Pengaruh Faktor Resiko Terhadap Kejadian ILO pada Pasien Bedah Obstetri dan Ginekologi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Pebriati Sumarningsih(1), Nanang Munif Yasin(2*), Rizka Humardewayanti Asdie(3)
(1) Magister Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada
(2) Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada
(3) Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran, Kesehatatan Masyarakat dan Keperrawatan, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
Infeksi nosokomial merupakan penyebab utama tingginya angka kematian dan kesakitan di dunia. Menurut WHO, infeksi luka operasi merupakan jenis infeksi nosokomial kedua terbanyak setelah infeksi saluran kemih. Infeksi Luka Operasi merupakan komplikasi pasca bedah obstetri dan ginekologi, 8-10% dari pasien bedah obstetri dan ginekologi beresiko mengalami infeksi luka operasi.
Rancangan penelitian ini adalah cohort dan melibatkan pasien bedah obstetri dan ginekologi yang menerima antibiotik profilaksis di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Data diambil melalui prospektif observasional, yaitu dengan melakukan observasi selama periode Maret-April 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor resiko kejadian infeksi luka operasi. Faktor resiko dalam penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, IMT, status merokok, status imunitas, skor ASA, jumlah perdarahan, lama dirawat sebelum operasi dan durasi operasi. Luaran klinik berupa kejadian ILO diamati secara periodik hingga hari ke-30 setelah operasi. Hubungan faktor risiko terhadap kejadian ILO dianalisis dengan uji statistika pearson chi square.
Pada penelitian ini kejadian infeksi luka operasi terjadi pada 14 subjek penelitian dari total 72 subjek penelitian (19 %). Hasil analisis univariat diperoleh bahwa faktor yang mempunyai hubungan bermakna terhadap kejadian ILO adalah BMI dimana dari 14 kejadian ILO 50% dialami oleh pasien dengan BMI ≥ 30 dengan p-value 0,016. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok usia 18-59 tahun dengan kelompok usia 60 tahun keatas terhadap kejadian infeksi luka operasi. Demikian juga waktu pemberian antibiotik, skor ASA, riwayat merokok, kadar albumin pre operasi, lama perawatan pre operasi, lama operasi, kelas operasi dan volume perdarahan tidak ada perbedaan bermakna dengan kejadian infeksi luka operasi (p value> 0,05).
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Allegranzi, B., Nejad, S.B., Combescure, C., Graafmans, W., Attar, H., Donaldson, L., dkk., 2011. Burden of endemic health-care-associated infection in developing countries: systematic review and meta-analysis. The Lancet, 377: 228–241. Hall, C., Allen, J., dan Barlow, G., 2015. Antibiotic prophylaxis. Surgery (Oxford), 33: 542–549. Mockford, K. dan O’Grady, H, 2017. Prevention of Surgical Site Infections. Surgery, 35th ed. Oxford. O’Donnell, R.L., Angelopoulos, G., Beirne, J.P., Biliatis, I., Bolton, H., Bradbury, M., dkk., 2019. Impact of surgical site infection (SSI) following gynaecological cancer surgery in the UK: a trainee-led multicentre audit and service evaluation. BMJ Open, 9: e024853. Wardoyo dkk, 2014. Infeksi Luka Operasi (ILO) di Bangsal Kebidanan dan Kandungan RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM): Laporan Serial Kasus Bulan Agustus-Oktober 2011 41: . World Health Organization, 2016. Global Guidelines for the Prevention of Surgical Site Infection. Kementerian Kesehatan. 2011, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Idonesia, Nomor 2406 Menkes/Per/XII/2011, tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
DOI: https://doi.org/10.22146/farmaseutik.v16i1.47986
Article Metrics
Abstract views : 5176 | views : 14756Refbacks
- There are currently no refbacks.