruksi representasi kelompok anarko-sindikalis. Untuk menguraikan struktur kuasa dan ideologi Polri, penelitian ini mengadopsi analisis praktik sosiokultural yang menjadi salah satu bagian dari tiga dimensi AWK yang dirumuskan oleh Norman Fairclough. Melalui analisis praktik sosiokultural ini pula, hubungan antara kuasa, ideologi, dan bahasa, mampu teridentifikasi. Hasil kajian ini menemukan bahwa seluruh wacana siaran pers hanya berisi informasi yang berasal dari pihak kepolisian. Dengan kata lain, tak ada satu pun informasi dari pihak terkait, dalam hal ini kelompok anarko-sindikalis. Selain itu, penelitian ini juga menemukan adanya kuasa sepihak pihak kepolisian dalam merepresentasikan kelompok tersebut. Kuasa yang dimiliki pihak kepolisian ini turut digunakan untuk menciptakan atau menetapkan stigma-stigma tertentu yang dilekatkan kepada kelompok anarko-sindikalis seperti perusuh, kelompok yang menunggangi demonstrasi, merusak fasilitas, dan mengeroyok petugas kepolisian.

References

Alameda-Hernández, Ángela. 2014. “SFL and CDA: Contributions of the Analysis of the Transitivity System in the Study of the Discursive Construction of National Identity (Case Study: Gibraltar).” The Linguistics Journal 3 (3): 160–75. https://www.linguistics-journal.com/2014/01/07/sfl-and-cda-contributions-of-the-analysis-of-the-transitivity-system-in-the-study-of-the-discursive-construction-of-national-identity-case-study-gibraltar/.
Brown, Gillian, dan George Yule. 1983. Discourse Analysis. Cambridge: Cambridge University Press.
Dijk, Teun A. van. 1997. Discourse Studies: A Multidisciplinary Introduction. London: Sage.
Dijk, Teun A. Van. 2001. “Critical Discourse Analysis.” Dalam The Handbook of Discourse Analysis, disunting oleh Deborah Schiffrin, Heidi E. Hamilton, dan Deborah Tannen, 466–85. Oxford: Blackwell. doi:10.1002/9781118584194.ch22.
Fairclough, Norman. 1992. Discourse and Social Change. Cambridge: Polity Press.
———. 2010a. Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language. Harlow: Longman.
———. 2010b. Language and Power. Harlow: Longman.
Halliday, Michael Alexander Kirkwood, dan Christian M. I. M Matthiessen. 2014. Hallidays Introduction to Functional Grammar. London and New York: Routledge.
Sriwimon, Lanchukorn, dan Pattamawan Jimarkon Zilli. 2017. “Applying Critical Discourse Analysis as a Conceptual Framework for Investigating Gender Stereotypes in Political Media Discourse.” Kasetsart Journal of Social Sciences 38 (2): 136–42. doi:10.1016/j.kjss.2016.04.004.
Wodak, Ruth, dan Michael Meyer. 2009. “Critical Discourse Analysis: History, Agenda, Theory, and Methodology 1.” Dalam Methods of Critical Discourse Analysis, disunting oleh Ruth Wodak dan Michael Meyer, 1–33. London: SAGE. https://www.researchgate.net/publication/265678850_Critical_Discourse_Analysis_History_Agenda_Theory_and_Methodology_1.
Published
2020-10-31
How to Cite
Setiyoko, A., & Baskoro, B. S. (2020). Kuasa Dan Ideologi Kepolisian Republik Indonesia terhadap Anarko-Sindikalis: Analisis Wacana Kritis. Deskripsi Bahasa, 3(2), 116-126. https://doi.org/10.22146/db.v3i2.4086