Intensitas Cemaran Jamur pada Biji Jagung Pakan Ternak Selama Periode Penyimpanan

https://doi.org/10.22146/jpti.16066

Destania Putri Indah Puspitasari(1), Ani Widiastuti(2*), Arif Wibowo(3), Achmadi Priyatmojo(4)

(1) Jurusan Hama dan penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jln. Flora 1, Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta 55281
(2) Jurusan Hama dan penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jln. Flora 1, Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta 55281
(3) Jurusan Hama dan penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jln. Flora 1, Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta 55281
(4) Jurusan Hama dan penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jln. Flora 1, Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta 55281
(*) Corresponding Author

Abstract


This research aimed to know the intensity of fungal contamination in maize grain cattle-feed during storage. Five kilogram of grain sample were collected from Klaten, Sleman, and Muntilan, then stored at CV. Ragil Jaya’s warehouse for two months. Every two weeks the water content were measured and the grain were tested using PDA and blotter methods. Incubation during isolation process were conducted for seven days at 12 hour darkness and 12 hour light. Results showed that dominant fungal contamination from Klaten, Sleman, and Muntilan wasAspergillus sp. As2 isolate with contamination intensity as much as 89% (blotter), 73% (PDA), and 44% (blotter). The results also showed that factors which influenced the intensity of fungal contamination in cattle-feed maize is the grain condition before storage such as broken grain, dirt, and insect; and not caused by the planting location.

 

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas cemaran jamur dominan pada biji jagung yang digunakan sebagai pakan ternak selama penyimpanan. Biji jagung pakan ternak dari Klaten, Sleman, dan Muntilan sebanyak 5 kg disimpan di gudang CV. Ragil Jaya, Magelang selama 2 bulan. Pengukuran kadar air dilakukan setiap 2 minggu dan kemudian diuji dengan metode PDA dan blotter untuk mengetahui cemaran jamur pada biji jagung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari sampel biji jagung pakan ternak yang berasal dari Klaten, Sleman, dan Muntilan, jamur cemaran yang mendominasi, yaitu Aspergillus sp. isolat As2 dengan intensitas cemaran jamur tertinggi di daerah Klaten 89% (blotter), Sleman 73% (PDA), dan Muntilan 44% (blotter). Hasil ini menunjukkan bahwa hal yang mempengaruhi intensitas cemaran jamur pada jagung pakan ternak adalah kondisi awal bahan yang disimpan yaitu ada tidaknya kerusakan, kotoran, dan serangga; bukan lokasi penanaman jagung.


Keywords


dominant fungal contamination intensity; intensitas cemaran jamur dominan; jagung; maize; periode penyimpanan; storage period

Full Text:

PDF


References

Ahmad, R.Z. 2009. Cemaran Jamur pada Pakan dan Pengendaliannya. Jurnal Litbang Pertanian 28: 15– 22.

Anonim. 2015. Seed Health Testing, hlm. 7.1–6. Dalam The International Seed Testing Association (ISTA), InternationalRules for Seed Testing, Switzerland

Budiarti, S.W., H. Purwaningsih, & Suwarti. 2013. Kontaminasi Fungi Aspergillus sp. pada Biji Jagung di Tempat Penyimpanan dengan Kadar Air yang Berbeda. Seminar Nasional Serealia, Yogyakarta.

Firmansyah, I.U., M. Aqil, & Y. Sinuseng. 2007. Penanganan Pascapanen Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros. 22 p.

Mahmoud, M.A., R.A. Monira & R.M.A.E. Abeer. 2013. Mycotoxigenic Fungi Contaminating Corn and Sorghum Grains in Saudi Arabia. Pakistan Journal of Botany 45: 1831–1839.

Mardi, T., L. Windi, U. Syatrya, R. Arlina, & Z.H.B. Arfi. 2015. Strategi Swasembada Jagung Pakan. http://www.agrina-online.com/redesign2.php?rid=7&aid=5404, diakses 1/4/15.

Pakki, S. 2005. Patogen Tular Benih Fusarium sp. dan Aspergillus sp. pada Jagung serta Pengendaliannya. Prosiding Seminar Nasional Jagung, Balai Penelitian Tanaman Serealia,

Maros. Rosandari, T.M. 2011. Jagung dan Perannya sebagai Bahan Baku Pakan Ternak Unggas. http://disnak.jatimprov.go.id/web/layananpublik/readartikel/912/jagung-dan-perannya-sebagai-bahan-baku-pakan-ternak-unggas#.U-rXSEBYTcI,diakses 13/8/14.

Rubak, Y.T. 2009. Tingkat Cemaran dan Jenis Mikobiota pada Jagung dari Kabupaten Timor Tengah Selatan. http://www.undana.ac.id/jsmallfib_top/PUB 2012/yuliana% 20tandi%20rubak.pdf, diakses 3/4/15.

Tangendjaja, B. & E. Wina. 2014. Limbah Tanaman dan Produk Samping Industri Jagung untuk Pakan. Balai Penelitian Ternak, Bogor. 29 p.

Traar, V. 2013. Mycotoxins – a Hazard in Food and Feed Production. http://www.romerlabs.com/fileadmin/user_upload/Content_Images/Press_Room/AAF004_Mycotoxins_a_hazard_in_food.pdf, diakses 11/4/15.



DOI: https://doi.org/10.22146/jpti.16066

Article Metrics

Abstract views : 3928 | views : 3325

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2016 Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia ISSN 1410-1637 (print)ISSN 2548-4788 (online) is published by the Department of Plant Protection, Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada, in collaboration with Indonesian Entomological Society (Perhimpunan Entomologi Indonesia, PEI) and Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, PFI). The content of this website is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.  

View website statistics