Pengaruh pH Terhadap Stabilitas Alpha Arbutin dalam Gel Niosom
Dea Pertiwi(1*), Rise Desnita(2), Sri Luliana(3)
(1) Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura
(2) Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura
(3) Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura
(*) Corresponding Author
Abstract
Alpha arbutin merupakan salah satu agen pencerah kulit yang terdegradasi dalam sediaan larutan pada pH kurang dari 3,0 dan pH lebih dari 6,5. Sistem penghantaran niosom dapat meningkatkan stabilitas alpha arbutin dalam sediaan gel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH terhadap stabilitas gel niosom alpha arbutin. Uji stabilitas dilakukan menggunakan formulasi gel alpha arbutin dan gel niosom alpha arbutin yang dibuat dalam pH sediaan 6, 7 dan 8 selama 28 hari. Pengukuran kadar alpha arbutin menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan waktu kadaluarsa gel alpha arbutin dengan sistem niosom lebih lama dibandingkan tanpa sistem niosom pada setiap pH. Sediaan gel niosom alpha arbutin dan gel alpha arbutin pada pH 7 memiliki kestabilan lebih baik daripada sediaan gel pH 6 dan 8. Gel niosom alpha arbutin dan gel alpha arbutin pada pH 7 tidak mengalami perubahan organoleptis selama penyimpanan 28 hari. Hasil uji analisis Independent-Sampel T Test dengan nilai p<0,05 menunjukkan pada pH 7 berbeda signifikan antara formula gel alpha arbutin dan gel niosom alpha arbutin. Waktu kadaluarsa sediaan gel alpha arbutin pH 7 dengan sistem niosom dan tanpa sistem niosom masing-masing selama 24 hari dan 14 hari. Kesimpulannya adalah sistem niosom dapat meningkatkan stabilitas alpha arbutin pada rentang pH yang diteliti.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Akhilesh, Bini K.B., Kamath J.V. 2012. Review On Span 60 Base Non Ionic Surfactant Vesicles (Niosomes As Novel Drug Delivery). Int J Res Pharm Sci, Vol.3(1). pp.7-11. Bang, S.-H., Han, S.-J., & Kim, D.-H. 2008. Hydrolysis of arbutin to hydroquinone by human skin bacteria and its effect on antioxidant activity. Journal of Cosmetic Dermatology, Vol. 7(3), pp.189–193. Boustra J.A., Van Hal D.A., Hofland H.E.J. 1997. Preparation and Characterization of Nonionic Surfactant Vesicles. Colloid Surf A Phy Asp. Connor K.A., Amidon G.L, and Stella V.J. 1986. New York: Chemical Stability of Pharmaceutical. New York: John Willey and Sons. Couteau C., Laurence J.M., Coiffard. 2000. Photostability determination of arbutin, a vegetable whitening agent. Il Farmaco. Vol.55, pp.410–413. Degen G.H. 2016. Opinion Of The Scientific Committee On Consumer Safety (SCCS) -Opinion On The Safety Of The Use Of Α-Arbutin In Cosmetic Products. Regul Toxicol Pharmacol, pp.8-9. Deviarny C., Lucida H., Safni. 2012. Uji Stabilitas Kimia Natrium Askorbil Fosfat Dalam Mikroemulsi Dan Analisisnya Dengan HPLC. J. Farmasi Andalas, Vol.1(1). Desnita R., Luliana S., Anggraini S. 2017. Penetrasi Alpha Arbutin Sistem Niosom Span 60 Dalam Sediaan Gel Secara In Vitro. Pharmaciana, Vol.7 (2). Ghanbarzadeh S., Khorrami A. 2013. Nonionic surfactant-based vesicular system for transdermal drug delivery. Drug Deliv, pp. 1-7. ICH. 1996. Stability Testing: Photostability Testing Of New Drug Substances and Products Q1b. ICH Harmonised Tripartite Guideline. Leelapornpisid P., Leesawat P., Natakarnkitkul S., Rattanapanadda P. 2010. Application of Chitosan for Preparation of Arbutin Nanoparticles as Skin Whitening. J. Metals, Materials and Minerals. Vol.20(3): 101-105. Madhav N.V.S, Saini A. 2011. Niosomes: A Novel Drug Delivery System. Int. J. Of Research In Pharmacy And Chemistry, Vol.1(3) Marinda W.S. 2012. Formulasi dan uji stabilitas fisik gel liposom yang mengandung fraksinasi ekstrak metanol kulit manggis (Garnicia mangostana L.) sebagai antioksidan. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia. Nurdianti L. 2015. Formulasi dan Evaluasi Gel Ibuprofen Dengan Menggunakan Viskolam Sebagai Gelling Agent. J Kes Bakti Tunas Husada, Vol.14(1) Rahman, Latifah, Isriany I., Elly W. 2011. Kapasitas Jerap Niosom Terhadap Ketoprofen dan Prediksi Penggunaan Transdermal. Makassar: Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, dan Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri, Alauddin. MFI, Vol.22 (2), pp.85-91. Schanno R.J., Westlund J.R., Foelsch D.H. 1980, Evaluation of 1,3-dimethylol-5,5dimethyl hydantoin as A Cosmetic Preservative, Journal of The Society of Cosmetic Chemists, Vol.31. Shargel L., Susanna W., Andrew B.C.Y. 2012. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Edisi Kelima. Surabaya: Universitas Airlangga Sinko, Patrick J. 2012. Farmasi Fisik dan Ilmu Farmasetika. Jakarta: EGC. Young J. 2004. Triethanolamine. Journal of Chemical Education, Vol.81(01), pp. 24
DOI: https://doi.org/10.22146/farmaseutik.v16i1.49446
Article Metrics
Abstract views : 10552 | views : 23637Refbacks
- There are currently no refbacks.