FOLKLORE AND SOCIAL SCIENCE LEARNING MODEL IN ELEMENTARY SCHOOL IN BALI

https://doi.org/10.22146/kawistara.39797

I Nengah Suastika(1*), Ketut Sedana Arta(2), Ni Made Ary Widiastini(3)

(1) Universitas Pendidikan Ganesha
(2) Universitas Pendidikan Ganesha
(3) Universitas Pendidikan Ganesha
(*) Corresponding Author

Abstract


Folklore is a strategic media for the educational process, namely expository and humanistic for children. Through folklore, children have a rational, realistic perspective, values and orientation in accordance with the culture they have. However, the development of digital media with all its sophistication often removes the cultural values of children. Children lose their idol character that can be used as role models, alienated from their own cultural values and lose their identity amidst massive developments in digital information. As Bourdieu's view of habitus as a set of values, practices and inner tendencies, both structured and structured, where habitus can continue to develop (generative) and transferred from one domain to anotheR. In practice the presence of digital media turned out to have an impact on the uprooting of cultural values that should be accepted by children at an early age, because it was replaced by technological developments. Understanding this phenomenon, reinforces the ideas of Borg and Gall, in this study the development of education by utilizing folklore, not only developing an existing educational model, but also finding knowledge to solve existing problems. The learning model applied by the teacher is a learning model created by foreign experts which is often not relevant to students' cultural values. This condition is caused by the lack of local culture-based learning models, the absence of innovative efforts by teachers to develop local culture-based learning models and the lack of teachers' ability to organize and implement local culture-based learning models. By this research, Balinese folklore has a very strategic value for the development, empowerment, and preservation of Balinese customs and traditions.


Keywords


Balinese folklore; learning model; character internalization

Full Text:

PDF


References

Atmadja, N. B., Atmadja, A. T., and Maryati, T. (2017). Agama Hindu, Pancasila dan Kearifan Lokal Fondasi Pendidikan Karakter. Singaraja: Pustaka Larasan.

Badan Penelitian dan Pusat Pengembangan Kurikulum. (2007). Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Bandura, Albert. 1971. Social Learning Theory. Marristown, N.J. General Learning Press

Barker, C. (2014). Kamus Kajian Budaya. Yogyakarta: Kanisius.

Borg, W. R., and Gall, M. D. (1989). Educational Research: An Introduction (5th ed.). New York: Longman.

Bourdieu, Pierre. 2010. Arena Produksi Kultural: Sebuah Kajian Sosiologi Budaya (terjemahan). Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Budi, Taufik. 2013. Bule Belanda Suap Polisi Bali Ternyata Presenter TV. Okenews. (Online). Accessed on 11 April 2019 (https://news.okezone.com/read/2013/04/05/340/787065/bule-belanda-suap-polisi-bali-ternyata-presenter-tv).

Cokrowinto, S. (1986). Manfaat Folklor bagi Pembangunan Masyarakat” dalam Kesenian, Bahasa, dan Folklor Jawa. Yogyakarta: Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi) Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Danandjaja, J. (1991, 26-27 Februari 1991). Folklor Nusantara dan Jepang: Suatu Studi Perbandingan. Paper presented at the Seminar Tradisi Budaya Indonesia Jepang, Jakarta.

Danandjaja, J. (2007). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

Essra, Try Reza. 2016. Kejahatan Seksual Imbas Dari Degradasi Moral. AntaraNews.Com. (Online). Accessed on 11 April 2019. Available at https://www.antaranews.com/berita/585283/kejahatan-seksual-imbas-dari-degradasi-moral.

Gredler. (1991). Learning and Instruction: Theory and Practice (Second ed.). New Jersey: Prentice-Hall.

Kartodirdjo, S. (1986). Suatu Tinjauan Fenomenologis tentang Folklore Jawa” dalam Kesenian, Bahasa, dan Folklor Jawa. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kasiyan, 2011. Quo-Vadis Multikulturalisme Dalam Historis dan Historiografi Seni Rupa Indonesia.Kawistara. Volume 1 (2): 103-212.

Kodir, Faqihuddin Abdul Kodir. 2011. Gender Justice and The Cultural Dimension of Religion: A Proposal to Apply The Prophetic Traditions (the Hadiths) in Promoting Gender Justice Among Indonesia Muslims. Kawistara. Volume 1, No. 3, Pg. 213-320

Koentjaraningrat. (1981). Pengantar Ilmu Antropologi (Vol. Radar Jaya Offset): Jakarta.

Koyan. (2007). Statistik Multivariat Disertai Petunjuk Analisis dengan SPSS. Singaraja: Program Pascasarana Universitas Pendidikan Ganesha.

Lickona, T. (2013). Educating for Character. New York: Batam Book.

Megawangi, R. (2015). Semua Berakar Pada Karakter. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Miles, M. B., and Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru (T. R. Rohidi, Trans.). Jakarta: UI Press.

Nvi, Rez. 2016. Heboh Video Perkelahian Dua Gadis Bali. NusaBali.Com. (Online). Accessed on 11 April 2019. Available at https://www.nusabali.com/berita/8516/heboh-video-perkelahian-dua-gadis-bali.

Christantyawati, N., Walensa, L., and Juraman, S. R. 2018. Budaya Unu Tanah dan Budaya Lio Menyoal Narasi Mitos Tanah, Hermeneutika Alam, dan Komunikasi Lintas Generasi. Kawistara, Volume 8, No. 1, Pg. 61-74.

Okayana, P. (2017). Satua Bali : I Lutung Dadi Pecalang. Retrieved May 11th, 2018, from http://satua-bali.blogspot.com/2013/08/satua-bali-i-lutung-dadi-pecalang.html

Plummer, K. (2011). Sosiologi: The Basics. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Qusdy, Zuhri Saifuddin. Irwan Abdullah. Qodir Zuly. 2015. Kasuran Dalam Beragam Sudut Pamdang Merunut Jejak Jejak Cerita Tidur Tanpa Kasur di Dusun Kasuran. Kawistara, Volume 5, No. 2, Pg. 184-199.

Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Direktur Jenderal Peraturan Perundang-Undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Riawan, N. (2017). Satua Bali: I Siap Selem. Retrieved June 26th, 2018, from https://msatuabali.blogspot.com/2017/01/satua-bali-i-siap-selem.html

Santosa, D. H., Haryono, T., and Soedarsono, R. M. (2013). Seni Dolalak Purworejo Jawa Tengah: peran Perempuan dan Pengaruh Islam Dalam Seni Pertunjukkan. Kawistara: Jurnal Sosial dan Humaniora, 3(3), 227-334.

Sibarani, R. (2013). Folklor Sebagai Media dan Sumber Pendidikan: Sebuah Ancangan Kurikulum dalam Pembentukan Karakter Siswa Berbasis Nilai Budaya Batak Toba. In S. Endraswara (Ed.), Folklor Nusantara: Hakikat, Bentuk, dan Fungsi. Yogyakarta: Penerbit Ombak (Anggota IKAPI).

Spradley, J. P. (1980). Participant Observation. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Suarka, I. N., and Cika, I. W. (2014). Pendayagunaan Folklor Sebagai Sumber Ekonomi Kreatif di Daerah Tujuan Wisata Bali. ATAVISME, 17(1), 71-83.

Suastika, I. N. (2015). Rekonstruksi Model Pembelajaran Karakter Berbasis Lokal Genius (Studi Pengembangan Model Pembelajaran PPKn Pada Siswa SMP di Propinsi Bali). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Suastika, I. N., and Sanjaya, D. B. (2017). Implementing Sadguna-Based Character Teaching Model in Civics Education at Junior high school Laboratorium Undiksha. Paper presented at the 2nd International Conference on Innovative Research Across Disciplines (ICIRAD 2017), Singaraja.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RandD. Bandung: Alfabeta.

Sukadi. (2009). Belajar dan Pembelajaran (Bermuatan Konsep-Konsep Kearifan Lokal). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Sukadi. (2010). Pengembangan Model Pembelajaran PKn Berbasis Yadnya. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Suparno. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Takwin, B. (2009). Proyek Intelektual Pierre Bourdieu:Melacak Asal-Usul Masyarakat, Melampaui Oposisi Biner dalam Ilmu Sosial. In R. Harker, C. Mahar, and C. Wilkes (Eds.), Habitus X Modal) + Ranah = Praktik Pengantar Paling Komprehensif kepada Pemikiran Pierre Bourdieu. Yogyakarta: Jalasutra.

The Wahid Institute. (2014). Laporan Tahunan Kebebasan Beragama/Berkeyakinan dan Intoleransi 2014 (Utang Warisan Pemerintah Baru). Jakarta: The Wahid Institute.

Udu, S. (2015). Tradisi Lisan Bhanti-Bhanti Sebagai media Komunikasi Kultural Dalam Masyarakat Wakatobi. Humaniora, 27(1), 53-66.

Yaumi, M. (2014). Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran Sesuai dengan Kurikulum 2013. Jakarta: Kencana.

Wirawan, I Komang Arba. 2015. Dari Konflik Desa Ke Layar Kaca: Analisis Wacana Liputan Bali TV Dalam Kasus Kemoning- Budaga, Klungkung, Bali. Disertasi. Program Studi Kajian Budaya. Denpasar: Universitas Udayana. Not Publish.



DOI: https://doi.org/10.22146/kawistara.39797

Article Metrics

Abstract views : 1833 | views : 1901

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2019 I Nengah Suastika, dkk

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Kawistara is published by the Graduate School, Universitas Gadjah Mada.