Upaya Pencegahan Disfungsi Dasar Panggul Pasca Persalinan Vaginal oleh Kelompok Bidan Berbasis Aplikasi KIPPas Jogja (Kartu Instrumen Prediktor Pangastuti Jogja) di Desa Pandowoharjo, Kabupaten Sleman, DIY
Nuring Pangastuti(1*), Murwantoro Panghargiyo(2), Chentia Misse Issabella(3), Pramudita Putri Dyatmika Mandegani(4), Fauzan Achmad Maliki(5), RM Wiskara Jatipradresthya(6)
(1) Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
(2) Program Studi Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Teknologi Yogyakarta
(3) Program Studi Pendidikan Profesi Bidan, STIKES Guna Bangsa Yogyakarta
(4) Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
(5) Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
(6) Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
Latar belakang: disfungsi atau terganggunya fungsi dasar panggul terdiri dari beberapa macam gambaran klinis, antara lain prolaps organ panggul, inkontinensia urin atau fekal, maupun gangguan fungsi seksual. Disfungsi dasar panggul pada perempuan sering dikaitkan dengan kejadian persalinan vaginal yang dialami sebelumnya. Pertolongan persalinan vaginal dapat dilakukan oleh berbagai profesi tenaga kesehatan, termasuk para bidan. Meskipun pertolongan persalinan normal telah dilakukan secara rutin, masih dijumpai beberapa permasalahan terkait pencegahan disfungsi dasar panggul pasca persalinan vaginal. Salah satu cara untuk membantu upaya pencegahan tersebut adalah dengan menggunakan KIPPas Jogja (Kartu Instrumen Prediktor Pangastuti Jogja), suatu instrumen atau alat bantu sebagai prediktor terjadinya disfungsi dasar panggul pasca persalinan vaginal.
Tujuan: melakukan sosialisasi penggunaan KIPPas Jogja pada kelompok mitra bidan di wilayah Pandowoharjo Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka upaya pencegahan disfungsi dasar panggul pasca persalinan vaginal.
Metode: kegiatan dilakukan dalam bentuk pengabdian masyarakat pada bulan Agustus 2022. Bentuk aktifitas berupa pertemuan kelompok, ceramah, diskusi interaksi, praktikum, penyampaian buklet panduan dan buku pengetahuan tentang faktor risiko disfungsi dasar panggul perempuan, serta video panduan penggunaan KIPPas Jogja, kepada mitra bidan di wilayah Pandowoharjo Sleman, Kabupaten Sleman, DIY.
Hasil dan diskusi: terdapat beberapa permasalahan bidan dalam pengelolaan kehamilan dan persalinan yang masih perlu mendapat perhatian. KIPPas Jogja merupakan suatu alat bantu atau instrumen dalam bidang kesehatan yang digunakan untuk membantu melakukan prediksi terjadinya disfungsi dasar panggul khususnya prolaps organ panggul pada perempuan pasca persalinan vaginal. KIPPas Jogja memiliki bentuk kartu, program aplikasi android, serta aplikasi berbasis web, yang dapat berperan pada upaya pencegahan disfungsi dasar panggul perempuan pasca persalinan vaginal. Mitra bidan diharapkan dapat mengenali kasus-kasus disfungsi dasar panggul serta melakukan upaya tindak lanjut pencegahan terjadinya atau memberatnya disfungsi dasar panggul, sehingga akan mengurangi risiko penurunan kualitas hidup perempuan.
Kesimpulan: terdapat peningkatan pemahaman mitra bidan tentang disfungsi dasar panggul serta kemampuan melakukan deteksi faktor risiko, tercapai pemahaman baru mengenai instrumen KIPPas Jogja. Selanjutnya dengan pemahaman yang telah ada akan bermanfaat dalam upaya pencegahan disfungsi dasar panggul perempuan, khususnya pasca persalinan vaginal.
Kata Kunci: KIPPas Jogja; aplikasi; instrumen; disfungsi; panggul
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Gyhagen M, Bullarbo M, Nielsen TF, Milsom I. The prevalence of urinary incontinence 20 years after childbirth: A national cohort study in singleton primiparae after vaginal or caesarean delivery. BJOG An Int J Obstet Gynaecol. 2013;120(2):144–51. 2. Herbruck, L.F. The impact of childbirth on the pelvic floor. Urol. Nurs. 2008;28, 173. 3. Santoso, B.I. Budi Iman Santoso Assessment (BISA): a model for predicting levator ani injury after vaginal delivery. Med. J. Indones. 2012;21,102–7. 4. Wilson D, Dornan J, Milsom I, Freeman R. UR-CHOICE: can we provide mothers-to-be with information about the risk of future pelvic floor dysfunction? Int Urogynecol J. 2014;25(11):1449-52. 5. Memon HU, Handa VL. Vaginal childbirth and pelvic floor disorders. Women’s Health. 2013;9(3):265–77. 6. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman. 2022. http://slemankab.bps.go.id 7. Profil Kesehatan Kabupaten Sleman Tahun 2020. http://dinkes.slemankab.go.id 8. Pangastuti N. Buku Faktor risiko sebagai prediksi disfungsi dasar panggul pasca persalinan vaginal (Pengenalan KIPPas Jogja). 2018. CV Gemasodiri.
DOI: https://doi.org/10.22146/jkr.78132
Article Metrics
Abstract views : 1102 | views : 948Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 The Author(s)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
SEKRETARIAT JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI
Departemen Obstetri dan Ginekologi, FK-KMK, UGM/RS Dr. Sardjito
Jl. Kesehatan No. 1, Sekip Utara, Yogyakarta 55281
Tlp: (0274) 511329 / Faks: (0274) 544003
Email: jurnal.kesehatanreproduksi@ugm.ac.id
Cp: Dwi Astuti +6281802698043