Analisis Kualitas dan Pengelolaan Mata Air di Sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Desa Sikunang Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo
Heri Setianto(1*), Tyahyo Nugroho Adji(2), Andri Kurniawan(3)
(1) 
(2) Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada
(3) Fakultas Geografi UGM
(*) Corresponding Author
Abstract
Pemantauan kualitas air sangat penting untuk dilakukan karena mataair yang dikonsumsi masyarakat diduga telah mengalami pencemaran. Pencemaran diduga berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi yang berbatasan langsung dengan pemukiman penduduk yang mengandalkan mataair di sekitar pembangkit listrik. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis kualitas mataair di Desa Sikunang, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo dengan adanya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (2)Mengetahui pengelolaan pemanfaatan mataair yang ada di Desa Sikunang. Penelitian deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan kualitas air dari mataair serta menggambarkan bentuk aktivitas pengelolaan air yang dilakukan oleh masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Sensus mataair dalam penelitian ini berjumlah 10 mataair. Penentuan responden dengan menggunakan Proporsional Random Sampling terhadap 70 masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Sikunang. Wawancara mendalam melibatkan narasumber dengan sistem snowbolling, dengan mencari informan kunci. Hasil penelitian (1) Kualitas mataair di Desa Sikunang masih berada pada kondisi yang normal dilihat dari sifat fisika, dan kimia, sedangkan kualitas mataair berdasarkan kondisi biologis berada pada kondisi yang kurang baik karena berada dibawah ambang batas aman. Tidak terjadi pencemaran pada mataair yang disebabkan karena pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi yang berada di Desa Sikunang. (2) Pengelolaan mataair di Desa Sikunang masih bersifat sangat sederhana dari segi sarana dan prasarana, kelembagaan, pembiayaan dan aspek peraturannya. Pengelolaan mataair di Desa Sikunang lebih mengedepankan fungsi sosial dari pada fungsi ekonomi dan lingkungan. Fungsi sosial yang dimaksud antaralain kerja sama, saling menghormati, gotong royong, kebersamaan, serta mengedepankan kepentingan bersama dalam pengelolaan mataair.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Asdak, C. (2004). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Cahyono, Joko dan Karmono. (1978). Pengantar Penentuan Kualitas Air. Yogyakarta: Laboratorium Hidrologi UGM Djiteng, M. (2005). Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta: Penerbit Erlangga. Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Gupita, & Sukanta Roy. (2007). Geotermal Energy and Alternative Resource For The 21ST Century Amsterdam. The Netherlands. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2009 Tentang Baku Mutu Kualitas Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Termal. Pikiran Rakyat. (2009). Ratusan Sumur di Dieng Beracun. Pikiran Rakyat. 01Juli 2009, Jawa Tengah. PT. Geo Dipa Energi. (2006). Geological Map of Dieng Geothermal Field: Unpublished Report. Sudarmadji. (2013). Mata Air Perspektif Hidrologis dan lingkungan. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM. Suprayogi, S., dan M.A. Marfai. (2005). Permasalahan Air dan Bencana Terkait Air Di Daerah Perkotaan. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumber Daya Air, Antara Ketersediaan dan Konflik Kepentingan. 23-24 September 2005. Solo: Fakultas Geografi UMS. Undang-undang No 27 Tahun 2003 Tentang Panas Bumi.
DOI: https://doi.org/10.22146/mgi.15615
Article Metrics
Abstract views : 6375 | views : 3710Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Majalah Geografi Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Volume 35 No 2 the Year 2021 for Volume 39 No 1 the Year 2025
ISSN 0215-1790 (print) ISSN 2540-945X (online)
Statistik MGI