Strategi Pengembangan Destinasi Wisata Berbasis Folklor (Ziarah Mitos: Lahan Baru Pariwisata Indonesia)
https://doi.org/10.22146/jpt.49277 Tri Amanat(1*)
(1) Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(*) Corresponding Author
Abstract
The tourism sector is a national priority in the 2015-2019 RPJM of the Jokowi-JK government. Various parties can play an active role in opening new tourist destinations, both at local, regional, and even international levels. Many myths and legends in the community that can be used as a basis for determining the development of new tourist sites. This study used descriptive qualitative method. Recommendation material for regional selection / selection to be developed as folklore-based tourist destinations can be applied in the form of categories. The category in question is adapted from Irina-Maria Necheş (2013) as follows; the presence or absence of tangible and intangible values to be appointed, the classification of the principal values to be raised, whether mythological, religious, or historical. In other words, the effort to form an image as a regional tourism selling power in question is developed based on cultural ideas (which can be abstract) and then concretized so that visitors can enjoy them sensually.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Danandjaja, James. (2007). Folklor Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka Grafiti Pers.
Djamaris, Edward. (1993). Nilai Budaya dalam beberapa Karya Sastra Nusantara: Sastra Daerah di Sumatra (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud.
Kusumaningrum, Dian. (2009). Persepsi Wisatawan Nusantara Terhadap Daya Tarik Wisata di Kota Palembang. Tesis PS. Magister Kajian Pariwisata. Universitas Gadjah Mada.
Pendit, Nyoman S. (1994). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar. Perdana. Jakarta.
Irawan, Koko. (2010). Potensi Objek Wisata Air Terjun Serdang Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Labuhan Batu Utara. Kertas Karya. Program Pendidikan Non Gelar Pariwisata. Universitas Sumatera Utara.
Kemenpar. (2015). Rencana Strategis Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata Tahun 2015 -2019. Kemenpar RI.
Hamim Farhan dan R. Nazriyah. (2013). Prosiding Seminar Nasional. Peran Ekonomi dalam Pembangunan Nasional yang Berkelanjutan Gresik 29—30 Juni 2013: Pengembangan Pariwisata Berbasis Budaya Lokal-Budaya Religi Sebagai Upaya Pendukung Peningkatan Industri Pariwisata Daerah Gresik.
Jaelani, Abdul Kadir. (2017). “Implikasi Berlakunya Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pariwisata Halal di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Timur”. Tesis. Program Studi Magister Hukum Konsentrasi Hukum Kenegaraan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Masri Ridwan, Ach.Fatchan, I Komang Astina. (2016). Potensi Objek Wisata Toraja Utara Berbasis Kearifan Lokal sebagai Sumber Materi Geografi Pariwisata. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan. Volume: 1 Nomor: 1 Bulan Januari Tahun 2016 Halaman: 1—10
Necheş , I. (2011), “Geoheritage Conservation Through Geotourism. Case Study: The Bucegi Plateau”, in Dombay, Ş ., Z. Magyari-Sáska (2011), The Role of Tourism in Territorial Development , IV International Conference Gheorgheni, Presa Universitar ă Clujean ă , Cluj-Napoca, pp. 141-148.
Nurdin. Strategi Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat Di Pulau Samalona, Makassar. JUMPA Volume 3 Nomor 1 Juli 2016. Hal 175—189
http://siarah9guamaria.blogspot.com/2016/07/gua-maria-sriningsih-klaten.html 24 Juli 2018
https://katadata.co.id/infografik/2015/02/17/pariwisata-andalan-penghasil-devisa 25 Juli 2018
http://setkab.go.id/tahun-2017-kita-genjot-sektor-pariwisata/ 25 Juli 2018
http://www.pikiran-rakyat.com/kolom/2017/01/09/instagramable-390062, 24 Juli 2018
DOI: https://doi.org/10.22146/jpt.49277
Article Metrics
Abstract views : 5733
| 
views : 6566
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Tri Amanat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.