PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN DAS MIKRO: KONSEP DAN IMPLEMENTASI
Dewi R Indrawati(1*), San Afri Awang,(2), Lies Rahayu W Faida,(3), Ahmad Maryudi Maryudi(4)
(1) Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai di Surakarta
(2) Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada
(3) Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada
(4) Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
Community empowerment should more emphasis on community self-reliance. In practice, many
community development activities were not in accordance with the concept of community empowerment.
This study aims to examine the implementation of community empowerment in watershed management
in Sub-watershed of Keduang. This research was conducted in three micro watersheds in Sub-watershed
of Keduang, namely micro watershed of Naruan, Pohbener, and Jlegong. Data collection was done
through Focus Group Discussion (FGD) and in-depth interviews. Analyses were conducted with a
qualitative descriptive approach. The results shows that the community empowerment in watershed
management has not yet meet the concept of community empowerment and has not be able to be said
successful, because the community does not have power or authority to take decisions autonomously.
In addition, community participation is still the participation of consultation and the participation
mobilized by incentives or assistance
Keywords
References
] Awang, S. A. 2008. Pemberdayaan Masyarakat dan Kebijakan Deliberative. Laboratorium Ekologi Sosial dan Politik Sumberdaya Hutan (ESPSDH), Yogyakarta:Pascasarjana Program Studi Ilmu Kehutanan UGM.
] Direktorat Jenderal SDA. 2007. Studi Penanganan Sedimentasi Waduk Serbaguna Wonogiri. Laporan Akhir Sementara Volume II Laporan Utama JICA. Departemen Pekerjaan Umum.
] Frimansyah, H. 2012. “Tingkat Keberdayaan Masyarakat dalam Program Pemberdayaan Masyarakat di Kota Banjarmasin dan Kabupaten Tanah Laut.” Jurnal Agribisnis Perdesaan,2(1):53-67.
] Ife, J. dan Tesoriero, F. 2006. Community Development: Community-Based Alternatives in an Age of Globalisation. Edisi Ketiga. Pearson Education Australia. Terjemahan Sastrawan M, Y. Nurul,dan Nursyahid. 2008. Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Cetakan I,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
] Indrawati, D.R., Adi, R. N., Subaktini, D., dan Kusumedi, P. 2009. Analisis Tipologi Sosial dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Daerah Aliran Sungai (DAS). Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Solo. Badan Litbang Kehutanan.
] Karsidi, R. 2002. Pemberdayaan Masyarakat Petani Dan Nelayan Kecil. Semiloka Pemberdayaan Masyarakat Di Jawa Tengah Dalam Rangka Pelaksanan Otoda, Badan Pemberdayaan Masyarakat Jateng, Semarang 4-6 Juni 2002.Diakses pada tanggal 12 Maret 2015..
] Kartasapoetra, A.G. 2001. Teknologi Penyuluhan Pertanian, Jakarta: Bumi Aksara.
] Kartasasmita. G. 1997. Pemberdayaan Masyarakat:Konsep Pembangunan yang Berakar pada Masyarakat. Sarasehan DPD Golkar Tk. I Jawa Timur. Diakses pada tanggal 12 Agustus 2011..
] Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian Surakarta, Solo: Sebelas Maret University Press
] Nawir, A.A., Murniati dan L. Rumboko.2008. Rehabilitasi Hutan di Indonesia.Akan Kemanakah Arahnya Setelah Lebih dari Tiga Dasawarsa? CIFOR.Diakses pada tanggal 14 Desember2013. .
] Ohno, T, Tanaka, T. dan Sakagami,M. 2010. Does Social Capital Encourage Participatory Watershed Management? An Analysis Using Survey Data From the Yodo River Watershed. Society and Natural Resources, 23: 303-321.
] Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.29/Menhut-II/2013. Pedoman Pendampingan Kegiatan Pembangunan Kehutanan,Jakarta: Departemen Kehutanan.
] Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013.Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Bagungan Kelompok Tani, Jakarta:Departemen Pertanian.
] Pramono, I.B., Purwanto, dan Indrawati, D.R. 2009. Pola Agroforestry Pada Lahan Miring (PALM) Untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Kelestarian Lingkungan. Laporan Hasil Penelitian DIKTI. Balai Penelitian Kehutanan Surakarta.
] Pudjianto, K. 2009. “Partisipasi Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan, Lahan dan Konservasi Sumberdaya Air di Sub DAS Keduang, Daerah Hulu DAS Bengawan Solo”. Tesis.Pascasarjana IPB.
] Rahayu, E.S. 2007. “Analisis Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Kelestarian Waduk Wonogiri.” KONPERNAS PERHEPI 2007, (07): 34-48.
] Subejo dan Supriyanto. 2004. Metodologi Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat.Short Paper disampaikan pada Kuliah Intensif Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan. Study On Rural Empowerment (SORem). Dewan Mahasiswa Fakultas Pertanian UGM tanggal 16 Mei 2004, Yogyakarta:Faperta UGM.
] Surat Keputusan Menteri Kehutanan NomorSK.132/Menhut-II/2004. Pedoman Umum Penyuluhan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.
] Sutrisno, J., Sanim, B., Saefuddin, A.,dan Sitorus, S.P.P. 2011. Arahan Kebijakan Pengendalian Erosi Dan Sedimentasi Di Sub Daerah Aliran Sungai Keduang Kabupaten Wonogiri. Sains Tanah – Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi, 8(2):105-118.
] Widyaningsih, I. W. 2008. “Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Di Sub Das Keduang Ditinjau Dari Aspek Hidrologi”. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
] Wrihatnolo, R. R. dan Dwidjowijoto, R.N. 2007. Manajemen Pemberdayaan:Sebuah Pengantar dan Panduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta:Alex Media Komputerindo.
DOI: https://doi.org/10.22146/kawistara.15583
Article Metrics
Abstract views : 4976 | views : 8521 | views : 8521 | views : 8521Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Dewi R Indrawati, San Afri Awang,, Lies Rahayu W Faida,, Ahmad Maryudi Maryudi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Kawistara is published by the Graduate School, Universitas Gadjah Mada.