HUBUNGAN EPISIOTOMI TERHADAP INKONTINENSIS URIN: SUATU STUDI EPIDEMIOLOGI

https://doi.org/10.22146/jkr.12641

Novita Sari(1*), Edi Patmini(2), Agung Nugroho(3), Muhammad Nurhadi Rahman(4)

(1) Gadjah Mada University
(2) 
(3) 
(4) 
(*) Corresponding Author

Abstract


HUBUNGAN EPISIOTOMI TERHADAP INKONTINENSIS URIN: SUATU STUDI EPIDEMIOLOGI

Novita Sari1, Edi Patmini2, Agung Nugroho3, Muhammad Nurhadi Rahman4

ABSTRACT

Background:The mortality rate of urinary incontinence is low but it greatly affects a person’s quality of
life as can cause embarrassment and discomfort. Consequently it affects psychosocial impact of patient.
Urinary incontinence 2-3 times more often experienced by women in comparison with men because of
trauma risk to the connective tissue, muscle, and nerve during childbirth.
Objective: To assess association between episiotomy and nonepisiotomy vaginal delivery method on
urinary incontinence among postpartum woman.
Method: A cross sectional study was conducted toward women with post vaginal delivery in Bantul
Hospital during the period of March-August 2014. After considering the inclusion and exclusion criteria,
there were 95 women included in the study (44 women with episiotomy vaginal delivery and 51 women
with nonepisiotomy vaginal delivery). Questionnaire for Urinary Incontinence Diagnosis (QUID)was
administered to measure urinary incontinence in postpartum women. Data were analyzed using SPSS
software version 19.
Result and Discussion: The occurrence of urinary incontinence in this research was 45.3%, among these
39.5% were women with episiotomy vaginal delivery, and 60.5% were women with nonepisiotomy vaginal
delivery method (p=0.228 and RP =0.76).
Conclusion: Urinary incontinence among postpartum women is not significantly different among women
who delivered with episiotomy and non episiotomy.
Keyword: Urinary incontinence, vaginal delivery, episiotomy, nonepisiotomy

ABSTRAK

Latar Belakang:Inkontinensi urin bukan masalah yang mematikan tetapi inkontinensi urin mempengaruhi
kualitas hidup seseorang karena menimbulkan rasa malu dan tidak nyaman, sehingga memberikan
dampak psikososial pada pasien inkontinensi urin. Inkontinensi urin 2-3 kali lebih sering dialami oleh
wanita dibandingkan dengan pria karena adanya risiko terjadinya trauma pada jaringan ikat, otot, dan
cedera saraf saat melakukan persalinan.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara persalinan vaginal dengan tindakan episiotomi dan nonepisiotomi
terhadap kejadian inkontinensi urin pada wanita postpartum.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional dengan 44 subjek pada kelompok persalinan
vaginal episiotomi dan 51 subjek pada kelompok persalinan vaginal nonepisiotomi. Kuesioner QUID
(Questionnaire for Urinary Incontinence Diagnosis) digunakan untuk mengukur inkontinensi urin pada
wanita postpartum. Data kemudian dianalisis menggunakan software SPSS versi 19.

Hasil:Angka kejadian inkontinensi urin pada subjek penelitian yaitu 45,3%, sedangkan pada kelompok
persalinan vaginal episiotomi 39,5% dan persalinan vaginal nonepisiotomi 60,5% (p=0,228 dan RP=0,76).
Kesimpulan:Tidak ada hubungan yang signifikan antara persalinan vaginal dengan tindakan episiotomi
dan nonepisiotomi terhadap terjadinya inkontienesi urin postpartum.

Kata kunci:Inkontinensi urin, persalinan vaginal, episiotomy dan nonepisiotomi.

1 Mahasiswa S1 Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran UGM
2,4 Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran UGM / RSUP Dr. Sardjito
3 Bagian Kesehatan Ibu dan Anak, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran UGM





DOI: https://doi.org/10.22146/jkr.12641

Article Metrics

Abstract views : 2514 | views : 2492

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Jurnal Kesehatan Reproduksi



Jurnal Kesehatan Reproduksi Indexed by:

 

 



SEKRETARIAT JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI
Departemen Obstetri dan Ginekologi, FK-KMK, UGM/RS Dr. Sardjito
Jl. Kesehatan No. 1, Sekip Utara, Yogyakarta 55281
Tlp: (0274) 511329 / Faks: (0274) 544003
Email: jurnal.kesehatanreproduksi@ugm.ac.id
Cp: Dwi Astuti +6281802698043