Benarkah Pemberian ASI Dapat Menekan Ancaman Stunting?

https://doi.org/10.22146/jkki.51266

Nelayesiana Bachtiar(1*)

(1) BPS Kota Pekanbaru Provinsi Riau
(*) Corresponding Author

Abstract


Pemberian pemenuhan kecukupan kebutuhan Air Susu Ibu (ASI) pada baduta (bayi di bawah dua tahun) merupakan salah satu program pemerintah guna menekan ancaman laju prevalensi stunting. Namun, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah baduta yang masih diberi ASI di Indonesia semakin mengalami penurunan. Sejalan dengan itu, prevalensi baduta stunting secara umum juga mengalami penurunan. Maka penting untuk mengetahui adakah hubungan antara pemenuhan pemberian ASI dengan jumlah baduta stunting di Indonesia. Penelitian ini menggambarkan upaya pemenuhan pemberian ASI pada baduta demi menekan laju prevalensi baduta stunting. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yang menggunakan data sekunder tahun 2015-2017, dilengkapi dengan analisis regresi sederhana dan kuadran analisis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tiga tahun upaya pemerintah dalam pencapaian penurunan prevalensi baduta stunting melalui program pemberian ASI kepada baduta belum tercapai secara maksimal pada beberapa provinsi di Indonesia. Temuan penting lainnya adalah bahwa pemberian ASI tidak memiliki hubungan dengan penurunan angka stunting artinya ada faktor-faktor lain yang diduga berhubungan langsung dengan penurunan angka stunting tersebut. Dari hasil kuadran analisis, Provinsi DI Yogyakarta adalah provinsi terbaik yang dapat dijadikan acuan bagi provinsi lainnya karena berhasil menekan prevalensi baduta stunting lebih baik dari provinsi-provinsi lainnya. Analisis kuadran pada tahun 2016 dan 2017 juga mengindikasikan bahwa belum ada pola seragam dari setiap daerah dalam memperbaiki dan mempertahankan capaian yang mereka peroleh pada tahun sebelumnya. Sebagian daerah mengalami perbaikan, sebagian lain malah mengalami penurunan.

Keywords


Program ASI; TPB; Stunting; Baduta

Full Text:

PDF


References

Aguayo VM, Menon P. Stop stunting: improving child feeding, women's nutrition and household sanitation in South Asia. Maternal & child nutrition. 2016 May;12:3-11. 2. Black RE, Victora CG, Walker SP, Bhutta ZA, Christian P, De Onis M, Ezzati M, Grantham-McGregor S, Katz J, Martorell R, Uauy R. Maternal and child undernutrition and overweight in low-income and middle-income countries. The lancet. 2013 Aug 3;382(9890):427-51. 3. Bloem MW, de Pee S, Le Hop T, Khan NC, Laillou A, Minarto, Moench-Pfanner R, Soekarjo D, Soekirman, Solon JA, Theary C. Key strategies to further reduce stunting in Southeast Asia: Lessons from the ASEAN countries workshop. Food and nutrition bulletin. 2013 Jun;34(2_suppl1):S8-16. 4. Dewey KG, Mayers DR. Early child growth: how do nutrition and infection interact?. Maternal & child nutrition. 2011 Oct;7:129-42. 5. Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian air susu ibu eksklusif. Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia; 2012. 6. Kementrian Kesehatan RI. InfoDATIN: Situasi Balita Pendek. Jakarta: Pusat Data dan Informasi. 2016. 7. Indonesia MP. Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2014. 8. Indonesia PR. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang gerakan masyarakat hidup sehat; 2017. 9. Indonesia, S. W. P. R. Strategi nasional percepatan pencegahan anak kerdil (stunting). Jakarta: Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia; 2018. 10. Kesehatan K, Penelitian B, Kesehatan P. Hasil utama RISKESDAS 2018. Jakarta [ID]: Balitbangkes Kementerian Kesehatan; 2018. 11. Kemiskinan TN. 100 kabupaten/kota prioritas untuk intervensi anak kerdil (stunting). Jakarta: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan; 2017. 12. Kesehatan K. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2009. 13. Lewit EM, Kerrebrock N. Population-based growth stunting. The future of children. 1997 Jul 1:149-56. 14. Mitra M. Stunting problems and interventions to prevent stunting (a Literature Review). Jurnal Kesehatan Komunitas. 2015;2(6):254-61. 15. Nasional KP. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2014. 16. Rakyat KK. Kerangka kebijakan gerakan nasional percepatan perbaikan gizi dalam rangka seribu hari pertama kehidupan (gerakan 1000 HPK). Jakarta: Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat; 2013. 17. Rokx C, Subandoro A, Gallagher P. Aiming High: Indonesia's ambition to reduce stunting. Washington DC: International Bank for Reconstruction and Development/The World Bank; 2018. 18. Tarigan M. Stunting Indonesia urutan 4 dunia, jangan bangga bila kerdil. Jakarta: Tempo.co; 2018 [cited 3 Juli 2018]. Available from: https://gaya.tempo.co/read/1103362



DOI: https://doi.org/10.22146/jkki.51266

Article Metrics

Abstract views : 2066 | views : 2099

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI [ISSN 2089 2624 (print); ISSN 2620 4703 (online)] is published by Center for Health Policy and Management (CHPM). This website is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Built on the Public Knowledge Project's OJS 2.4.8.1.
 Web
Analytics View My Stats